26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Pedagang Pasar Tradisional Batal Demo

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Consolas;}

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS-
Pasar Pringgan.

MEDAN-Gerakan unjuk rasa pedagang tradisional di Medan yang dibantu elemen Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumatera Utara, Senin (10/7) batal terlaksana. Padahal rencanya demo tersebut tujuan melengserkan Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan, Rusdi Sinuraya.

 Amatan Sumut Pos, rencana aksi sekitar seribuan massa di Kantor Wali Kota Medan Jalan Kapten Maulana Lubis pada hari itu, tidak ada terlihat. Malah puluhan massa dari kelompok lain yang tampak berorasi di depan kantor tersebut. Kelompok itu juga menyampaikan aspirasi di depan gedung DPRD Medan.  Ditunggu hingga sore hari, tidak ada satu massa pun yang menggelar orasi sekaitan masalah pasar.

 Ketua Pospera Sumut, Liston Hutajulu membenarkan bahwa pihaknya batal unjuk rasa sekaitan pasar pada hari itu. Alasannya, gerakan itu masih perlu dikonsolidasikan kembali, mengingat rencana sebelumnya belum cukup matang. Bahkan ia mengaku kini sedang berada di luar kota karena ada pesta keluarga. “Kita akan persiapkan lagi. Kawan-kawan tunggu saya balik ke Medan dulu,” katanya.

 Ia mengatakan pihaknya tetap akan menggelar aksi demonstrasi tersebut. Pihaknya juga mengamini, bahwa kegiatan ini bermuara pada pencopotan Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya. “Kita mau sekali pukul harus terasa. Seperti (aksi) yang di Poldasu tempo hari. Kami akan maksimalkan lagi,” katanya.

 Namun, tidak semua massa yang akan diserahkan tersebut berasal dari pedagang tradisional. “Itu sebagian pedagang, sebagian pengusurs Pospera Deliserdang, Medan dan Sumut. Sebagian lagi mahasiswa,” pungkasnya.

 Hilang Omset

PD Pasar Kota Medan kehilangan pemasukan ratusan juta per bulan dari retribusi pasar. Kehilangan potensi pendapatan karena tiga pasar besar terbengkalai. “Ya, kita kehilangan pemasukan. Ini sudah berjalan berapa bulan, dan belum ada kepastian,” kata Rusdi Sinuraya.

 Potensi retribusi dari Pasar Aksara sebesar Rp150 juta/bulan tak bisa dikutip paskaterbakar 12 Juni 2016. Potensi pemasukan dari Pasar Kampung Lalang Rp120 juta/bulan tidak bisa dikutip sejak dirubuhkan pada 23 Maret 2016, dan potensi pendapatan dari Pasar Pringgan Rp60 juta/bulan tak bisa dikutip karena kontrak dengan PT Trijaya Loka (pengelola Pasar Pringgan Medan) berakhir 30 Mei 2016. “Tiga ini yang krusial harus segera diselesaikan,” katanya.

 Menurutnya, sangat realistis target Pendapatan Asli Daerah (PAD) PD Pasar senilai Rp1 miliar pada 2017 ini. Salah satu sektor dari retribusi satu pasar saja, bisa pihaknya peroleh. “Contohnya Pusat Pasar. Itu kontribusinya sangat besar bagi PAD Medan. Satu bulan bisa hasilkan Rp200 juta. Tapi selama ini tidak segitu yang kita terima. Makanya ini yang pelan-pelan mau kita optimalkan lagi,” jelasnya.

 Ia menambahkan, dari potensial lost di tiga pasar tradisional tersebut tidak sampai memengaruhi gaji tujuh ratus pengawai dan honor di PD Pasar. “Sebenarnya kalau seluruh pasar kita dikelola dengan baik, perusahaan daerah ini tidak hanya untung melainkan memberi kontribusi PAD bagi Pemko Medan,” katanya. (prn/ila)

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Consolas;}

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS-
Pasar Pringgan.

MEDAN-Gerakan unjuk rasa pedagang tradisional di Medan yang dibantu elemen Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Sumatera Utara, Senin (10/7) batal terlaksana. Padahal rencanya demo tersebut tujuan melengserkan Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan, Rusdi Sinuraya.

 Amatan Sumut Pos, rencana aksi sekitar seribuan massa di Kantor Wali Kota Medan Jalan Kapten Maulana Lubis pada hari itu, tidak ada terlihat. Malah puluhan massa dari kelompok lain yang tampak berorasi di depan kantor tersebut. Kelompok itu juga menyampaikan aspirasi di depan gedung DPRD Medan.  Ditunggu hingga sore hari, tidak ada satu massa pun yang menggelar orasi sekaitan masalah pasar.

 Ketua Pospera Sumut, Liston Hutajulu membenarkan bahwa pihaknya batal unjuk rasa sekaitan pasar pada hari itu. Alasannya, gerakan itu masih perlu dikonsolidasikan kembali, mengingat rencana sebelumnya belum cukup matang. Bahkan ia mengaku kini sedang berada di luar kota karena ada pesta keluarga. “Kita akan persiapkan lagi. Kawan-kawan tunggu saya balik ke Medan dulu,” katanya.

 Ia mengatakan pihaknya tetap akan menggelar aksi demonstrasi tersebut. Pihaknya juga mengamini, bahwa kegiatan ini bermuara pada pencopotan Dirut PD Pasar Rusdi Sinuraya. “Kita mau sekali pukul harus terasa. Seperti (aksi) yang di Poldasu tempo hari. Kami akan maksimalkan lagi,” katanya.

 Namun, tidak semua massa yang akan diserahkan tersebut berasal dari pedagang tradisional. “Itu sebagian pedagang, sebagian pengusurs Pospera Deliserdang, Medan dan Sumut. Sebagian lagi mahasiswa,” pungkasnya.

 Hilang Omset

PD Pasar Kota Medan kehilangan pemasukan ratusan juta per bulan dari retribusi pasar. Kehilangan potensi pendapatan karena tiga pasar besar terbengkalai. “Ya, kita kehilangan pemasukan. Ini sudah berjalan berapa bulan, dan belum ada kepastian,” kata Rusdi Sinuraya.

 Potensi retribusi dari Pasar Aksara sebesar Rp150 juta/bulan tak bisa dikutip paskaterbakar 12 Juni 2016. Potensi pemasukan dari Pasar Kampung Lalang Rp120 juta/bulan tidak bisa dikutip sejak dirubuhkan pada 23 Maret 2016, dan potensi pendapatan dari Pasar Pringgan Rp60 juta/bulan tak bisa dikutip karena kontrak dengan PT Trijaya Loka (pengelola Pasar Pringgan Medan) berakhir 30 Mei 2016. “Tiga ini yang krusial harus segera diselesaikan,” katanya.

 Menurutnya, sangat realistis target Pendapatan Asli Daerah (PAD) PD Pasar senilai Rp1 miliar pada 2017 ini. Salah satu sektor dari retribusi satu pasar saja, bisa pihaknya peroleh. “Contohnya Pusat Pasar. Itu kontribusinya sangat besar bagi PAD Medan. Satu bulan bisa hasilkan Rp200 juta. Tapi selama ini tidak segitu yang kita terima. Makanya ini yang pelan-pelan mau kita optimalkan lagi,” jelasnya.

 Ia menambahkan, dari potensial lost di tiga pasar tradisional tersebut tidak sampai memengaruhi gaji tujuh ratus pengawai dan honor di PD Pasar. “Sebenarnya kalau seluruh pasar kita dikelola dengan baik, perusahaan daerah ini tidak hanya untung melainkan memberi kontribusi PAD bagi Pemko Medan,” katanya. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/