25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Bangun Tol, Medan-Parapat 90 Menit

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Suasana pemandangan Danau Toba terlihat dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, belum lama ini.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Suasana pemandangan Danau Toba terlihat dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, belum lama ini.

LAGUBOTI, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan betapa pentingnya badan otorita pariwisata untuk Indonesia, khususnya Danau Toba. “Bayangkan, satu perusahaan punya 7 CEO, itu nggak bisa jalan perusahannya,” ujar Arief dalam rakor Badan Otorita Pengelola Danau Toba, Sabtu (9/1) di Aula IT DEL, Laguboti, Toba Samosir.

Perkataannya itu memang menyinggung soal pengelolaan Danau Toba. Bukan tanpa sebab, karena memang ada tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba yang masing-masing punya ide dan visi. “Itu namanya critical success factor. Saya nggak akan ke sini, kalau tujuh bupati itu tidak tanda tangan dalam satu surat. Akhirnya sudah tercapai,” katanya.

Dia menambahkan, anggaran pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba yang dialokasikan sebesar Rp21 triliun, di mana Rp10 triliun bersumber dari APBN dan sisanya dengan menggandeng pihak swasta untuk ikut dalam membangunan destinasi Sumut.

“Kita berharap, dengan terbangunnya infrastruktur Danau Toba yang lebih baik lagi dapat mendorong peningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara untuk datang ke Sumut,” ujarnya. “Kita targetkan akan mendatangkan 1 juta kunjungan wisatawan ke Danau Toba. Kunjungan wisatawan akan mendongkrak pertambahan devisa negara yang diprediksi mencapai puluhan triliun rupiah,” tambah Arief.

Sementara itu, Menteri PU Pera Basuki Hadimuljono menyebutkan, insfrastruktur jalan tol yang akan dibangun menuju destinasi Danau Toba sepanjang 116 kilometer dengan jarak tempuh waktu 90 menit.

“Selama ini bila ingin ke Danau Toba dari Medan ke Parapat membutuhkan waktu 5-6 jam. Adanya jalan alternatif akan mempersingkat perjalanan wisatawan ke Danau Toba. Inilah yang diharapkan menjadi daya tarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Sumut,” katanya.

Bukan itu saja, jalan alternatif lain juga akan ditembus oleh pemerintah. Seperti jalan dari Sibolga menuju Danau Toba menjadi prioritas pemerintah untuk menembusnya. Selain itu, membangun jalan lingkar Samosir. Statusnya akan menjadi jalan nasional. Transportasi lain yang akan diutamakan dalam pengembangan destinasi wisata Sumut adalah kereta api. Tapi masih dalam kajian lagi oleh pemerintah.

Sementara itu Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan berharap, pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba segera terealisasi. Bukti komitmen pemerintah membangun wisata Danau Toba, dituangkan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli dengan menggelar rapat koordinasi pengembangan kawasan Danau Toba bersama 5 lima beserta pemerintah daerah. “Kami orang Batak mengucapkan terimakasih atas perhatian Presiden Jokowi yang memprogramkan pengembangan destinasi Danau Toba,” ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan dukungannya dengan terbangunnya infrastruktur bagi destinasi Danau Toba dengan menggunakan lahan Hutan Lindung.

“Di sekitar Danau Toba ada 44 persen lahan berstatus hutan lindung dan suaka alam. Ini memungkinkan untuk bisa dipakai dalam pengembangan destinasi Danau Toba,” ujar Siti.

Ia mengakui terjadi pencemaran air dan lingkungan Danau Toba yang disebabkan ulah masyarakat dan pihak swasta. Dominan pencemaran dilakukan oleh peternak ikan keramba dan peternak hewan di sekitar Danau Toba.

Kondisi Danau Toba kian memprihatinkan dengan dijadikannya tempat pembuang limbah. Untuk itu pihaknya merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk melakukan penertiban dan penataan agar hasil dari terbangunnya destinasi Danau Toba dapat dirasakan. (ft/ms/sam/prn/smg/ril)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Suasana pemandangan Danau Toba terlihat dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, belum lama ini.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Suasana pemandangan Danau Toba terlihat dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, belum lama ini.

LAGUBOTI, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan betapa pentingnya badan otorita pariwisata untuk Indonesia, khususnya Danau Toba. “Bayangkan, satu perusahaan punya 7 CEO, itu nggak bisa jalan perusahannya,” ujar Arief dalam rakor Badan Otorita Pengelola Danau Toba, Sabtu (9/1) di Aula IT DEL, Laguboti, Toba Samosir.

Perkataannya itu memang menyinggung soal pengelolaan Danau Toba. Bukan tanpa sebab, karena memang ada tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba yang masing-masing punya ide dan visi. “Itu namanya critical success factor. Saya nggak akan ke sini, kalau tujuh bupati itu tidak tanda tangan dalam satu surat. Akhirnya sudah tercapai,” katanya.

Dia menambahkan, anggaran pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba yang dialokasikan sebesar Rp21 triliun, di mana Rp10 triliun bersumber dari APBN dan sisanya dengan menggandeng pihak swasta untuk ikut dalam membangunan destinasi Sumut.

“Kita berharap, dengan terbangunnya infrastruktur Danau Toba yang lebih baik lagi dapat mendorong peningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara untuk datang ke Sumut,” ujarnya. “Kita targetkan akan mendatangkan 1 juta kunjungan wisatawan ke Danau Toba. Kunjungan wisatawan akan mendongkrak pertambahan devisa negara yang diprediksi mencapai puluhan triliun rupiah,” tambah Arief.

Sementara itu, Menteri PU Pera Basuki Hadimuljono menyebutkan, insfrastruktur jalan tol yang akan dibangun menuju destinasi Danau Toba sepanjang 116 kilometer dengan jarak tempuh waktu 90 menit.

“Selama ini bila ingin ke Danau Toba dari Medan ke Parapat membutuhkan waktu 5-6 jam. Adanya jalan alternatif akan mempersingkat perjalanan wisatawan ke Danau Toba. Inilah yang diharapkan menjadi daya tarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Sumut,” katanya.

Bukan itu saja, jalan alternatif lain juga akan ditembus oleh pemerintah. Seperti jalan dari Sibolga menuju Danau Toba menjadi prioritas pemerintah untuk menembusnya. Selain itu, membangun jalan lingkar Samosir. Statusnya akan menjadi jalan nasional. Transportasi lain yang akan diutamakan dalam pengembangan destinasi wisata Sumut adalah kereta api. Tapi masih dalam kajian lagi oleh pemerintah.

Sementara itu Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan berharap, pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba segera terealisasi. Bukti komitmen pemerintah membangun wisata Danau Toba, dituangkan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli dengan menggelar rapat koordinasi pengembangan kawasan Danau Toba bersama 5 lima beserta pemerintah daerah. “Kami orang Batak mengucapkan terimakasih atas perhatian Presiden Jokowi yang memprogramkan pengembangan destinasi Danau Toba,” ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan dukungannya dengan terbangunnya infrastruktur bagi destinasi Danau Toba dengan menggunakan lahan Hutan Lindung.

“Di sekitar Danau Toba ada 44 persen lahan berstatus hutan lindung dan suaka alam. Ini memungkinkan untuk bisa dipakai dalam pengembangan destinasi Danau Toba,” ujar Siti.

Ia mengakui terjadi pencemaran air dan lingkungan Danau Toba yang disebabkan ulah masyarakat dan pihak swasta. Dominan pencemaran dilakukan oleh peternak ikan keramba dan peternak hewan di sekitar Danau Toba.

Kondisi Danau Toba kian memprihatinkan dengan dijadikannya tempat pembuang limbah. Untuk itu pihaknya merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk melakukan penertiban dan penataan agar hasil dari terbangunnya destinasi Danau Toba dapat dirasakan. (ft/ms/sam/prn/smg/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/