31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Rombongan Umrah 30 Orang, 7 Warga Sumut

MERS Virus.
MERS Virus.

SUMUTPOS.CO – Plh Kadis Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati menyebutkan, hasil penelusuran petugas kesehatan dari rekan kontak pasien yang suspect MERS Corona Virus, ada 30 orang dalam rombongan jamaah umrah.

Dari 30 orang tersebut, hanya terdapat 7 orang warga Sumatera Utara. “Lima orang dari Madina dan seorang di antaranya meninggal dunia. Sisanya, 23 orang lagi jemaah asal Provinsi Aceh dari Lhoksukun dan Langsa,” ucap Sri, Selasa (6/5).

Dari penelusuran tersebut, lanjutnya, 6 orang warga Sumut masih dalam pantauan. Sementara ini, kondisi mereka masih tetap sehat. “Sedangkan warga Aceh, kita tidak tahu, mungkin koordinasinya lewat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),” sebutnya.

Keenam warga Sumut itu, empat di antaranya pria asal Kabupaten Mandailing Natal. Masing-masing JMN (43), MTBN (52), HMT (14), dan MUR (54). Sementara dua lagi yakni NABA (39) perempuan asal Langkat dan SBK (49) pria asal Kabupaten Deli Serdang.

Menurut Sri, mereka masih memantau khusus warga Sumut yang tergabung dalam jemaah umroh dengan almarhum suspect MERS. Sedangkan, penumpang biasa dalam satu pesawat dengan jemaah tersebut, tidak dipantau. “Kita imbau, masyarakat yang ada kontak dengan orang yang baru pulang umroh, dan memiliki gejala MERS, langsung berobat ke sarana pelayananan kesehatan,” ucapnya.

Selain itu, katanya, mereka juga mengirimkan edaran ke seluruh jajaran dinas kesehatan dan rumah sakit se-Sumatera Utara untuk siaga MERS Corona Virus (MERS-COV).

Sri Suryani Purnamawati menjelaskan, pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut kepada Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan kini tengah melakukan investigasi terhadap anggota rombongan yang bersama korban melakukan perjalanan umroh.

Investigasi mulai dilakukan pada Senin (5/5) dan Dinas Kesehatan Sumut belum dapat memastikan apakah korban benar terjangkit MERS karena pihak keluarga menolak dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban.

“Pak Gubernur sudah kita beri laporan. Dan Pak Gubsu meminta masyarakat untuk tidak panik. Karena tim Dinas Kesehatan terus bekerja menuntaskan kasus ini,” kata Sri.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan, dr Wiendra menyatakan, mereka tetap mewaspadai kasus MERS Corona Virus di pintu masuk Bandara Kuala Namu Internasional.

“Alat pemantau suhu badan sudah terpasang. Saat ini kita waspada MERS. Saat ini kita lakukan screening ketat terhadap jemaah umroh. Standar operasional prosedurnya, jika ada penumpang suspect, langsung kita rujuk ke rumah sakit,” sebutnya.

Sebaliknya, sebut Wiendra, jemaah umrah diminta mengutamakan kesehatan dengan memakai masker, makan bergizi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kalau sakit segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Ditanya soal riwayat kontak almarhum suspect MERS, menurutnya, hal itu sudah mereka lakukan. Termasuk manifest penumpang yang satu pesawat dengan almarhum.

Koordinator Wilayah Kerja Bandara Kualanamu KKP Medan, dr Maruli Siahaan menyebutkan, saat ini mereka sudah memasang termal scan (pemeriksa suhu badan). Mereka lebih mewaspadai penumpang yang baru datang dari Arab Saudi. Untuk penanggulangannya, setiap jemaah umrah diberi alert card (kartu kewaspadaan) MERS CoV. “Jadi, jika sewaktu-waktu ada gejala, mereka bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit,” ucapnya. (cr-2/ran/wan/rud/smg)

MERS Virus.
MERS Virus.

SUMUTPOS.CO – Plh Kadis Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati menyebutkan, hasil penelusuran petugas kesehatan dari rekan kontak pasien yang suspect MERS Corona Virus, ada 30 orang dalam rombongan jamaah umrah.

Dari 30 orang tersebut, hanya terdapat 7 orang warga Sumatera Utara. “Lima orang dari Madina dan seorang di antaranya meninggal dunia. Sisanya, 23 orang lagi jemaah asal Provinsi Aceh dari Lhoksukun dan Langsa,” ucap Sri, Selasa (6/5).

Dari penelusuran tersebut, lanjutnya, 6 orang warga Sumut masih dalam pantauan. Sementara ini, kondisi mereka masih tetap sehat. “Sedangkan warga Aceh, kita tidak tahu, mungkin koordinasinya lewat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),” sebutnya.

Keenam warga Sumut itu, empat di antaranya pria asal Kabupaten Mandailing Natal. Masing-masing JMN (43), MTBN (52), HMT (14), dan MUR (54). Sementara dua lagi yakni NABA (39) perempuan asal Langkat dan SBK (49) pria asal Kabupaten Deli Serdang.

Menurut Sri, mereka masih memantau khusus warga Sumut yang tergabung dalam jemaah umroh dengan almarhum suspect MERS. Sedangkan, penumpang biasa dalam satu pesawat dengan jemaah tersebut, tidak dipantau. “Kita imbau, masyarakat yang ada kontak dengan orang yang baru pulang umroh, dan memiliki gejala MERS, langsung berobat ke sarana pelayananan kesehatan,” ucapnya.

Selain itu, katanya, mereka juga mengirimkan edaran ke seluruh jajaran dinas kesehatan dan rumah sakit se-Sumatera Utara untuk siaga MERS Corona Virus (MERS-COV).

Sri Suryani Purnamawati menjelaskan, pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut kepada Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan kini tengah melakukan investigasi terhadap anggota rombongan yang bersama korban melakukan perjalanan umroh.

Investigasi mulai dilakukan pada Senin (5/5) dan Dinas Kesehatan Sumut belum dapat memastikan apakah korban benar terjangkit MERS karena pihak keluarga menolak dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban.

“Pak Gubernur sudah kita beri laporan. Dan Pak Gubsu meminta masyarakat untuk tidak panik. Karena tim Dinas Kesehatan terus bekerja menuntaskan kasus ini,” kata Sri.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Medan, dr Wiendra menyatakan, mereka tetap mewaspadai kasus MERS Corona Virus di pintu masuk Bandara Kuala Namu Internasional.

“Alat pemantau suhu badan sudah terpasang. Saat ini kita waspada MERS. Saat ini kita lakukan screening ketat terhadap jemaah umroh. Standar operasional prosedurnya, jika ada penumpang suspect, langsung kita rujuk ke rumah sakit,” sebutnya.

Sebaliknya, sebut Wiendra, jemaah umrah diminta mengutamakan kesehatan dengan memakai masker, makan bergizi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kalau sakit segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Ditanya soal riwayat kontak almarhum suspect MERS, menurutnya, hal itu sudah mereka lakukan. Termasuk manifest penumpang yang satu pesawat dengan almarhum.

Koordinator Wilayah Kerja Bandara Kualanamu KKP Medan, dr Maruli Siahaan menyebutkan, saat ini mereka sudah memasang termal scan (pemeriksa suhu badan). Mereka lebih mewaspadai penumpang yang baru datang dari Arab Saudi. Untuk penanggulangannya, setiap jemaah umrah diberi alert card (kartu kewaspadaan) MERS CoV. “Jadi, jika sewaktu-waktu ada gejala, mereka bisa langsung ke puskesmas atau rumah sakit,” ucapnya. (cr-2/ran/wan/rud/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/