26.7 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Progres Underpass Titi Kuning Masih 50 Persen

Dia menjelaskan sebelumnya sudah ada pertemuan dengan pelaksana proyek menyangkut relokasi utilitas ini. Pihaknya juga telah sepakat menganggarkan biaya pemindahan pipa berdiameter 35 centimeter tersebut. Namun taksiran awal dengan fakta di lapangan ternyata tak sesuai, sehingga sedikit memperlambat pemindahan dilakukan.

“Mulanya kita sudah ready anggaran untuk (utilitas) yang crossing. Namun rupanya ada tiga titik utilitas kita di sana.  Termasuk mesti disiapkan boks untuk utilitasnya supaya aman saat direlokasi. Di situ pihak Hutama Karya (pelaksana proyek) keberatan. Padahal anggaran yang kami siapkan untuk crossing saja,” katanya.

Dikatakannya, panjang pipa di titik persimpangan tersebut semula diperkirakan tidak jauh direlokasi. Dimana pipa berdiameter 35 centimeter tersebut yang tadinya cuma 50 meter direlokasi, ternyata jarak pindahnya hampir 1 kilometer. “Begitupun tetap kami kerjakan. Meski mutarnya hampir satu kilo,” katanya.

Pekerjaan itu, disebutnya, dilakukan tiga tahap. Karena yang urgen itu pada titik persimpangan (crossing). Pihaknya pun saat ini sedang mengebut pekerjaan tersebut. Apalagi mengingat PT HK tengah fokus pada pengorekan di persimpangan itu. “Kemudian untuk tahap dua kami kerjakan yang sisi utara, lalu selatannya. Kita perkirakan biayanya hampir sekitar Rp1,5 miliar untuk relokasi tersebut. Dan target kami akhir Maret mendatang sudah selesai,” katanya.

Menurut informasi yang ia peroleh, kata Jumirin, sudah ada pekerja yang memindahkan utilitas milik PDAM sejak bulan lalu. Setelah selesai di tahap persimpangan, pihaknya akan memindahkan utilitas sisi bagian utara dan selatan di sekitar proyek prestius pertama di Pulau Sumatera tersebut.

“Kami mendukung dan komit terhadap pembangunan underpass ini. Memang karena ada perubahan rencana di awal, yang membuat sedikit kendala kami mengerjakannya. Sebab perkiraan kami cuma memindahkan di titik crossing itu saja, tak tahunya harus mutar lagi. Rupanya kondisi eksisting berbeda dengan taksiran kita. Anggaran yang kita pakai pun dari kas perusahaan kita sendiri,” pungkasnya. (ain/ila)

 

Dia menjelaskan sebelumnya sudah ada pertemuan dengan pelaksana proyek menyangkut relokasi utilitas ini. Pihaknya juga telah sepakat menganggarkan biaya pemindahan pipa berdiameter 35 centimeter tersebut. Namun taksiran awal dengan fakta di lapangan ternyata tak sesuai, sehingga sedikit memperlambat pemindahan dilakukan.

“Mulanya kita sudah ready anggaran untuk (utilitas) yang crossing. Namun rupanya ada tiga titik utilitas kita di sana.  Termasuk mesti disiapkan boks untuk utilitasnya supaya aman saat direlokasi. Di situ pihak Hutama Karya (pelaksana proyek) keberatan. Padahal anggaran yang kami siapkan untuk crossing saja,” katanya.

Dikatakannya, panjang pipa di titik persimpangan tersebut semula diperkirakan tidak jauh direlokasi. Dimana pipa berdiameter 35 centimeter tersebut yang tadinya cuma 50 meter direlokasi, ternyata jarak pindahnya hampir 1 kilometer. “Begitupun tetap kami kerjakan. Meski mutarnya hampir satu kilo,” katanya.

Pekerjaan itu, disebutnya, dilakukan tiga tahap. Karena yang urgen itu pada titik persimpangan (crossing). Pihaknya pun saat ini sedang mengebut pekerjaan tersebut. Apalagi mengingat PT HK tengah fokus pada pengorekan di persimpangan itu. “Kemudian untuk tahap dua kami kerjakan yang sisi utara, lalu selatannya. Kita perkirakan biayanya hampir sekitar Rp1,5 miliar untuk relokasi tersebut. Dan target kami akhir Maret mendatang sudah selesai,” katanya.

Menurut informasi yang ia peroleh, kata Jumirin, sudah ada pekerja yang memindahkan utilitas milik PDAM sejak bulan lalu. Setelah selesai di tahap persimpangan, pihaknya akan memindahkan utilitas sisi bagian utara dan selatan di sekitar proyek prestius pertama di Pulau Sumatera tersebut.

“Kami mendukung dan komit terhadap pembangunan underpass ini. Memang karena ada perubahan rencana di awal, yang membuat sedikit kendala kami mengerjakannya. Sebab perkiraan kami cuma memindahkan di titik crossing itu saja, tak tahunya harus mutar lagi. Rupanya kondisi eksisting berbeda dengan taksiran kita. Anggaran yang kita pakai pun dari kas perusahaan kita sendiri,” pungkasnya. (ain/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/