28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Disiksa Paman, Bocah Ini Kabur dan Telantar

Foto: Hulman/PM Adi, bocah yang disiksa pamannya, berbaring di RUD Deliserdang. Seorang perawat memberikan susu kepada bocah yang menderita kurang gizi ini.
Foto: Hulman/PM
Adi, bocah yang disiksa pamannya, berbaring di RUD Deliserdang. Seorang perawat memberikan susu kepada bocah yang menderita kurang gizi ini.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Adi (11), anak penderita gizi buruk yang ditemukan telantar di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, Sabtu (4/6) lalu hingga kini masih menjalani perawatan intensif di ruang Dahlia III, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang. Adi pun masih terbaring lemah di atas tempat tidur. Dirinya hanya bisa menghibur diri dengan menonton siaran televisi dan mewarnai gambar yang disediakan pihak rumah sakit.

Saat ditemui Rabu (8/6) sekira pukul 10.00 Wib, pengakuan miris diungkapkan Adi jika dirinya sebenarnya lari dari rumah pamannya yang disebutnya Koko. Pasalnya, ia tidak tahan terus disiksa (dipukuli dan menjadi sasaran pelampiasan amarah pamannya). Adi sendiri dititip di kosan milik pamannya oleh ayahnya yang disebutnya Ucok. Sementara ibunya Evi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

“Aku dititip sama bapakku Ucok di kosan tempat pamanku Koko. Tapi aku tidak tau di mana tempatnya. Aku takut terus dipukuli sama pamanku, aku kabur dari rumah pamanku. Tapi aku tidak ada disuruh mencari uang,” ucap Adi dengan suara kecilnya.

BERNIAT JADI ORTU ASUH
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang dr Isnaini Dakhry menerangkan jika pihaknya kini memprioritaskan untuk menambah berat badan Adi. “Kita prioritaskan untuk menambah berat badannya dengan memberikan susu, bicaranya normal. Kalau berat badannya sudah normal maka penyembuhannya akan lebih cepat. Tapi kedua kakinya sepertinya lumpuh layu. Anak seusianya berat badan normalnya di atas 30 Kg,” sebut Isnaini.

Hasil pemeriksaan rontgen, Adi juga menderita radang paru-paru.

Apakah di tubuh Adi ada ditemukan tanda-tanda kekerasan? Isnaini menjelaskan, ditemukan bekas luka di bagian kepala belakang. Diduga disebabkan hantaman benda tumpul. Tidak hanya itu, di kedua tangan dan kaki bocah malang itu juga ditemukan bekas luka sundutan api rokok.

Melihat bekas luka di tubuhnya, Adi pun diduga menjadi korban kekerasan. “Selama dirawat dirumah sakit, Adi tidak ada dikunjungi sama keluarganya,” jelas Isnaini.

Isnaini berharap agar pihak polisi segera dapat mengungkap pelaku kekerasan terhadap Adi dan menemukan orangtuanya. Ia prihatin dengan kondisi Adi. Menurutnya, tidak sepantasnya anak seusia Adi mengalami penderitaan seperti yang dialami saat ini. Seharusnya Adi bermain dengan anak seusianya dan belajar. Serta mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua dan keluarganya. “Saya prihatin dengan kondisi Adi. Kalau bisa saya ingin menjadi orangtua asuhnya dan merawatnya seperti anak sendiri,” kata Isnaini.(man/ala)

Foto: Hulman/PM Adi, bocah yang disiksa pamannya, berbaring di RUD Deliserdang. Seorang perawat memberikan susu kepada bocah yang menderita kurang gizi ini.
Foto: Hulman/PM
Adi, bocah yang disiksa pamannya, berbaring di RUD Deliserdang. Seorang perawat memberikan susu kepada bocah yang menderita kurang gizi ini.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Adi (11), anak penderita gizi buruk yang ditemukan telantar di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deliserdang, Sabtu (4/6) lalu hingga kini masih menjalani perawatan intensif di ruang Dahlia III, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang. Adi pun masih terbaring lemah di atas tempat tidur. Dirinya hanya bisa menghibur diri dengan menonton siaran televisi dan mewarnai gambar yang disediakan pihak rumah sakit.

Saat ditemui Rabu (8/6) sekira pukul 10.00 Wib, pengakuan miris diungkapkan Adi jika dirinya sebenarnya lari dari rumah pamannya yang disebutnya Koko. Pasalnya, ia tidak tahan terus disiksa (dipukuli dan menjadi sasaran pelampiasan amarah pamannya). Adi sendiri dititip di kosan milik pamannya oleh ayahnya yang disebutnya Ucok. Sementara ibunya Evi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

“Aku dititip sama bapakku Ucok di kosan tempat pamanku Koko. Tapi aku tidak tau di mana tempatnya. Aku takut terus dipukuli sama pamanku, aku kabur dari rumah pamanku. Tapi aku tidak ada disuruh mencari uang,” ucap Adi dengan suara kecilnya.

BERNIAT JADI ORTU ASUH
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang dr Isnaini Dakhry menerangkan jika pihaknya kini memprioritaskan untuk menambah berat badan Adi. “Kita prioritaskan untuk menambah berat badannya dengan memberikan susu, bicaranya normal. Kalau berat badannya sudah normal maka penyembuhannya akan lebih cepat. Tapi kedua kakinya sepertinya lumpuh layu. Anak seusianya berat badan normalnya di atas 30 Kg,” sebut Isnaini.

Hasil pemeriksaan rontgen, Adi juga menderita radang paru-paru.

Apakah di tubuh Adi ada ditemukan tanda-tanda kekerasan? Isnaini menjelaskan, ditemukan bekas luka di bagian kepala belakang. Diduga disebabkan hantaman benda tumpul. Tidak hanya itu, di kedua tangan dan kaki bocah malang itu juga ditemukan bekas luka sundutan api rokok.

Melihat bekas luka di tubuhnya, Adi pun diduga menjadi korban kekerasan. “Selama dirawat dirumah sakit, Adi tidak ada dikunjungi sama keluarganya,” jelas Isnaini.

Isnaini berharap agar pihak polisi segera dapat mengungkap pelaku kekerasan terhadap Adi dan menemukan orangtuanya. Ia prihatin dengan kondisi Adi. Menurutnya, tidak sepantasnya anak seusia Adi mengalami penderitaan seperti yang dialami saat ini. Seharusnya Adi bermain dengan anak seusianya dan belajar. Serta mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua dan keluarganya. “Saya prihatin dengan kondisi Adi. Kalau bisa saya ingin menjadi orangtua asuhnya dan merawatnya seperti anak sendiri,” kata Isnaini.(man/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/