27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Sekolah Hentikan PTM Terus Bertambah, Murid SD dan SMA Rentan Terpapar Covid

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penularan Covid-19 di lingkungan sekolah, khususnya di Kota Medan sekitarnya masih terus terjadi. Akibatnya, sejumlah sekolah terpaksa menghentikan pembelajaran tatap muka terbatas dan kembali dialihkan secara daring.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut, dr Yazid Dimyati mengakui, angka terkonfirmasi positif Covid-19 pada anak sejauh ini memang meningkat sangat signifikan.

Angka terkonfirmasi positif Covid-19 dalam dua minggu terakhir terhadap anak kemungkinan mencapai 100 kasus. “Memang betul beberapa minggu terakhir angka Covid-19 pada anak itu meningkat drastis. Kalau 100 itu mungkin sampai, tapi saya lupa detailnya berapa yang pasti datanya,” kata Yazid belum lama ini.

Menurut Yazid, anak yang rentan terpapar Covid-19 adalah siswa SMA sederajat dan SD. “Kalau untuk anak SD ini terutama kelas 1-3, karena masih sulit menjaga diri dalam penerapan prokes (protokol kesehatan). Sementara kalau anak SMA itu mungkin disebabkan kegiatan usai sekolah yang belum tentu langsung pulang ke rumah,” ujarnya.

Yazid mengimbau agar seluruh sekolah lebih meningkatkan lagi dan disiplin protokol kesehatan dalam ruang lingkup sekolah. Penerapan memakai masker dan jaga jarak menjadi hal utama untuk saat ini, agar terjaga dari penyakit serta menjaga orang lain dari penyakit yang ada di tubuh. “Guru di sekolah harus benar-benar mengawasi secara ketat penerapan prokes, selalu diingatkan kepada muridnya dan jangan lengah,” tukasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis mengaku, selama dua minggu terakhir angka terkonfirmasi positif Covid-19 pada anak meningkat dua persen. “Data pastinya saya kurang ingat, tapi per hari itu kita menerima laporan 30 sampai 50 kasus anak yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ucapnya.

Ismail juga mengaku, sejauh ini siswa yang terpapar Covid-19 itu rentan terjadi pada anak SMA. “Kita tidak tahu terpapar dimana, tapi berdasarkan penelitian siswa SMA ini lebih banyak kena di luar jam sekolah berlangsung,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Mutia Nimpar mengatakan, penularan virus corona yang terjadi di lingkungan sekolah banyak faktor. “Bisa saja terjadi (penularan) dari gurunya, dan bisa juga dari muridnya. Artinya, banyak faktor dan tergantung dari kasus penyebaran pertama kalinya di lingkungan sekolah,” kata Mutia.

Mutia menyatakan, penularan Covid-19 sudah terjadi secara transmisi lokal, tidak hanya karena bepergian saja. “Begitu ada kasus baru terkonfirmasi positif (corona), maka langsung melakukan tracing (penelusuran) terhadap kontak erat,” ujarnya.

Disinggung penularan Covid-19 di lingkungan sekolah adakah yang tertular varian Omicron, Mutia mengaku belum bisa memastikan. Sebab, untuk menyatakan seseorang tertular Omicron harus melalui beberapa tahap pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. “Temuan kasus kita ini (di lingkungan sekolah) belum bisa dibilang Omicron, karena harus dilakukan pemeriksaan lanjutan,” tandasnya.

Terpisah, kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut masih terus mengalami peningkatan yang signifikan. Data Dinas Kesehatan Sumut pada Minggu (13/2), tercatat bertambah 825 kasus baru yang diperoleh dari 29 kabupaten/kota. Jumlah terbanyak didapatkan dari Kota Medan 456 kasus, Deliserdang 111 kasus, Pematangsiantar 52 kasus, Simalungun 28 kasus, dan Gunungsitoli 19 kasus. Dengan penambahan tersebut, akumulasi kasus baru positif meningkat menjadi 111.982 kasus.

Meski demikian, angka kesembuhan Covid-19 juga mengalami peningkatan yang mencapai 327 kasus, sehingga akumulasi sembuh menjadi 103.849 kasus. Sedangkan angka kematian tidak ada penambahan, dan jumlahnya masih tetap 2.907 kasus. Karena itu, dengan penambahan kasus baru tersebut, maka saat ini kasus aktif Covid-19 Sumut sebanyak 5226 orang.

Kasus Harian Tembus 500

Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Medan Muhammad Husni, membenarkan jika angka kasus harian Covid-19 di Kota Medan terus meningkat. Husni mengatakan, Satgas Covid-19 Kota Medan sedang terus berupaya untuk menekan angka penyebaran itu. “Kemarin (Sabtu) memang tembus 500 kasus, sebelumnya di angka 400an. Ini menjadi perhatian untuk kita, khususnya kami di Satgas. Dan saat ini kami memang akan membahas langkah-langkah yang akan dilakukan kedepannya,” ucap Husni kepada Sumut Pos, Minggu (13/2).

Terkait masalah terus bertambahnya jumlah sekolah di Medan yang menutup sementara proses PTM karena terpapar Covid-19, Husni mengaku belum mengetahui perkembangannya. Terakhir kata Husni, dirinya hanya mengetahui bahwa sudah ada 7 sekolah di Kota Medan yang menutup sementara proses PTM di sekolah.

“Saya justru baru tahu kalau ada kabar bahwa sudah bertambah jadi 13. Apakah memang benar sudah bertambah lagi, itu saya belum tahu, belum dapat info dari dinas terkait. Segera akan kami koordinasikan, apalagi kalau tingkat SMA kan kewenangannya ada di provinsi. Begitu pun akan kami koordinasikan,” ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan itu mengatakan, kedepannya pihaknya akan semakin intens dalam melakukan berbagai upaya dalam menekan angka penyebaran Covid-19, mulai dari peningkatan prokes, penerapan 3T bagi setiap kasus yang ada, hingga pelaksanaan vaksinasi. “Termasuk pengawasan kepada tempat-tempat usaha, akan kita koordinasikan dengan OPD terkait,” katanya.

Sementara itu, KasatPol PP Kota Medan Rakhmat Adi Syahputra Harahap mengatakan, hingga saat ini pihaknya juga belum mengetahui jika ada jumlah sekolah yang kembali ditutup sementara karena adanya guru maupun siswa yang terpapar Covid-19 di sekolah tersebut. “Saya belum dapat info. Malam ini kami akan rapat soal PPKM, nanti akan saya tanyakan,” jawab Rakhmat kepada Sumut Pos, Minggu (13/2) sore.

Dijelaskan Rakhmat, sekolah tingkat SMA memang berada di bawah naungan Disdik Sumut. Namun begitu, karena sekolah tersebut berada di Kota Medan, maka Satgas Covid-19 Kota Medan akan turut mengawasi sekolah-sekolah tingkat SMA di Kota Medan. “Kalau kewenangan dan pengawasam tentu ada di Disdik Sumut, tapi tentu kita akan turut membantu,” jelasnya.

Terkait jumlah Covid-19 yang terus bertambah di Kota Medan, Rakhmat mengatakan belum bisa mengambil langkah yang lebih tegas terhadap aktifitas masyarakat. Pasalnya, SatPol PP tetap bekerja berdasarkan status PPKM yang disandang Kota Medan. “Misalnya seperti Mal boleh beroperasi sampai Pukul 22.00 WIB, kan nggak mungkin Dinas Pariwisata atau kami (SatPol PP) minta supaya tutup jam 8 atau 9 malam. Aturannya kan sudah jelas tertulis, maka penegakannya pun akan mengikuti aturan tersebut. Sampai besok tanggal 14 Februari, Kota Medan masih berstatus Level 1, maka kita ikuti aturan yang di Level 1. Kalau nanto status PPKM nya berubah (naik), pasti penegakannya pun akan berubah,” pungkasnya.

13 Sekolah Hentikan PTM

Tercatat, ada 13 sekolah terpaksa menghentikan sementara kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ke proses pembelajaran dalam jaringan (daring) 100 persen. Karena, terdapat siswa dan guru yang terkonfirmasi Covid-19. Ke-13 sekolah tersebut yakni MAN 1 dan MAN 2 Model di Jalan Willem Iskandar, MTS Guppi di Medan Amplas, SD Negeri 060837 di Medan Barat, Sekolah Santho Thomas 1di Medan Petisah, dan Sekolah Yayasan Assisi Medan Tuntungan.

Selanjutnya, SDN 060893 di Jalan Darussalam, Medan Petisah, Santa Thomas 2 Jalan S Parman, Medan Baru, SMA Negeri 1 Medan Jalan Teuku Cik Ditiro, Medan Polonia; dan SMA Negeri 2 Medan Jalan Karang Sari, Medan Polonia.

SMA Negeri 3 Medan di Jalan Budi Kemasyarakatan, Medan Barat; SMA Negeri 4 Medan di Jalan Gelas, Medan Petisah, dan SMA Negeri 5 di Jalan Pelajar, Medan Kota.

Menyikapi meningkatkannya kasus aktif Covid-19 di Sumut, Plt Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sumut Lasro Marbun menjelaskan, pihaknya sudah melakukan rapat secara virtual bersama Kepala SMA Negeri, SMK Negeri dan SMA-LB Negeri di Sumut dalam upaya penanganan dan antisipasi penyebaran virus mematikan itu, masuk ke sekolah. Lasro mengimbau kepada seluruh sekolah di Sumut untuk memperhatikan anak didiknya selalu menggunakan masker di dalam sekolah. Termasuk, bila ditemukan kasus Covid-19 harus mengikuti SKB 4 Menteri dalam penanganan dilakukan.

“Kemudian, kita minta pihak sekolah untuk mengaktifkan kembali grup WhatsApp untuk mempermudah kordinasi.Persiapkan lebih baik fasilitas Prokes, yang penting jangan lepas masker,” jelas Lasro saat dikonfirmasi, Minggu (13/2).

Lasro mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat ini, akan mempersiapkan mekanisme pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022. Namun, pelaksanaan akan merujuk kebijakan dan peraturan dari pemerintah pusat. “Kita juga sebentar lagi dihadapkan dengan UAS dan PPDB tahun ini. Hal itu, menjadi pembahasan kita dalam pelaksanaan,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Medan, Buang Agus mengatakan, pihaknya menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sejak Jumat (11/2) kemarin. Setelah, 4 orang siswa terkonfirmasi Covid-19. “Ada siswa terpapar 4 orang, kita terima informasi dari orang tua kita sampaikan ke Dinas. Kemudian, diambil kebijakan antisipasi untuk sementara di PJJ kan. Sabtu (13/2) kemarin, kami duluan melaporkan. Sudah beberapa hari lalu, sudah 4 orang terkonfirmasi, baru saya laporkan. Jangan sampai pihak sekolah disalahkan,” jelas Agus saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin.

Agus bercerita, saat mengajukan surat pengalihan PTM ke PJJ ke Disdik Sumut, Ia bertemu dengan Kepala SMA Negeri 1, 3, 4 dan 5 Medan. “Pertama, SMAN 2 yang menyampaikan surat pertama kali. Saya berhadapan langsung kirim surat PJJ ke Dinas, tembusan Satgas Covid-19 Cabdis. Mungkin karena Sabtu surat belum bisa kirim. Senin sudah tidak masuk (PJJ), sudah kordinasilah. SMAN 1, 2, 3, 4 dan 5,” kata Agus.

Disinggung dari mana keempat siswa SMA Negeri 2 Medan itu terpapar Covid-19, Agus mengaku tidak tahu. “Hanya Allah yang tahu, terpaparnya dimana,” ucap Agus.

Agus mengatakan, pelaksanaan PJJ ini mengikuti aturan dan instruksi dari SKB 4 Menteri. PTM akan kembali dilakukan pada Jumat 18 Februari 2022. “Kita juga melakukan testing, tracing, dan treatment. Kita juga akan melakukan evaluasi melihat perkembangan dan situasi,” kata Agus. (ris/gus/map)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penularan Covid-19 di lingkungan sekolah, khususnya di Kota Medan sekitarnya masih terus terjadi. Akibatnya, sejumlah sekolah terpaksa menghentikan pembelajaran tatap muka terbatas dan kembali dialihkan secara daring.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut, dr Yazid Dimyati mengakui, angka terkonfirmasi positif Covid-19 pada anak sejauh ini memang meningkat sangat signifikan.

Angka terkonfirmasi positif Covid-19 dalam dua minggu terakhir terhadap anak kemungkinan mencapai 100 kasus. “Memang betul beberapa minggu terakhir angka Covid-19 pada anak itu meningkat drastis. Kalau 100 itu mungkin sampai, tapi saya lupa detailnya berapa yang pasti datanya,” kata Yazid belum lama ini.

Menurut Yazid, anak yang rentan terpapar Covid-19 adalah siswa SMA sederajat dan SD. “Kalau untuk anak SD ini terutama kelas 1-3, karena masih sulit menjaga diri dalam penerapan prokes (protokol kesehatan). Sementara kalau anak SMA itu mungkin disebabkan kegiatan usai sekolah yang belum tentu langsung pulang ke rumah,” ujarnya.

Yazid mengimbau agar seluruh sekolah lebih meningkatkan lagi dan disiplin protokol kesehatan dalam ruang lingkup sekolah. Penerapan memakai masker dan jaga jarak menjadi hal utama untuk saat ini, agar terjaga dari penyakit serta menjaga orang lain dari penyakit yang ada di tubuh. “Guru di sekolah harus benar-benar mengawasi secara ketat penerapan prokes, selalu diingatkan kepada muridnya dan jangan lengah,” tukasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis mengaku, selama dua minggu terakhir angka terkonfirmasi positif Covid-19 pada anak meningkat dua persen. “Data pastinya saya kurang ingat, tapi per hari itu kita menerima laporan 30 sampai 50 kasus anak yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ucapnya.

Ismail juga mengaku, sejauh ini siswa yang terpapar Covid-19 itu rentan terjadi pada anak SMA. “Kita tidak tahu terpapar dimana, tapi berdasarkan penelitian siswa SMA ini lebih banyak kena di luar jam sekolah berlangsung,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Mutia Nimpar mengatakan, penularan virus corona yang terjadi di lingkungan sekolah banyak faktor. “Bisa saja terjadi (penularan) dari gurunya, dan bisa juga dari muridnya. Artinya, banyak faktor dan tergantung dari kasus penyebaran pertama kalinya di lingkungan sekolah,” kata Mutia.

Mutia menyatakan, penularan Covid-19 sudah terjadi secara transmisi lokal, tidak hanya karena bepergian saja. “Begitu ada kasus baru terkonfirmasi positif (corona), maka langsung melakukan tracing (penelusuran) terhadap kontak erat,” ujarnya.

Disinggung penularan Covid-19 di lingkungan sekolah adakah yang tertular varian Omicron, Mutia mengaku belum bisa memastikan. Sebab, untuk menyatakan seseorang tertular Omicron harus melalui beberapa tahap pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. “Temuan kasus kita ini (di lingkungan sekolah) belum bisa dibilang Omicron, karena harus dilakukan pemeriksaan lanjutan,” tandasnya.

Terpisah, kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut masih terus mengalami peningkatan yang signifikan. Data Dinas Kesehatan Sumut pada Minggu (13/2), tercatat bertambah 825 kasus baru yang diperoleh dari 29 kabupaten/kota. Jumlah terbanyak didapatkan dari Kota Medan 456 kasus, Deliserdang 111 kasus, Pematangsiantar 52 kasus, Simalungun 28 kasus, dan Gunungsitoli 19 kasus. Dengan penambahan tersebut, akumulasi kasus baru positif meningkat menjadi 111.982 kasus.

Meski demikian, angka kesembuhan Covid-19 juga mengalami peningkatan yang mencapai 327 kasus, sehingga akumulasi sembuh menjadi 103.849 kasus. Sedangkan angka kematian tidak ada penambahan, dan jumlahnya masih tetap 2.907 kasus. Karena itu, dengan penambahan kasus baru tersebut, maka saat ini kasus aktif Covid-19 Sumut sebanyak 5226 orang.

Kasus Harian Tembus 500

Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Medan Muhammad Husni, membenarkan jika angka kasus harian Covid-19 di Kota Medan terus meningkat. Husni mengatakan, Satgas Covid-19 Kota Medan sedang terus berupaya untuk menekan angka penyebaran itu. “Kemarin (Sabtu) memang tembus 500 kasus, sebelumnya di angka 400an. Ini menjadi perhatian untuk kita, khususnya kami di Satgas. Dan saat ini kami memang akan membahas langkah-langkah yang akan dilakukan kedepannya,” ucap Husni kepada Sumut Pos, Minggu (13/2).

Terkait masalah terus bertambahnya jumlah sekolah di Medan yang menutup sementara proses PTM karena terpapar Covid-19, Husni mengaku belum mengetahui perkembangannya. Terakhir kata Husni, dirinya hanya mengetahui bahwa sudah ada 7 sekolah di Kota Medan yang menutup sementara proses PTM di sekolah.

“Saya justru baru tahu kalau ada kabar bahwa sudah bertambah jadi 13. Apakah memang benar sudah bertambah lagi, itu saya belum tahu, belum dapat info dari dinas terkait. Segera akan kami koordinasikan, apalagi kalau tingkat SMA kan kewenangannya ada di provinsi. Begitu pun akan kami koordinasikan,” ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan itu mengatakan, kedepannya pihaknya akan semakin intens dalam melakukan berbagai upaya dalam menekan angka penyebaran Covid-19, mulai dari peningkatan prokes, penerapan 3T bagi setiap kasus yang ada, hingga pelaksanaan vaksinasi. “Termasuk pengawasan kepada tempat-tempat usaha, akan kita koordinasikan dengan OPD terkait,” katanya.

Sementara itu, KasatPol PP Kota Medan Rakhmat Adi Syahputra Harahap mengatakan, hingga saat ini pihaknya juga belum mengetahui jika ada jumlah sekolah yang kembali ditutup sementara karena adanya guru maupun siswa yang terpapar Covid-19 di sekolah tersebut. “Saya belum dapat info. Malam ini kami akan rapat soal PPKM, nanti akan saya tanyakan,” jawab Rakhmat kepada Sumut Pos, Minggu (13/2) sore.

Dijelaskan Rakhmat, sekolah tingkat SMA memang berada di bawah naungan Disdik Sumut. Namun begitu, karena sekolah tersebut berada di Kota Medan, maka Satgas Covid-19 Kota Medan akan turut mengawasi sekolah-sekolah tingkat SMA di Kota Medan. “Kalau kewenangan dan pengawasam tentu ada di Disdik Sumut, tapi tentu kita akan turut membantu,” jelasnya.

Terkait jumlah Covid-19 yang terus bertambah di Kota Medan, Rakhmat mengatakan belum bisa mengambil langkah yang lebih tegas terhadap aktifitas masyarakat. Pasalnya, SatPol PP tetap bekerja berdasarkan status PPKM yang disandang Kota Medan. “Misalnya seperti Mal boleh beroperasi sampai Pukul 22.00 WIB, kan nggak mungkin Dinas Pariwisata atau kami (SatPol PP) minta supaya tutup jam 8 atau 9 malam. Aturannya kan sudah jelas tertulis, maka penegakannya pun akan mengikuti aturan tersebut. Sampai besok tanggal 14 Februari, Kota Medan masih berstatus Level 1, maka kita ikuti aturan yang di Level 1. Kalau nanto status PPKM nya berubah (naik), pasti penegakannya pun akan berubah,” pungkasnya.

13 Sekolah Hentikan PTM

Tercatat, ada 13 sekolah terpaksa menghentikan sementara kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ke proses pembelajaran dalam jaringan (daring) 100 persen. Karena, terdapat siswa dan guru yang terkonfirmasi Covid-19. Ke-13 sekolah tersebut yakni MAN 1 dan MAN 2 Model di Jalan Willem Iskandar, MTS Guppi di Medan Amplas, SD Negeri 060837 di Medan Barat, Sekolah Santho Thomas 1di Medan Petisah, dan Sekolah Yayasan Assisi Medan Tuntungan.

Selanjutnya, SDN 060893 di Jalan Darussalam, Medan Petisah, Santa Thomas 2 Jalan S Parman, Medan Baru, SMA Negeri 1 Medan Jalan Teuku Cik Ditiro, Medan Polonia; dan SMA Negeri 2 Medan Jalan Karang Sari, Medan Polonia.

SMA Negeri 3 Medan di Jalan Budi Kemasyarakatan, Medan Barat; SMA Negeri 4 Medan di Jalan Gelas, Medan Petisah, dan SMA Negeri 5 di Jalan Pelajar, Medan Kota.

Menyikapi meningkatkannya kasus aktif Covid-19 di Sumut, Plt Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sumut Lasro Marbun menjelaskan, pihaknya sudah melakukan rapat secara virtual bersama Kepala SMA Negeri, SMK Negeri dan SMA-LB Negeri di Sumut dalam upaya penanganan dan antisipasi penyebaran virus mematikan itu, masuk ke sekolah. Lasro mengimbau kepada seluruh sekolah di Sumut untuk memperhatikan anak didiknya selalu menggunakan masker di dalam sekolah. Termasuk, bila ditemukan kasus Covid-19 harus mengikuti SKB 4 Menteri dalam penanganan dilakukan.

“Kemudian, kita minta pihak sekolah untuk mengaktifkan kembali grup WhatsApp untuk mempermudah kordinasi.Persiapkan lebih baik fasilitas Prokes, yang penting jangan lepas masker,” jelas Lasro saat dikonfirmasi, Minggu (13/2).

Lasro mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat ini, akan mempersiapkan mekanisme pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022. Namun, pelaksanaan akan merujuk kebijakan dan peraturan dari pemerintah pusat. “Kita juga sebentar lagi dihadapkan dengan UAS dan PPDB tahun ini. Hal itu, menjadi pembahasan kita dalam pelaksanaan,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Medan, Buang Agus mengatakan, pihaknya menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sejak Jumat (11/2) kemarin. Setelah, 4 orang siswa terkonfirmasi Covid-19. “Ada siswa terpapar 4 orang, kita terima informasi dari orang tua kita sampaikan ke Dinas. Kemudian, diambil kebijakan antisipasi untuk sementara di PJJ kan. Sabtu (13/2) kemarin, kami duluan melaporkan. Sudah beberapa hari lalu, sudah 4 orang terkonfirmasi, baru saya laporkan. Jangan sampai pihak sekolah disalahkan,” jelas Agus saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin.

Agus bercerita, saat mengajukan surat pengalihan PTM ke PJJ ke Disdik Sumut, Ia bertemu dengan Kepala SMA Negeri 1, 3, 4 dan 5 Medan. “Pertama, SMAN 2 yang menyampaikan surat pertama kali. Saya berhadapan langsung kirim surat PJJ ke Dinas, tembusan Satgas Covid-19 Cabdis. Mungkin karena Sabtu surat belum bisa kirim. Senin sudah tidak masuk (PJJ), sudah kordinasilah. SMAN 1, 2, 3, 4 dan 5,” kata Agus.

Disinggung dari mana keempat siswa SMA Negeri 2 Medan itu terpapar Covid-19, Agus mengaku tidak tahu. “Hanya Allah yang tahu, terpaparnya dimana,” ucap Agus.

Agus mengatakan, pelaksanaan PJJ ini mengikuti aturan dan instruksi dari SKB 4 Menteri. PTM akan kembali dilakukan pada Jumat 18 Februari 2022. “Kita juga melakukan testing, tracing, dan treatment. Kita juga akan melakukan evaluasi melihat perkembangan dan situasi,” kata Agus. (ris/gus/map)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/