25.9 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Geng Motor Terus Beraksi

Korban Dipukuli, Sepeda Motor Dibawa Lari

MEDAN-Tarmizi Ananta Lubis (24), warga Jalan Brigjen Katamso, Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, menjadi korban keberutalan geng motor, Minggu (9/9) dini hari sekira pukul 02.00 WIB. Selain dianiaya, sepeda motor jenis Satria FU yang dipakai korban juga dirampas para pelaku yang diperkirakan masih remaja tersebut.

Ceritanya, saat itu Tarmizi sedang melintas di Jalan Brigjen Katamso. Saat berada di depan Indomaret, persis di SPBU Jalan AH Nasution tiba-tiba sejumlah pengendara sepeda motor langsung menyetopnya. Tanpa kompromi, para anggota geng motor langsung mendekati Tarmizi. “Saat itu aku melintas di depan SPBU, tiba-tiba ada segerombolan geng motor yang mendatangiku,” ujarnya.

Karena takut nyawanya terancam, Tarmizi tak melawan sedikit pun. Setelah dianiaya, kawanan geng motor kemudian membawa kabur sepeda motor jenis Satria FU yang dikendarainya. “Sepeda motorku dibawa lari. Handphone ku juga disita sama mereka,” bebernya.

Tarmizi mengatakan, selain sepeda motornya dirampas, korban juga sempat dipukuli kawanan geng motor tersebut. Akibat pemukulan itu, wajah korban mengalami luka memar. “Mereka memukuli sebelum melarikan sepeda motor ku,” ungkapnya.

Tak lama kemudian, korban langsung menghubungi kantor Polsek Delitua. Sejumlah personel polisi yang turun ke lokasi langsung melakukan pengejaran terhadap kawanan geng motor tersebut. Kejar-kejaran pun terjadi di sepanjang Jalan AH Nasution hingga Jalan Kapten Pattimura. Namun, Polisi tidak berhasil menangkap kawanan geng motor.

Kapolsek Delitua, Kompol MP Sinulingga, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini. “Masih kami lidik. Tadi malam anggota yang saya turunkan ke lokasi juga terlibat saling kejar-kejaran dengan kawanan tersebut,” ujarnya, Minggu (9/9) petang.

Sinulingga mengatakan, saat mengejar para kawanan yang diperkirakan lebih dari 10 sepeda motor itu, kawanan menghilang di kawasan  Polsek Medan Baru. “Saat dikejar kawanan geng motor ini lari ke arah kawasan wilayah hukum Polsek Medan Baru. Kasus ini masih kami lidik,” ungkapnya.

Dari catatan Sumut pos sepekan ini 3 perampasan sepeda motor dengan cara mengancam dengan pisau dan memukuli korban hingga babak belur terjadi. Yang pertama dialami seorang wartawan televisi, Irwansyah Putra Nasution (26), warga Komplek villa Kencana, Medan Johor. Irwansyah kehilangan sepeda motor Honda Beat merah BK 2025 XT miliknya. Peristiwa tersebut terjadi saat dirinya hendak pulang pulang ke rumahnya.

Kemudian, Kun Hernowo Putra (27) dirampok di Jalan Cemara, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan. Akibatnya, sepeda motor Yamaha Vega R BK 6599 AAR milik korban dibawa para pelaku. Saat itu dia hendak menuju rumah temannya di Pulo Brayan Medan.

Kemudian, dialami Tarmizi Ananta Lubis (24), warga Jalan Brigjen Katamso. Dia menjadi korban penganiayaan geng motor sekitar pukul 02.00 di depan SPBU Jalan AH Nasution Medan. Akibatnya Sepeda motor Satria FU dan handphone milik korban dilarikan geng motor yang berjumlah puluhan orang. (mag-12/gus)

Kapolda dan Kapolresta harus Turun Tangan

Himpunan Mahasiswa Islam meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang untuk mengambil langkah tegas.

“Kalau memang tidak bisa menciptakan rasa aman bagi masyarakat sebaiknya keduanya mundur dari jabatannya. Masyarakat hanya butuh pemimpin yang berani dalam menegakkan hukum,” ungkap Sekretaris HMI Medan, Rahmatsyah Putra Barus.

Dikatakannya, polisi sebagai pencipta ketertiban, keamanan harus menjaga kepentingan publik (umum) dan memberikan rasa aman kepada pengguna jalan dan masyarakat lainnya.

“Walaupun razia sering dilakukan namun, operasi ini hanya sebatas formalitas, karena banyak anggota geng motor yang ditangkap tapi banyak juga yang dilepaskan dan tidak sampai ke Pengadilan,” ujarnya.

Dia menilai, polisi saat ini sudah diintervensi oleh kepentingan lain.

“Apakah polisi sudah diintervensi oleh kepentingan kelompok lainnya atau sudah menerima sesuatu sehingga tidak berani menegakkan hukum. Jadi wajar dan jangan salahkan masyarakat kalau nantinya main hakim sendiri untuk melindungi dirinya dan kepentingannya,” pungkasnya.

Tak Semua Pelaku Anggota Geng Motor

Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang mengatakan, ada tiga langkah yang diambil untuk meredam kawanan geng motor.

“Kami sudah melakukan razia. Kami juga memberi arahan di sekolah-sekolah agar setiap upacara selalu diimbau agar pelajar tidak terlibat geng motor. Langkah terakhir para pelaku geng motor kami tindak tegas,” katanya.

Monang mengatakan, untuk anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal, pihaknya melakukan penegakan hukum. “Tindakan-tindakan hukum terhadap pelaku yang tertangkap kami ambil untuk mengantispasi aksi mereka,” ujarnya.

Melihat keadaan saat ini, Monang mengklaim, kalau pihaknya sudah sukses meredam aksi geng motor, meski geng motor masih terus beraksi.
“Setelah dievaluasi jumlahnya sudah berkurang dibandingkan sebelumnya. Orangtua juga harus mengawasi anaknya. Orangtua saat ini kurang peduli terhadap anak-anaknya yang tergabung di geng motor,” katanya.

Monang menyebutkan, masalah sukses atau tidaknya itu silahkan masyarakat yang menilai.

“Polisi dalam hal ini sudah melakukan tugas sesuai semestinya. Kami sudah melakukan itu. Tapi silahkan masyarakat menilai itu semua,” ungkapnya.
Diakuinya, sampai saat ini pihaknya juga belum berhasil mendeteksi siapa dalang dibalik geng motor tersebut. “Untuk mendeteksi siapa dibalik geng motor ini, kami sudah lakukan, namun belum berhasil kami deteksi. Setiap anggota geng motor yang kami amankan mengaku kalau aksi yang mereka lakukan itu adalah aksi solidaritas. Secara spontanitas, sedang kumpul-kumpul lalu melakukan aksi itu,” katanya.
Monang juga mengklaim, kalau tidak semuanya pelaku kriminal jalanan dilakukan geng motor.

“Yang kami ungkap saat ini, para anggota geng motor belum ada ke arah kesana. Saat ditanya, mereka (anggota geng motor, Red) selalu menjawab secara spontan, kalau aksi itu adalah solidaritas bersama,” ungkapnya.

Mirisnya lagi, 350 personel gabungan dari Polresta dan Poldasu yang diturunkan setiap malam Sabtu, Minggu dan Senin, selalu kebobolan dengan aksi geng motor.

“350 personel kami kerahkan dititik yang dianggap menjadi lokasi aksi kawanan geng motor, seperti kawasan Ringroad, Padang Bulan dan Mongonsidi,” ungkapnya.

Monang mengatakan, 350 personel itu ditebar sampai jam 6 pagi. “Kalau malam biasa, polisi hanya bersifat patroli rutin,” ungkapnya.
Perwira berpangkat melati tiga itu juga mengatakan belum tentu semua tindakan pencurian kendaraan dilakukan oleh geng motor.
“Belum semua kasus pencurian itu dilakukan geng motor. Tidak menutup kemungkinan para pelaku curanmor ini yang sering kita sebut dengan geng motor,” pungkasnya.

Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Medan menilai, polisi harus segera kembali kepada perannya untuk menjaga ketertiban umum jangan menjadi aparat yang hanya menghabiskan anggaran negara dengan menerima gaji buta tanpa menjalankan tugas dan wewenangnya. (mag-12)

Korban Dipukuli, Sepeda Motor Dibawa Lari

MEDAN-Tarmizi Ananta Lubis (24), warga Jalan Brigjen Katamso, Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, menjadi korban keberutalan geng motor, Minggu (9/9) dini hari sekira pukul 02.00 WIB. Selain dianiaya, sepeda motor jenis Satria FU yang dipakai korban juga dirampas para pelaku yang diperkirakan masih remaja tersebut.

Ceritanya, saat itu Tarmizi sedang melintas di Jalan Brigjen Katamso. Saat berada di depan Indomaret, persis di SPBU Jalan AH Nasution tiba-tiba sejumlah pengendara sepeda motor langsung menyetopnya. Tanpa kompromi, para anggota geng motor langsung mendekati Tarmizi. “Saat itu aku melintas di depan SPBU, tiba-tiba ada segerombolan geng motor yang mendatangiku,” ujarnya.

Karena takut nyawanya terancam, Tarmizi tak melawan sedikit pun. Setelah dianiaya, kawanan geng motor kemudian membawa kabur sepeda motor jenis Satria FU yang dikendarainya. “Sepeda motorku dibawa lari. Handphone ku juga disita sama mereka,” bebernya.

Tarmizi mengatakan, selain sepeda motornya dirampas, korban juga sempat dipukuli kawanan geng motor tersebut. Akibat pemukulan itu, wajah korban mengalami luka memar. “Mereka memukuli sebelum melarikan sepeda motor ku,” ungkapnya.

Tak lama kemudian, korban langsung menghubungi kantor Polsek Delitua. Sejumlah personel polisi yang turun ke lokasi langsung melakukan pengejaran terhadap kawanan geng motor tersebut. Kejar-kejaran pun terjadi di sepanjang Jalan AH Nasution hingga Jalan Kapten Pattimura. Namun, Polisi tidak berhasil menangkap kawanan geng motor.

Kapolsek Delitua, Kompol MP Sinulingga, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini. “Masih kami lidik. Tadi malam anggota yang saya turunkan ke lokasi juga terlibat saling kejar-kejaran dengan kawanan tersebut,” ujarnya, Minggu (9/9) petang.

Sinulingga mengatakan, saat mengejar para kawanan yang diperkirakan lebih dari 10 sepeda motor itu, kawanan menghilang di kawasan  Polsek Medan Baru. “Saat dikejar kawanan geng motor ini lari ke arah kawasan wilayah hukum Polsek Medan Baru. Kasus ini masih kami lidik,” ungkapnya.

Dari catatan Sumut pos sepekan ini 3 perampasan sepeda motor dengan cara mengancam dengan pisau dan memukuli korban hingga babak belur terjadi. Yang pertama dialami seorang wartawan televisi, Irwansyah Putra Nasution (26), warga Komplek villa Kencana, Medan Johor. Irwansyah kehilangan sepeda motor Honda Beat merah BK 2025 XT miliknya. Peristiwa tersebut terjadi saat dirinya hendak pulang pulang ke rumahnya.

Kemudian, Kun Hernowo Putra (27) dirampok di Jalan Cemara, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan. Akibatnya, sepeda motor Yamaha Vega R BK 6599 AAR milik korban dibawa para pelaku. Saat itu dia hendak menuju rumah temannya di Pulo Brayan Medan.

Kemudian, dialami Tarmizi Ananta Lubis (24), warga Jalan Brigjen Katamso. Dia menjadi korban penganiayaan geng motor sekitar pukul 02.00 di depan SPBU Jalan AH Nasution Medan. Akibatnya Sepeda motor Satria FU dan handphone milik korban dilarikan geng motor yang berjumlah puluhan orang. (mag-12/gus)

Kapolda dan Kapolresta harus Turun Tangan

Himpunan Mahasiswa Islam meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang untuk mengambil langkah tegas.

“Kalau memang tidak bisa menciptakan rasa aman bagi masyarakat sebaiknya keduanya mundur dari jabatannya. Masyarakat hanya butuh pemimpin yang berani dalam menegakkan hukum,” ungkap Sekretaris HMI Medan, Rahmatsyah Putra Barus.

Dikatakannya, polisi sebagai pencipta ketertiban, keamanan harus menjaga kepentingan publik (umum) dan memberikan rasa aman kepada pengguna jalan dan masyarakat lainnya.

“Walaupun razia sering dilakukan namun, operasi ini hanya sebatas formalitas, karena banyak anggota geng motor yang ditangkap tapi banyak juga yang dilepaskan dan tidak sampai ke Pengadilan,” ujarnya.

Dia menilai, polisi saat ini sudah diintervensi oleh kepentingan lain.

“Apakah polisi sudah diintervensi oleh kepentingan kelompok lainnya atau sudah menerima sesuatu sehingga tidak berani menegakkan hukum. Jadi wajar dan jangan salahkan masyarakat kalau nantinya main hakim sendiri untuk melindungi dirinya dan kepentingannya,” pungkasnya.

Tak Semua Pelaku Anggota Geng Motor

Kapolresta Medan, Kombes Pol Monang Situmorang mengatakan, ada tiga langkah yang diambil untuk meredam kawanan geng motor.

“Kami sudah melakukan razia. Kami juga memberi arahan di sekolah-sekolah agar setiap upacara selalu diimbau agar pelajar tidak terlibat geng motor. Langkah terakhir para pelaku geng motor kami tindak tegas,” katanya.

Monang mengatakan, untuk anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal, pihaknya melakukan penegakan hukum. “Tindakan-tindakan hukum terhadap pelaku yang tertangkap kami ambil untuk mengantispasi aksi mereka,” ujarnya.

Melihat keadaan saat ini, Monang mengklaim, kalau pihaknya sudah sukses meredam aksi geng motor, meski geng motor masih terus beraksi.
“Setelah dievaluasi jumlahnya sudah berkurang dibandingkan sebelumnya. Orangtua juga harus mengawasi anaknya. Orangtua saat ini kurang peduli terhadap anak-anaknya yang tergabung di geng motor,” katanya.

Monang menyebutkan, masalah sukses atau tidaknya itu silahkan masyarakat yang menilai.

“Polisi dalam hal ini sudah melakukan tugas sesuai semestinya. Kami sudah melakukan itu. Tapi silahkan masyarakat menilai itu semua,” ungkapnya.
Diakuinya, sampai saat ini pihaknya juga belum berhasil mendeteksi siapa dalang dibalik geng motor tersebut. “Untuk mendeteksi siapa dibalik geng motor ini, kami sudah lakukan, namun belum berhasil kami deteksi. Setiap anggota geng motor yang kami amankan mengaku kalau aksi yang mereka lakukan itu adalah aksi solidaritas. Secara spontanitas, sedang kumpul-kumpul lalu melakukan aksi itu,” katanya.
Monang juga mengklaim, kalau tidak semuanya pelaku kriminal jalanan dilakukan geng motor.

“Yang kami ungkap saat ini, para anggota geng motor belum ada ke arah kesana. Saat ditanya, mereka (anggota geng motor, Red) selalu menjawab secara spontan, kalau aksi itu adalah solidaritas bersama,” ungkapnya.

Mirisnya lagi, 350 personel gabungan dari Polresta dan Poldasu yang diturunkan setiap malam Sabtu, Minggu dan Senin, selalu kebobolan dengan aksi geng motor.

“350 personel kami kerahkan dititik yang dianggap menjadi lokasi aksi kawanan geng motor, seperti kawasan Ringroad, Padang Bulan dan Mongonsidi,” ungkapnya.

Monang mengatakan, 350 personel itu ditebar sampai jam 6 pagi. “Kalau malam biasa, polisi hanya bersifat patroli rutin,” ungkapnya.
Perwira berpangkat melati tiga itu juga mengatakan belum tentu semua tindakan pencurian kendaraan dilakukan oleh geng motor.
“Belum semua kasus pencurian itu dilakukan geng motor. Tidak menutup kemungkinan para pelaku curanmor ini yang sering kita sebut dengan geng motor,” pungkasnya.

Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Medan menilai, polisi harus segera kembali kepada perannya untuk menjaga ketertiban umum jangan menjadi aparat yang hanya menghabiskan anggaran negara dengan menerima gaji buta tanpa menjalankan tugas dan wewenangnya. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/