25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

UGD RSUD Pirngadi Seperti Ruang Pembantaian

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS PIRNGADI: Gedung RS Pirngadi tampak dari luar. Rumah sakit milik Pemko Medan ini menjadi sorotan dewan terkait fasilitas dan pelayanan.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PIRNGADI: Gedung RS Pirngadi tampak dari luar. Rumah sakit milik Pemko Medan ini menjadi sorotan dewan terkait fasilitas dan pelayanan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO-RSUD Pringadi Kota Medan menjadi sorotan para dewan Medan. Dewan menilai, rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan itu masih belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) APBD 2014, Godfried Efendi Lubis mengatakan sejak 1 Juli 2015, rumah sakit elisabeth sudah menerima pasien Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS).

Selain itu, rumah sakit yang memiliki pelayanan prima seperti Permata Bunda, Siloam, Murni Teguh, Martha Friska juga sudah lebih dahulu menerima pasien BPJS. “Kalau RSUD Pirngadi tidak berbenah, baik dari pelayanan maupun fasilitas, saya yakin masyarakat Kota Medan tidak mau lagi berobat kesana,” katanya.

Anggota Pansus, Ahmad Arif menyatakan pendapat yang tidak jauh berbeda. Akan tetapi, politisi PAN lebih menyoroti pelayanan yang diberikan dokter koas. Menurutnya, dokter yang masih belajar itu sering tidak mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, fasilitas yang belum memadai seperti penerangan di RSUD Pirngadi juga masih sangat memperihatinkan. “Kalau kita lihat dari sisi PAD, sudah cukup baik karena realisasinya sudah lebih dari 100 persen. Tapi itu belum lah cukup, pelayanan juga perlu ditingkatkan,” tuturnya.

Anggota Pansus lainnya, Anton Panggabean mengatakan pelayanan di RSUD Pirngadi yang perlu dibenahi yakni pelayanan di ruang UGD. Dia menilai, ruang UGD layaknya ruang pembantaian bagi masyarakat. “UGD itu harusnya steril, tapi kenyataannya tidak. Bahkan saya pernah dapati atap ruang UGD bocor ketika turun hujan,”sebutnya.

Sebelumnya, Dirut RSUD Dr Pirngadi Medan, Edwin Efendi Lubis memaparkan pada tahun anggaran 2014 pihaknya dibebankan untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp168,5 Miliar. Sedangkan yang mampu direalisasikan mencapai Rp172,3 Miliar atau persentase 102,27 persen.

Edwin mengaku kondisi RSUD Dr Pirngadi Medan masih banyak yang perlu dilakukan pembenahan khususnya mengenai pelayanan.

“Saya baru masuk itu pada triwulan ke IV, jadi masih hitungan bulan. Meski begitu, saya sudah melakukan banyak perbaikan dibeberapa sisi,” sebutnya.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Medan itu menambahkan, dirinya sudah membuat kebijakan khusus di ruang UGD. Dimana hanya pendamping pasien yang dibenarkan untuk masuk.Selain itu, dirinya juga sudah membuat camera CCTV di ruang UGD serta dapat dikontrolnya setiap saat melalui smart phone pribadi miliknya. “Setiap saat CCTV di ruang UGD bisa saya cek, karena online ,” kata Edwin.(dik/ila)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS PIRNGADI: Gedung RS Pirngadi tampak dari luar. Rumah sakit milik Pemko Medan ini menjadi sorotan dewan terkait fasilitas dan pelayanan.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PIRNGADI: Gedung RS Pirngadi tampak dari luar. Rumah sakit milik Pemko Medan ini menjadi sorotan dewan terkait fasilitas dan pelayanan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO-RSUD Pringadi Kota Medan menjadi sorotan para dewan Medan. Dewan menilai, rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan itu masih belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) APBD 2014, Godfried Efendi Lubis mengatakan sejak 1 Juli 2015, rumah sakit elisabeth sudah menerima pasien Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS).

Selain itu, rumah sakit yang memiliki pelayanan prima seperti Permata Bunda, Siloam, Murni Teguh, Martha Friska juga sudah lebih dahulu menerima pasien BPJS. “Kalau RSUD Pirngadi tidak berbenah, baik dari pelayanan maupun fasilitas, saya yakin masyarakat Kota Medan tidak mau lagi berobat kesana,” katanya.

Anggota Pansus, Ahmad Arif menyatakan pendapat yang tidak jauh berbeda. Akan tetapi, politisi PAN lebih menyoroti pelayanan yang diberikan dokter koas. Menurutnya, dokter yang masih belajar itu sering tidak mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, fasilitas yang belum memadai seperti penerangan di RSUD Pirngadi juga masih sangat memperihatinkan. “Kalau kita lihat dari sisi PAD, sudah cukup baik karena realisasinya sudah lebih dari 100 persen. Tapi itu belum lah cukup, pelayanan juga perlu ditingkatkan,” tuturnya.

Anggota Pansus lainnya, Anton Panggabean mengatakan pelayanan di RSUD Pirngadi yang perlu dibenahi yakni pelayanan di ruang UGD. Dia menilai, ruang UGD layaknya ruang pembantaian bagi masyarakat. “UGD itu harusnya steril, tapi kenyataannya tidak. Bahkan saya pernah dapati atap ruang UGD bocor ketika turun hujan,”sebutnya.

Sebelumnya, Dirut RSUD Dr Pirngadi Medan, Edwin Efendi Lubis memaparkan pada tahun anggaran 2014 pihaknya dibebankan untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp168,5 Miliar. Sedangkan yang mampu direalisasikan mencapai Rp172,3 Miliar atau persentase 102,27 persen.

Edwin mengaku kondisi RSUD Dr Pirngadi Medan masih banyak yang perlu dilakukan pembenahan khususnya mengenai pelayanan.

“Saya baru masuk itu pada triwulan ke IV, jadi masih hitungan bulan. Meski begitu, saya sudah melakukan banyak perbaikan dibeberapa sisi,” sebutnya.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Medan itu menambahkan, dirinya sudah membuat kebijakan khusus di ruang UGD. Dimana hanya pendamping pasien yang dibenarkan untuk masuk.Selain itu, dirinya juga sudah membuat camera CCTV di ruang UGD serta dapat dikontrolnya setiap saat melalui smart phone pribadi miliknya. “Setiap saat CCTV di ruang UGD bisa saya cek, karena online ,” kata Edwin.(dik/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/