26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

60 Truk Lumpur & Sampah Diangkut

foto-foto pemko medan for sumut pos
KERUK: Alat berat excavator mini dan excavator long arm saat mengeruk Sungai Selayang, dalam rangka normalisasi, Selasa (7/8). Normalisasi ini dilakukan jajaran Dinas PU Kota Medan yang dipimpin langsung Kepala Dinas PU, Khairul Syahnan.

Pengerukan Sungai Selayang terus dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan. Sebab, Sungai Selayang yang merupakan aliran dari Sungai Sikambing mengalami pendangkalan dan penyempitan.

Kondisi itulah yang membuat Sungai Sikambing mengalami back water saat hujan deras turun, sehingga meluap dan menggenangi jalan, maupun rumah warga. Dalam 2 bulan belakangan, sudah 2 kali Sungai Sikambing meluap, menyusul cuaca ekstrem menerpa Kota Medan.

Sebelumnya, 2 Agustus lalu, Dinas PU telah melakukan pengerukan Sungai Selayang, dipimpin langsung Wali Kota Medan HT Dzulmi Eldin. Kala itu, pengerukan dipusatkan di Jalan Sei Belutu Medan. Ada 2 wilayah yang dilintasi Sungai Selayang, yakni Kelurahan PB Selayang 1, Kecamatan Medan Selayang, dan Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal. Pasca diakukan pengerukan, titik-titik yang mengalami pendangkalan dan penyempitan mulai teratasi.

Guna memaksimalkan pengerukan dan memberikan dampak positif dalam meminimalisir banjir, Dinas PU terus melakukan pengerukan di Jalan Sei Belutu. Senin (6/8), ada 3 lokasi pengerukan yang dilakukan. Selain itu pengerukan juga dilakukan di Jalan Sei Asahan dan Jalan Pertambangan, sebab alur sungai yang melintasi kedua kawasan itu, juga mengalami penyempitan dan pendangkalan, sehingga berimbas dengan banjir yang terjadi di kawasan Ringroad, Jalan Gatot Subroto/Kapten Muslim, serta Jalan dr Mansyur.

Di samping mengerahkan 200 pekerja yang berasal dari 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kepala Dinas PU Khairul Syahnan, juga menurunkan sejumlah alat berat, seperti excavator mini, skidloader, excavator long arm, serta 15 truk yang dingunakan untuk mengangkut seluruh lumpur, yang menyebabkan pendangkalan.

“Saya ingin hasil pengerukan yang dilakukan maksimal,” tutur Syahnan.

Pengerukan dilakukan mulai sejak pagi, aliran Sungai Selayang yang melintasi sebelah Masjid Al Ishlah Jalan Sei Belutu, menjadi fokus pengerukan, karena penyempitan dan pendangkalan yang terjadi cukup parah. Selain menurunkan excavator mini dalam sungai, pengerukan juga menggunakan excavator long arm. Kedua alat berat itu sangat efektif dalam mengatasi pendangkalan dan penyempitan.

Hanya saja untuk di bawah jembatan, pengerukan terpaksa dilakukan secara manual. Penyebabnya, kedua alat berat milik Dinas PU itu tidak mampu menjangkau lumpur bercampur sampah di bawah jembatan. Untuk mengeruknya, para pekerja pun melakukannya dengan manual menggunakan cangkul dan penggaruk.

Proses pengerukan Sungai Selayang mendapat apresiasi penuh warga sekitar. Pasalnya, merekalah selama ini yang menjadi korban setiap kali air sungai meluap. Karena itu, mereka sangat mendukung dan mengucapkan terima kasih atas pengerukan yang dilakukan. “Semoga pengerukan yang dilakukan ini mampu mengatasi banjir yang selalu terjadi setiap hujan deras turun,” ungkap seorang pria parobaya, mewakili warga sekitar.

Selain 3 titik di Jalan Sei Belutu, Syahnan didampingi Plt Kabid Drainase Edi Zalman, pun mengungkapkan, pengerukan juga dilakukan di alur Sungai Selayang yang melintasi Jalan Sei Asahan dan Jalan Pertambangan. Meski kondisi medan cukup sulit, namun tidak menjadi halangan bagi petugas Dinas PU melakukan normalisasi.

Para pekerja bahu membahu mengatasi penyempitan dan pendangkalan yang terjadi di sejumlah titik. “Alhamdulillah normalisasi yang dilakukan di Sungai Selayang berjalan lancar. Kendala yang dihadapi hanya di bawah jembatan Jalan Sei Belutu, sebab alat berat tidak bisa menjangkau lumpur dan sampah yang mengendap di bawah jembatan. Itu sebabnya pengerukan dilakukan manual. Walaupun manual namun hasilnya cukup baik, sampah dan lumpur berhasil dibersihkan,” jelas Syahnan.

Seluruh lumpur maupun sampah hasil pengerukan selanjutnya diangkut menggunakan truk. Syahnan mengungkapkan, cukup banyak sekali lumpur dan sampah yang diangkut dalam normalisasi tersebut. “Sudah banyak lumpur dan sampah yang diangkut dari Sungai Selayang. Kami hitung, ada 60 truk yang membawa lumpur bercampur sampah. Normalisasi akan terus dilakukan, terutama titik-titik yang telah mengalami penyempitan dan pendangkalan,” jelasnya.

Di samping melakukan normalisasi, Syahnan pun mengharapkan peran serta masyarakat dalam upaya mengatasi banjir sangat dibutuhkan. Ia menegaskan, normalisasi yang dilakukan akan sia-sia jika warga tidak mendukung penuh. “Dukungan dapat dilakukan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke dalam sungai maupun drainase. Jadi mulai saat ini, mari kita bersama menjaga kebersihan sungai,” ajaknya. (ris/saz)

foto-foto pemko medan for sumut pos
KERUK: Alat berat excavator mini dan excavator long arm saat mengeruk Sungai Selayang, dalam rangka normalisasi, Selasa (7/8). Normalisasi ini dilakukan jajaran Dinas PU Kota Medan yang dipimpin langsung Kepala Dinas PU, Khairul Syahnan.

Pengerukan Sungai Selayang terus dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan. Sebab, Sungai Selayang yang merupakan aliran dari Sungai Sikambing mengalami pendangkalan dan penyempitan.

Kondisi itulah yang membuat Sungai Sikambing mengalami back water saat hujan deras turun, sehingga meluap dan menggenangi jalan, maupun rumah warga. Dalam 2 bulan belakangan, sudah 2 kali Sungai Sikambing meluap, menyusul cuaca ekstrem menerpa Kota Medan.

Sebelumnya, 2 Agustus lalu, Dinas PU telah melakukan pengerukan Sungai Selayang, dipimpin langsung Wali Kota Medan HT Dzulmi Eldin. Kala itu, pengerukan dipusatkan di Jalan Sei Belutu Medan. Ada 2 wilayah yang dilintasi Sungai Selayang, yakni Kelurahan PB Selayang 1, Kecamatan Medan Selayang, dan Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal. Pasca diakukan pengerukan, titik-titik yang mengalami pendangkalan dan penyempitan mulai teratasi.

Guna memaksimalkan pengerukan dan memberikan dampak positif dalam meminimalisir banjir, Dinas PU terus melakukan pengerukan di Jalan Sei Belutu. Senin (6/8), ada 3 lokasi pengerukan yang dilakukan. Selain itu pengerukan juga dilakukan di Jalan Sei Asahan dan Jalan Pertambangan, sebab alur sungai yang melintasi kedua kawasan itu, juga mengalami penyempitan dan pendangkalan, sehingga berimbas dengan banjir yang terjadi di kawasan Ringroad, Jalan Gatot Subroto/Kapten Muslim, serta Jalan dr Mansyur.

Di samping mengerahkan 200 pekerja yang berasal dari 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kepala Dinas PU Khairul Syahnan, juga menurunkan sejumlah alat berat, seperti excavator mini, skidloader, excavator long arm, serta 15 truk yang dingunakan untuk mengangkut seluruh lumpur, yang menyebabkan pendangkalan.

“Saya ingin hasil pengerukan yang dilakukan maksimal,” tutur Syahnan.

Pengerukan dilakukan mulai sejak pagi, aliran Sungai Selayang yang melintasi sebelah Masjid Al Ishlah Jalan Sei Belutu, menjadi fokus pengerukan, karena penyempitan dan pendangkalan yang terjadi cukup parah. Selain menurunkan excavator mini dalam sungai, pengerukan juga menggunakan excavator long arm. Kedua alat berat itu sangat efektif dalam mengatasi pendangkalan dan penyempitan.

Hanya saja untuk di bawah jembatan, pengerukan terpaksa dilakukan secara manual. Penyebabnya, kedua alat berat milik Dinas PU itu tidak mampu menjangkau lumpur bercampur sampah di bawah jembatan. Untuk mengeruknya, para pekerja pun melakukannya dengan manual menggunakan cangkul dan penggaruk.

Proses pengerukan Sungai Selayang mendapat apresiasi penuh warga sekitar. Pasalnya, merekalah selama ini yang menjadi korban setiap kali air sungai meluap. Karena itu, mereka sangat mendukung dan mengucapkan terima kasih atas pengerukan yang dilakukan. “Semoga pengerukan yang dilakukan ini mampu mengatasi banjir yang selalu terjadi setiap hujan deras turun,” ungkap seorang pria parobaya, mewakili warga sekitar.

Selain 3 titik di Jalan Sei Belutu, Syahnan didampingi Plt Kabid Drainase Edi Zalman, pun mengungkapkan, pengerukan juga dilakukan di alur Sungai Selayang yang melintasi Jalan Sei Asahan dan Jalan Pertambangan. Meski kondisi medan cukup sulit, namun tidak menjadi halangan bagi petugas Dinas PU melakukan normalisasi.

Para pekerja bahu membahu mengatasi penyempitan dan pendangkalan yang terjadi di sejumlah titik. “Alhamdulillah normalisasi yang dilakukan di Sungai Selayang berjalan lancar. Kendala yang dihadapi hanya di bawah jembatan Jalan Sei Belutu, sebab alat berat tidak bisa menjangkau lumpur dan sampah yang mengendap di bawah jembatan. Itu sebabnya pengerukan dilakukan manual. Walaupun manual namun hasilnya cukup baik, sampah dan lumpur berhasil dibersihkan,” jelas Syahnan.

Seluruh lumpur maupun sampah hasil pengerukan selanjutnya diangkut menggunakan truk. Syahnan mengungkapkan, cukup banyak sekali lumpur dan sampah yang diangkut dalam normalisasi tersebut. “Sudah banyak lumpur dan sampah yang diangkut dari Sungai Selayang. Kami hitung, ada 60 truk yang membawa lumpur bercampur sampah. Normalisasi akan terus dilakukan, terutama titik-titik yang telah mengalami penyempitan dan pendangkalan,” jelasnya.

Di samping melakukan normalisasi, Syahnan pun mengharapkan peran serta masyarakat dalam upaya mengatasi banjir sangat dibutuhkan. Ia menegaskan, normalisasi yang dilakukan akan sia-sia jika warga tidak mendukung penuh. “Dukungan dapat dilakukan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke dalam sungai maupun drainase. Jadi mulai saat ini, mari kita bersama menjaga kebersihan sungai,” ajaknya. (ris/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/