27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Classical Karaoke Tak Tersentuh

Razia tempat hiburan malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski tetap beroperasi di bulan Ramadan, New D’Bluess yang berada di Komplek Millenium Plaza, Jalan Kapten Muslim Medan belum ditindak tegas Dinas Pariwisata Medan. Tak hanya itu, tempat hiburan malam lainnya yakni Clasical di Jalan Putri Hijau paling aman dari sentuhan petugas.

Faktanya memang, tak hanya di bulan Ramadan saja, Classical tak pernah sekalipun dijamah Badan Narkotika Nasional (BNN) maupun aparat polisi saat merazia tempat hiburan malam yang diduga jadi peredaran narkoba. Sedangkan di bulan Ramadan ini, Classical tetap beroperasi siang hari hingga menjelang pagi.

Seperti diakui salah satu pengunjung wanita, Wani, warga Jalan Bromo Medan ini. Ia bersama teman kencannya masuk ke Classical sejak sore hingga dini hari kemarin. “Siapa bilang Classical tutup bulan Puasa? Buka kok sampai pagi. Tapi untuk pelanggan yang sudah biasa aja yang dikasih KTV. Semua orang sudah tahu lah Classical gak pernah tersentuh dan paling aman. Makanya banyak orang Chines dugem di tempat itu. Kalau gak percaya, buktikan sendiri saja. Gampang kok,” ujar wanita bertubuh kurus dan berambut pirang ini.

Dibiarkannya kedua lokasi hiburan malam ini tetap beroperasi menunjukkan Dispar Kota Medan terkesan takut. Bahkan, diduga sengaja dilindungi oknum tertentu di dinas itu. Hal ini semakin dikuatkan dengan lokasi hiburan malam yang dirazia adalah warung remang –remang kelas teri, permainan billiard, dan lainnya. Sedangkan Clasical tidak pernah tersentuh. Begitu juga New D’Bluess Karaoke, Spa dan Lounge, dirazia tapi besoknya dibiarkan kembali beroperasi.

Sekretaris Dispar Kota Medan Budi Hariono mengakui pihaknya sudah memberikan surat teguran/peringatan kepada manajemen New D’Bluess. “Waktu penyerahan (peringatan, Red) pintu depan tutup tapi sepeda motor banyak di situ. Jadi begitu kami kasih surat itu, kami lewati memang sudah tutup,” katanya, Kamis (7/6).

Sedangkan soal tak tersentuhnya Classical dari aparat,

Budi enggan berkomentar. “Sudah tahunya kalian itu jawabannya. Tiap tahunnya seperti ini. Jadi tidak perlu lagi dijelaskan,” katanya.

Sementara itu, dalam operasinyatempat hiburan malam pada Selasa (6/6) malam, Dinas Pariwisata Kota Medan hanya memberikan surat peringatan terhadap manajemen New D’Bluess. Saat operasi kemarin, tim gabungan Pemko Medan tidak menemukan satu pun tempat usaha hiburan yang beroperasi. Meski begitu, dari sejumlah tempat usaha hiburan yang didatangi, Dispar dan tim terpadu sempat mencurigai Freedom Club Medan (FCM) di Jalan Kumango Medan beroperasi. Hanya saja Dispar tidak bisa melakukan tindakan tegas, sebab tidak menemukan seorang pun pengunjung yang tengah menikmati layanan tempat hiburan tersebut.

Tim hanya menemukan sejumlah gelas yang masih penuh berisi minuman beralkohol, beserta beberapa botol kosong maupun masih belum dibuka di atas meja dari salah satu ruangan di lantai dua. Namun seorang pria yang mengaku penanggungjawab FCM bersikukuh bahwa minuman itu bukan milik pengunjung.“Itu bukan minuman pengunjung, tapi minuman kami. Tadi kami baru saja mau minum bersama dengan beberapa karyawan di sini sebagai bentuk rasa kebersamaan, tapi berhubung tim datang, minuman tersebut tidak sempat kami minum,” kata pria tersebut.

Razia tempat hiburan malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski tetap beroperasi di bulan Ramadan, New D’Bluess yang berada di Komplek Millenium Plaza, Jalan Kapten Muslim Medan belum ditindak tegas Dinas Pariwisata Medan. Tak hanya itu, tempat hiburan malam lainnya yakni Clasical di Jalan Putri Hijau paling aman dari sentuhan petugas.

Faktanya memang, tak hanya di bulan Ramadan saja, Classical tak pernah sekalipun dijamah Badan Narkotika Nasional (BNN) maupun aparat polisi saat merazia tempat hiburan malam yang diduga jadi peredaran narkoba. Sedangkan di bulan Ramadan ini, Classical tetap beroperasi siang hari hingga menjelang pagi.

Seperti diakui salah satu pengunjung wanita, Wani, warga Jalan Bromo Medan ini. Ia bersama teman kencannya masuk ke Classical sejak sore hingga dini hari kemarin. “Siapa bilang Classical tutup bulan Puasa? Buka kok sampai pagi. Tapi untuk pelanggan yang sudah biasa aja yang dikasih KTV. Semua orang sudah tahu lah Classical gak pernah tersentuh dan paling aman. Makanya banyak orang Chines dugem di tempat itu. Kalau gak percaya, buktikan sendiri saja. Gampang kok,” ujar wanita bertubuh kurus dan berambut pirang ini.

Dibiarkannya kedua lokasi hiburan malam ini tetap beroperasi menunjukkan Dispar Kota Medan terkesan takut. Bahkan, diduga sengaja dilindungi oknum tertentu di dinas itu. Hal ini semakin dikuatkan dengan lokasi hiburan malam yang dirazia adalah warung remang –remang kelas teri, permainan billiard, dan lainnya. Sedangkan Clasical tidak pernah tersentuh. Begitu juga New D’Bluess Karaoke, Spa dan Lounge, dirazia tapi besoknya dibiarkan kembali beroperasi.

Sekretaris Dispar Kota Medan Budi Hariono mengakui pihaknya sudah memberikan surat teguran/peringatan kepada manajemen New D’Bluess. “Waktu penyerahan (peringatan, Red) pintu depan tutup tapi sepeda motor banyak di situ. Jadi begitu kami kasih surat itu, kami lewati memang sudah tutup,” katanya, Kamis (7/6).

Sedangkan soal tak tersentuhnya Classical dari aparat,

Budi enggan berkomentar. “Sudah tahunya kalian itu jawabannya. Tiap tahunnya seperti ini. Jadi tidak perlu lagi dijelaskan,” katanya.

Sementara itu, dalam operasinyatempat hiburan malam pada Selasa (6/6) malam, Dinas Pariwisata Kota Medan hanya memberikan surat peringatan terhadap manajemen New D’Bluess. Saat operasi kemarin, tim gabungan Pemko Medan tidak menemukan satu pun tempat usaha hiburan yang beroperasi. Meski begitu, dari sejumlah tempat usaha hiburan yang didatangi, Dispar dan tim terpadu sempat mencurigai Freedom Club Medan (FCM) di Jalan Kumango Medan beroperasi. Hanya saja Dispar tidak bisa melakukan tindakan tegas, sebab tidak menemukan seorang pun pengunjung yang tengah menikmati layanan tempat hiburan tersebut.

Tim hanya menemukan sejumlah gelas yang masih penuh berisi minuman beralkohol, beserta beberapa botol kosong maupun masih belum dibuka di atas meja dari salah satu ruangan di lantai dua. Namun seorang pria yang mengaku penanggungjawab FCM bersikukuh bahwa minuman itu bukan milik pengunjung.“Itu bukan minuman pengunjung, tapi minuman kami. Tadi kami baru saja mau minum bersama dengan beberapa karyawan di sini sebagai bentuk rasa kebersamaan, tapi berhubung tim datang, minuman tersebut tidak sempat kami minum,” kata pria tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/