26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sampah Ikut Sumbang Banjir, Warga Medan Jorok?

Foto: Riadi/PM Parit di Jalan Rambutan Kecamatan Medan Barat, Kota Medan terlihat dipenuhi sampah dan sebuah batang pohon. Akibatnya, aliran air parit tidak lancar. Sampah di parit kerap dituding sebagai salahsatu penyebab banjir di Medan.
Foto: Riadi/PM
Parit di Jalan Rambutan Kecamatan Medan Barat, Kota Medan terlihat dipenuhi sampah dan sebuah batang pohon. Akibatnya, aliran air parit tidak lancar. Sampah di parit kerap dituding sebagai salahsatu penyebab banjir di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sampah memang selalu dikaitkan sebagai penyebab banjir di Medan. Lalu siapa yang bertanggungjawab atas sampah ini? Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan, Endar T Lubis pun angkat bicara. Endar mengaku seluruh persoalan sampah di Kota Medan adalah tanggung jawabnya. Termasuk sampah yang berada di aliran drainase.

Sekitar 600-an Bestari dan 900-an Melati (sebutan lain untuk pekerja harian lepas) Dinas Kebersihan siap mengangkut sampah di Medan yang mencapai 2000 ton sehari. Pengangkutan sampah pun dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 16.00WIB. Untuk mengangkut itu, pihaknya menyiapkan 203 unit truk sampah dan 112 unit becak.

Meski begitu lanjut Endar, pihaknya bekerja dengan waktu. Sehingga tidak mungkin melintas berulang kali di lokasi yang sama untuk memantau perkembangan sampah.

Dirinya mencontohkan kawasan Jalan Pelita 1, Kecamatan Medan Timur yang saban hari ditumpuki sampah. Pihaknya sudah berulang kali membersihkan tempat itu di pagi hari, lalu kembali hadir di siang hari. Sehingga sangat diperlukan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Apakah itu menunjukkan bahwa warga Medan jorok?
“Itu kembali kesadaran kita bersama. Udah tahu parit bukan tempat sampah tapi masih juga buang sampah. Masyarakat juga diminta untuk menegur orang-orang yang buang sampah sembarangan. Ini kan bisa jadi pembangunan moral,” ujarnya.

Saat ini tren yang berkembang dalam masyarakat adalah si pembuang sampah sembarangan bukanlah warga di lokasi tertimbunnya sampah. Melainkan adalah orang-orang yang tempat tinggalnya tidak di lokasi tersebut.

Dirinya kembali mencontohkan banyaknya sampah di fly over Brayan tiap pukul 16.00 WIB. Hal ini diketahui dari adanya operasi 3 unit ambulance sampah yang berkeliling di titik-titik rawan penumpukkan. Tim ambulance sampah hanya mendatangi kawasan padat pemukiman menengah ke bawah. Sementara, kawasan lainnya akan didatangi, jika ada laporan dari masyarakat.

Foto: Riadi/PM Parit di Jalan Rambutan Kecamatan Medan Barat, Kota Medan terlihat dipenuhi sampah dan sebuah batang pohon. Akibatnya, aliran air parit tidak lancar. Sampah di parit kerap dituding sebagai salahsatu penyebab banjir di Medan.
Foto: Riadi/PM
Parit di Jalan Rambutan Kecamatan Medan Barat, Kota Medan terlihat dipenuhi sampah dan sebuah batang pohon. Akibatnya, aliran air parit tidak lancar. Sampah di parit kerap dituding sebagai salahsatu penyebab banjir di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sampah memang selalu dikaitkan sebagai penyebab banjir di Medan. Lalu siapa yang bertanggungjawab atas sampah ini? Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan, Endar T Lubis pun angkat bicara. Endar mengaku seluruh persoalan sampah di Kota Medan adalah tanggung jawabnya. Termasuk sampah yang berada di aliran drainase.

Sekitar 600-an Bestari dan 900-an Melati (sebutan lain untuk pekerja harian lepas) Dinas Kebersihan siap mengangkut sampah di Medan yang mencapai 2000 ton sehari. Pengangkutan sampah pun dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 16.00WIB. Untuk mengangkut itu, pihaknya menyiapkan 203 unit truk sampah dan 112 unit becak.

Meski begitu lanjut Endar, pihaknya bekerja dengan waktu. Sehingga tidak mungkin melintas berulang kali di lokasi yang sama untuk memantau perkembangan sampah.

Dirinya mencontohkan kawasan Jalan Pelita 1, Kecamatan Medan Timur yang saban hari ditumpuki sampah. Pihaknya sudah berulang kali membersihkan tempat itu di pagi hari, lalu kembali hadir di siang hari. Sehingga sangat diperlukan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Apakah itu menunjukkan bahwa warga Medan jorok?
“Itu kembali kesadaran kita bersama. Udah tahu parit bukan tempat sampah tapi masih juga buang sampah. Masyarakat juga diminta untuk menegur orang-orang yang buang sampah sembarangan. Ini kan bisa jadi pembangunan moral,” ujarnya.

Saat ini tren yang berkembang dalam masyarakat adalah si pembuang sampah sembarangan bukanlah warga di lokasi tertimbunnya sampah. Melainkan adalah orang-orang yang tempat tinggalnya tidak di lokasi tersebut.

Dirinya kembali mencontohkan banyaknya sampah di fly over Brayan tiap pukul 16.00 WIB. Hal ini diketahui dari adanya operasi 3 unit ambulance sampah yang berkeliling di titik-titik rawan penumpukkan. Tim ambulance sampah hanya mendatangi kawasan padat pemukiman menengah ke bawah. Sementara, kawasan lainnya akan didatangi, jika ada laporan dari masyarakat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/