28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Jangankan Pembeli, Lalat pun tak Datang

Pedagang Pasar Petisah Minta Kembali Jualan di Luar

MEDAN-Pedagang kaki lima (PKL) Pasar Petisah berharap bisa kembali berjualan di luar lokasi pasar, karena hampir dua bulan berjualan di lantai II Pasar Petisah barang dagangan mereka tak laku.

“Sudah dua bulan kami berjualan hasil apa pun tidak ada. Jangan kan pembeli lalat pun tidak ada yang datang ke tempat kami berjualan. Anak-anak kami butuh makan dan biaya sekolah, tapi hasil apa pun tidak ada sejak kami dipindahkan,”ucap Ita, salah satu PKL didampinggi para pedagang lainya Farida, Ita dan Sastri yang mengadu ke Fraksi Golkar DPRD Medan, Rabu (7/11).

Kepada CP Nainggolan, Ketua Fraksi Golkar dan Ferdinand Lumban Tobing, anggota Fraksi Golkar pedagang mengeluhkan sejak adanya pemindahan yang dilakukan PD Pasar dari lapak pedagang ke lantai atas  hingga kini para pedagang tidak mendapat apa pun.

“Jualan di atas tidak ada untung, kalau di kaki lima kami bisa dapat untung  lumayan. Sekarang tidak dapat apapun,”ucap Farida.
Menurutnya, penggusuran yang dilakukan PD Pasar benar-benar tidak berperikemanusian.

“Sejak Dirut  PD Pasar Pak Benny memimpin para pedagang kaki lima terus digusur, sekarang selalu ada Satpol PP di Pasar Petisah setiap  hari. Dia (Benny, Red) tidak suka terhadap pedagang kaki lima,”ucap Sastri.

Dikatakannya pada tahun 2009 sebelumnya para pedagang kaki lima tersebut pernah ditata dengan baik oleh Kantor Lurah Pasar Petisah dengan menyiapkan lapak,tapi tiba-tiba digusur saat PD Pasar dipimpin Benny Sihotang.

“Dulu tahun 2009 kami ada lapak-lapak jualan dari Kelurahan yang kami buat dari sumbangsih masing-masing.Dan setiap ada penilaian Adipura selalu kami tutup setelah adanya imbauan dari Kelurahan,sekarang sejak ada pimpinan PD Pasar kami digusur,”kata Ita.

Ketua Fraksi Golkar CP Nainggolan mengatakan akan segera membuat rapat dengar pendapat (RDP) dengan PD Pasar agar permasalah tersebut dapat selesai secara tuntas.

Sedangkan, Ferdinand Lumban Tobing dalam hal ini mendesak kepada PD Pasar Kota Medan agar dapat memberikan solusi kepada para pedagang tersebut dengan cepat.

Layangkan Surat Ke DPRD Medan
Sementara itu, pedagang buku Lapangan Merdeka yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (Aspeblam) melayangkan surat ke DPRD Kota Medan terkait relokasi ke Jalan Pegadaian, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimon, karena lokasi tersebut adalah jalur hijau.

“Kita layangkan surat kepada Ketua DPRD Kota Medan. Kami minta persetujuan untuk perubahan peruntukan lokasi,” kata Donald C Siboro, Ketua Harian Aspeblap, saat dihubungi. Menurutnya, para pedagang buku meminta kalau dipindah hendaknya tidak akan digusur lagi dan memiliki alas hukum yang kuat selain dari SK Wali Kota Medan.

Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin saat dikonfirmasi belum menerima salinan SK Wali Kota atas alas hukum relokasi pedagang buku lapangan Merdeka ke Jalan Pergadaian.(gus)

Pedagang Pasar Petisah Minta Kembali Jualan di Luar

MEDAN-Pedagang kaki lima (PKL) Pasar Petisah berharap bisa kembali berjualan di luar lokasi pasar, karena hampir dua bulan berjualan di lantai II Pasar Petisah barang dagangan mereka tak laku.

“Sudah dua bulan kami berjualan hasil apa pun tidak ada. Jangan kan pembeli lalat pun tidak ada yang datang ke tempat kami berjualan. Anak-anak kami butuh makan dan biaya sekolah, tapi hasil apa pun tidak ada sejak kami dipindahkan,”ucap Ita, salah satu PKL didampinggi para pedagang lainya Farida, Ita dan Sastri yang mengadu ke Fraksi Golkar DPRD Medan, Rabu (7/11).

Kepada CP Nainggolan, Ketua Fraksi Golkar dan Ferdinand Lumban Tobing, anggota Fraksi Golkar pedagang mengeluhkan sejak adanya pemindahan yang dilakukan PD Pasar dari lapak pedagang ke lantai atas  hingga kini para pedagang tidak mendapat apa pun.

“Jualan di atas tidak ada untung, kalau di kaki lima kami bisa dapat untung  lumayan. Sekarang tidak dapat apapun,”ucap Farida.
Menurutnya, penggusuran yang dilakukan PD Pasar benar-benar tidak berperikemanusian.

“Sejak Dirut  PD Pasar Pak Benny memimpin para pedagang kaki lima terus digusur, sekarang selalu ada Satpol PP di Pasar Petisah setiap  hari. Dia (Benny, Red) tidak suka terhadap pedagang kaki lima,”ucap Sastri.

Dikatakannya pada tahun 2009 sebelumnya para pedagang kaki lima tersebut pernah ditata dengan baik oleh Kantor Lurah Pasar Petisah dengan menyiapkan lapak,tapi tiba-tiba digusur saat PD Pasar dipimpin Benny Sihotang.

“Dulu tahun 2009 kami ada lapak-lapak jualan dari Kelurahan yang kami buat dari sumbangsih masing-masing.Dan setiap ada penilaian Adipura selalu kami tutup setelah adanya imbauan dari Kelurahan,sekarang sejak ada pimpinan PD Pasar kami digusur,”kata Ita.

Ketua Fraksi Golkar CP Nainggolan mengatakan akan segera membuat rapat dengar pendapat (RDP) dengan PD Pasar agar permasalah tersebut dapat selesai secara tuntas.

Sedangkan, Ferdinand Lumban Tobing dalam hal ini mendesak kepada PD Pasar Kota Medan agar dapat memberikan solusi kepada para pedagang tersebut dengan cepat.

Layangkan Surat Ke DPRD Medan
Sementara itu, pedagang buku Lapangan Merdeka yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (Aspeblam) melayangkan surat ke DPRD Kota Medan terkait relokasi ke Jalan Pegadaian, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimon, karena lokasi tersebut adalah jalur hijau.

“Kita layangkan surat kepada Ketua DPRD Kota Medan. Kami minta persetujuan untuk perubahan peruntukan lokasi,” kata Donald C Siboro, Ketua Harian Aspeblap, saat dihubungi. Menurutnya, para pedagang buku meminta kalau dipindah hendaknya tidak akan digusur lagi dan memiliki alas hukum yang kuat selain dari SK Wali Kota Medan.

Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin saat dikonfirmasi belum menerima salinan SK Wali Kota atas alas hukum relokasi pedagang buku lapangan Merdeka ke Jalan Pergadaian.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/