34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Belawan Bakal Tenggelam

Pengamat lingkungan, Jaya Arjuna.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Reklamasi pesisir Laut Belawan terus dilakukan. Ada sisi negatif dan positif dari reklamasi. Jika kajian reklamasi tak matang dan tidak bisa dijelaskan secara teknologi, maka pergeseran air akan menjadi besar hingga menyebabkan daratan Belawan yang dihuni penduduk bakal tenggelam.

Dengan demikian, proses pengembangan yang kini sedang berjalan baik itu penimbunan depo kontainer dari pihak swasta, pelebaran dermaga yang dilakukan PT Pelindo I dan Otoritas Pelabuhan akan memberikan dampak besar bagi kelangsungan kondisi daratan Belawan kedepannya. Pendapat ini diutarakan oleh Pengamat Lingkungan, Jaya Arjuna kepada Sumut Pos, Jumat (8/12).

Dijelaskan Jaya Arjuna, dampak dari reklamasi akan menimbulkan perubahan pada garis pantai, aliran air laut, volume air laut dan ekosistem.”Ini harus dipikirkan dari sekarang. Tenaga teknis yang menjadi bagian mengkaji masalah dampak dari reklamasi harus bisa dijawab dan dipikirkan. Kalau dari sekarang tidak dipikirkan, maka ke depannya Belawan akan tenggelam,” kata Jaya Arjuna.

Tak hanya itu, lanjut Jaya Arjuna, pemerintah yang mempunyai peran mengenai masalah perizinan, harus tegas terhadap perizinan reklamasi yang dikeluarkan. Sebab, masalah yang akan ditimbulkan menyangkut orang banyak.

“Lihatlah, luapan Sungai Deli akibat aliran air yang terbendung, volume air pasang meningkat dan pergeseran air yang meningkat. Ini harus dipikirkan secara teknologi. Jangan sempat masalah ini menjadi bencana bagi masyarakat,” papar Jaya Arjuna.

Selain itu, lanjutnya, perlu ditegaskan dengan memikirkan serapan air, pemberdayaan manggrove dan pengerukan sungai atau pantai yang dangkal. “Ini bukan masalah baru. Jadi ini sudah menjadi masalah yang memang harus dipikirkan dari sekarang,” tegas Jaya Arjuna.

Terpisah, Direktur PT Prima Terminal Peti Kemas, Jansen Sitohang mengatakan, pihaknya selaku anak perusahaan dari PT Pelindo I telah bekerja maksimal dalam masalah reklamasi yang memberikan dampak secara global.

“Masalah alur nelayan sudah kita buka jalur alternatif, mengenai adanya perubahan pergeseran garis pantai dan aliran air yang ditimbulkan, kita belum bisa menjawab, yang jelas secara teknis itu semua sudah dikaji secara teknologi,” kata Jansen.

Pihaknya berjanji, akan berkordinasi dengan bagian yang memahami masalah teknik yang mengetahui langsung tentang itu, untuk itu, kedepannya akan segera mereka kordinasikan.

“Saya belum bisa menjawab, yang jelas itu semua pasti sudah dipikirkan oleh tim ahli yang membidangi masalah itu. Ke depannya akan segera kita jelaskan melalui mereka,” kata Jansen. (fac/ila)

Pengamat lingkungan, Jaya Arjuna.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Reklamasi pesisir Laut Belawan terus dilakukan. Ada sisi negatif dan positif dari reklamasi. Jika kajian reklamasi tak matang dan tidak bisa dijelaskan secara teknologi, maka pergeseran air akan menjadi besar hingga menyebabkan daratan Belawan yang dihuni penduduk bakal tenggelam.

Dengan demikian, proses pengembangan yang kini sedang berjalan baik itu penimbunan depo kontainer dari pihak swasta, pelebaran dermaga yang dilakukan PT Pelindo I dan Otoritas Pelabuhan akan memberikan dampak besar bagi kelangsungan kondisi daratan Belawan kedepannya. Pendapat ini diutarakan oleh Pengamat Lingkungan, Jaya Arjuna kepada Sumut Pos, Jumat (8/12).

Dijelaskan Jaya Arjuna, dampak dari reklamasi akan menimbulkan perubahan pada garis pantai, aliran air laut, volume air laut dan ekosistem.”Ini harus dipikirkan dari sekarang. Tenaga teknis yang menjadi bagian mengkaji masalah dampak dari reklamasi harus bisa dijawab dan dipikirkan. Kalau dari sekarang tidak dipikirkan, maka ke depannya Belawan akan tenggelam,” kata Jaya Arjuna.

Tak hanya itu, lanjut Jaya Arjuna, pemerintah yang mempunyai peran mengenai masalah perizinan, harus tegas terhadap perizinan reklamasi yang dikeluarkan. Sebab, masalah yang akan ditimbulkan menyangkut orang banyak.

“Lihatlah, luapan Sungai Deli akibat aliran air yang terbendung, volume air pasang meningkat dan pergeseran air yang meningkat. Ini harus dipikirkan secara teknologi. Jangan sempat masalah ini menjadi bencana bagi masyarakat,” papar Jaya Arjuna.

Selain itu, lanjutnya, perlu ditegaskan dengan memikirkan serapan air, pemberdayaan manggrove dan pengerukan sungai atau pantai yang dangkal. “Ini bukan masalah baru. Jadi ini sudah menjadi masalah yang memang harus dipikirkan dari sekarang,” tegas Jaya Arjuna.

Terpisah, Direktur PT Prima Terminal Peti Kemas, Jansen Sitohang mengatakan, pihaknya selaku anak perusahaan dari PT Pelindo I telah bekerja maksimal dalam masalah reklamasi yang memberikan dampak secara global.

“Masalah alur nelayan sudah kita buka jalur alternatif, mengenai adanya perubahan pergeseran garis pantai dan aliran air yang ditimbulkan, kita belum bisa menjawab, yang jelas secara teknis itu semua sudah dikaji secara teknologi,” kata Jansen.

Pihaknya berjanji, akan berkordinasi dengan bagian yang memahami masalah teknik yang mengetahui langsung tentang itu, untuk itu, kedepannya akan segera mereka kordinasikan.

“Saya belum bisa menjawab, yang jelas itu semua pasti sudah dipikirkan oleh tim ahli yang membidangi masalah itu. Ke depannya akan segera kita jelaskan melalui mereka,” kata Jansen. (fac/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/