34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Dirut PD Pasar & Kabag Nyaris Baku Hantam

Foto: Wiwin/PM Benny Sihotang (berdiri) dan Dahnan Siregar (baju putih duduk), adu mulut di kantor DPRD Medan, Kamis (7/1/2016).
Foto: Wiwin/PM
Benny Sihotang (berdiri) dan Dahnan Siregar (baju putih duduk), adu mulut di kantor DPRD Medan, Kamis (7/1/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Plt Dirut PD Pasar Medan, Benny Sihotang tak bisa menahan emosi. Dia tersinggung dengan ucapan Kabag Perekonomian merangkap Badan Pengawas Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Dahnar Siregar. Akibatnya, dua pejabat Pemko Medan itu nyaris baku hantam.

Peristiwa itu terjadi usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi C DPRD Medan, membahas persoalan Pasar Kemiri, Kamis (7/1).

Benny terlihat tidak terima dengan pernyataan menyudutkan PD Pasar yang diutarakan Dahnar dalam RDP tersebut.

“Kalau kita lihat benang merahnya ini persoalan komunikasi. Kami dari badan pengawas jadi berpikir ada apa sebenarnya disana? Rupanya terkait pedagang. Makanya pak Dirut semalam baru saja rapat. Kalau mau renovasi buat surat tidak keberatan pedagang. Kami nggak mau seperti ini,” ujar Dahnar dalam rapat.

Dahnar juga diminta menjelaskan dana hibah penyertaan modal tahun 2012 kepada PD Pasar yang digunakan untuk melakukan renovasi lantai pasar kemiri sebesar Rp120 juta. Sebab, sebelumnya pedagang Pasar Kemiri terlebih dahulu menyentil soal nominal tersebut.

“Jadi apa yang tadi ditanyakan sama pedagang soal dana Rp120juta, kita bahas saja pak Dirut. Pedagang ini polos-polos saja. Mereka bilang itu dari Walikota dananya,” tutur Dahnar.

“Itu adalah dana hibah konteksnya penyertaan modal untuk 3 PD di Medan yang dilaksanakan pada 2013, 2014 dan 2015. Apakah dana itu digunakan untuk penimbunan nanti saya lihat dulu RKTnya. Saya tidak bisa membenarkan anggarannya itu apakah benar untuk itu,” tambah Dahnar.

Dahnar juga menyinggung persoalan renovasi meja pedagang pasar kemiri yang dilakukan tanpa diketahui oleh PD Pasar Medan.

“Soal renovasi meja itu menurut saya parah itu. Pembangunan meja di parkiraan juga harus ada perubahan peruntukkannya. Jadi pimpinan sebaiknya kita bersama-sama cek saja ke lapangan supaya kita lihat,” pinta Dahnar kepada pimpinan rapat yang juga ketua komisi C DPRD Medan, Anton Panggabean.

Saat itu lah emosi Benny muncul. Ia mengaku pusing dengan gaya Dahnar. Ia meminta badan pengawas agar juga berada di barisan terdepan. Jangan hanya sembunyi di belakang.

“Saya juga bingung. Harusnya kita ribut pas anggaran. Jangan di sini. Terus terang kalau kita buka-bukaan di sini payah ini. Saya paling enggak suka cara- cara seperti ini. Tadi dikatakan tidak ada surat dari pedagang jadi macam mana mau dilaporkan. Jadi badan pengawas silahkan tinjau ke lapangan,” ujar Benny.

“Jadi pak Dahnar, bapak jangan melihat kami PD Pasar ada apa apa. Kita ribut di sini jadi malu saya. Jadi terpancing emosi dengan gaya-gaya pak Dahnar ini. Pusing kali saya. Nanti pak Dahnar kita ketemu lagi nanti. Maaf pimpinan saya terbawa emosi,” ujar Benny.

Foto: Wiwin/PM Benny Sihotang (berdiri) dan Dahnan Siregar (baju putih duduk), adu mulut di kantor DPRD Medan, Kamis (7/1/2016).
Foto: Wiwin/PM
Benny Sihotang (berdiri) dan Dahnan Siregar (baju putih duduk), adu mulut di kantor DPRD Medan, Kamis (7/1/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Plt Dirut PD Pasar Medan, Benny Sihotang tak bisa menahan emosi. Dia tersinggung dengan ucapan Kabag Perekonomian merangkap Badan Pengawas Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Dahnar Siregar. Akibatnya, dua pejabat Pemko Medan itu nyaris baku hantam.

Peristiwa itu terjadi usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi C DPRD Medan, membahas persoalan Pasar Kemiri, Kamis (7/1).

Benny terlihat tidak terima dengan pernyataan menyudutkan PD Pasar yang diutarakan Dahnar dalam RDP tersebut.

“Kalau kita lihat benang merahnya ini persoalan komunikasi. Kami dari badan pengawas jadi berpikir ada apa sebenarnya disana? Rupanya terkait pedagang. Makanya pak Dirut semalam baru saja rapat. Kalau mau renovasi buat surat tidak keberatan pedagang. Kami nggak mau seperti ini,” ujar Dahnar dalam rapat.

Dahnar juga diminta menjelaskan dana hibah penyertaan modal tahun 2012 kepada PD Pasar yang digunakan untuk melakukan renovasi lantai pasar kemiri sebesar Rp120 juta. Sebab, sebelumnya pedagang Pasar Kemiri terlebih dahulu menyentil soal nominal tersebut.

“Jadi apa yang tadi ditanyakan sama pedagang soal dana Rp120juta, kita bahas saja pak Dirut. Pedagang ini polos-polos saja. Mereka bilang itu dari Walikota dananya,” tutur Dahnar.

“Itu adalah dana hibah konteksnya penyertaan modal untuk 3 PD di Medan yang dilaksanakan pada 2013, 2014 dan 2015. Apakah dana itu digunakan untuk penimbunan nanti saya lihat dulu RKTnya. Saya tidak bisa membenarkan anggarannya itu apakah benar untuk itu,” tambah Dahnar.

Dahnar juga menyinggung persoalan renovasi meja pedagang pasar kemiri yang dilakukan tanpa diketahui oleh PD Pasar Medan.

“Soal renovasi meja itu menurut saya parah itu. Pembangunan meja di parkiraan juga harus ada perubahan peruntukkannya. Jadi pimpinan sebaiknya kita bersama-sama cek saja ke lapangan supaya kita lihat,” pinta Dahnar kepada pimpinan rapat yang juga ketua komisi C DPRD Medan, Anton Panggabean.

Saat itu lah emosi Benny muncul. Ia mengaku pusing dengan gaya Dahnar. Ia meminta badan pengawas agar juga berada di barisan terdepan. Jangan hanya sembunyi di belakang.

“Saya juga bingung. Harusnya kita ribut pas anggaran. Jangan di sini. Terus terang kalau kita buka-bukaan di sini payah ini. Saya paling enggak suka cara- cara seperti ini. Tadi dikatakan tidak ada surat dari pedagang jadi macam mana mau dilaporkan. Jadi badan pengawas silahkan tinjau ke lapangan,” ujar Benny.

“Jadi pak Dahnar, bapak jangan melihat kami PD Pasar ada apa apa. Kita ribut di sini jadi malu saya. Jadi terpancing emosi dengan gaya-gaya pak Dahnar ini. Pusing kali saya. Nanti pak Dahnar kita ketemu lagi nanti. Maaf pimpinan saya terbawa emosi,” ujar Benny.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/