26.7 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Pembangunan RS Haji Medan Rp176 Miliar Dituding KKN

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPRD Sumut ‘mencium’ ada dugaan syarat kepentingan dalam tender pembangunan RS Haji Medan senilai Rp176 Miliar. Karena, sebagai pemenang tender pembangunan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut itu, yakni PT Adhi Karya milik Kementerian BUMN.

Tudingan itu, disampaikan oleh anggota Komisi E DPRD Sumut, Zainuddin Purba kepada wartawan, Kamis (11/8). Ia menjelaskan bahwa salah seorang pegawai di PT Adhi Karya adalah anak dari Plt Kadis SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut, Bambang Pardede.

“Sehingga patut diduga tender tersebut sarat dengan kepentingan pribadi (vested of interest). Apalagi, isteri yang bersangkutan (Bambang Pardede) juga pegawai di Dinas Kesehatan provinsi,” ucap Zainuddin.

Zainuddin mengungkapkan bahwa anak Bambang Pardede itu, bernama Timothy Pardede bertugas sebagai pegawai di divisi gedung PT Adhi Karya pada bagian lelang yang mengikuti tender pembangunan RS Haji Medan.

Selain itu, istri dari Bambang Pardede bernama Sumihar Tampubolon merupakan pegawai di Dinas Kesehatan Sumut. Sehingga, menurut Zainuddin sangat erat dengan syarat kepentingan.

“Saya minta kepada Gubernur Sumatera Utara agar meneliti adanya dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pelaksanaan tender RS Haji Medan agar memenuhi norma-norma anti KKN. Jangan sampai terjadi penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi,” tutur Zainuddin.

Anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut itu, menjelaskan bahwa proses lelang yang terjadi berjalan sesuai prosedur, patut diduga telah terjadi penyalahgunaan data atau dokumen lelang. Yang hanya dapat dilakukan Bambang Pardede sesuai kewenangannya sebagai Kadis BMBK Sumut. Akibatnya, proses lelang yang berlangsung menjadi tidak fair dan sarat kepentingan pribadi.

“Saya kira, informasi laporan masyarakat ini perlu diklarifikasi oleh Gubernur Edy Rahmayadi sebagai atasan langsung Bambang Pardede. Kita tidak mau uang rakyat Sumut yang diperuntukkan demi kepentingan perbaikan layanan kesehatan disalahgunakan untuk memperkaya diri pejabat yang diberi amanah,” tandas politisi partai Golkar itu.

Menyikapi hal itu, Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu anak Bambang Pardede bekerja atau pegawai perusahaan konstruksi milik Kementerian BUMN itu.

“Saya saja tidak tahu, kalau ada anak Bambang Pardede disitu,” kata mantan Ketua Umum PSSI itu, di rumah dinas Gubernur Sumut, Kota Medan.

Gubernur Edy mengatakan proses lelang itu, sudah melalui proses sesuai dengan prosedur dilakukan Kelompok Kerja (Pokja) Dinas SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut.

“Yang memenangkan bukan kita, yang memenangkan itu Pokja itu. Pokja itu, prosesnya. Namanya, Pokja kelompok kerja, banyak jadinya,” tutur mantan Pangkostrad itu.

Gubernur Edy tidak mempersoalkan hal itu, karena ia menilai PT Adhi Karya memiliki kualitas kerja yang baik. Buktinya, dalam pembangunan dan renovasi Masjid Agung, Kota Medan.

“Adhi Karya profesional, Walaupun dia Kristen atau Katolik itu. Yang bangun Masjid Agung itu, Adhi Karya lho. Jadinya, itu profesional,” pungkas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.(gus/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPRD Sumut ‘mencium’ ada dugaan syarat kepentingan dalam tender pembangunan RS Haji Medan senilai Rp176 Miliar. Karena, sebagai pemenang tender pembangunan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut itu, yakni PT Adhi Karya milik Kementerian BUMN.

Tudingan itu, disampaikan oleh anggota Komisi E DPRD Sumut, Zainuddin Purba kepada wartawan, Kamis (11/8). Ia menjelaskan bahwa salah seorang pegawai di PT Adhi Karya adalah anak dari Plt Kadis SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut, Bambang Pardede.

“Sehingga patut diduga tender tersebut sarat dengan kepentingan pribadi (vested of interest). Apalagi, isteri yang bersangkutan (Bambang Pardede) juga pegawai di Dinas Kesehatan provinsi,” ucap Zainuddin.

Zainuddin mengungkapkan bahwa anak Bambang Pardede itu, bernama Timothy Pardede bertugas sebagai pegawai di divisi gedung PT Adhi Karya pada bagian lelang yang mengikuti tender pembangunan RS Haji Medan.

Selain itu, istri dari Bambang Pardede bernama Sumihar Tampubolon merupakan pegawai di Dinas Kesehatan Sumut. Sehingga, menurut Zainuddin sangat erat dengan syarat kepentingan.

“Saya minta kepada Gubernur Sumatera Utara agar meneliti adanya dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pelaksanaan tender RS Haji Medan agar memenuhi norma-norma anti KKN. Jangan sampai terjadi penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi,” tutur Zainuddin.

Anggota Fraksi Golkar DPRD Sumut itu, menjelaskan bahwa proses lelang yang terjadi berjalan sesuai prosedur, patut diduga telah terjadi penyalahgunaan data atau dokumen lelang. Yang hanya dapat dilakukan Bambang Pardede sesuai kewenangannya sebagai Kadis BMBK Sumut. Akibatnya, proses lelang yang berlangsung menjadi tidak fair dan sarat kepentingan pribadi.

“Saya kira, informasi laporan masyarakat ini perlu diklarifikasi oleh Gubernur Edy Rahmayadi sebagai atasan langsung Bambang Pardede. Kita tidak mau uang rakyat Sumut yang diperuntukkan demi kepentingan perbaikan layanan kesehatan disalahgunakan untuk memperkaya diri pejabat yang diberi amanah,” tandas politisi partai Golkar itu.

Menyikapi hal itu, Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi mengungkapkan bahwa dirinya tidak tahu anak Bambang Pardede bekerja atau pegawai perusahaan konstruksi milik Kementerian BUMN itu.

“Saya saja tidak tahu, kalau ada anak Bambang Pardede disitu,” kata mantan Ketua Umum PSSI itu, di rumah dinas Gubernur Sumut, Kota Medan.

Gubernur Edy mengatakan proses lelang itu, sudah melalui proses sesuai dengan prosedur dilakukan Kelompok Kerja (Pokja) Dinas SDA, Cipta Karya dan Tata Ruang Sumut.

“Yang memenangkan bukan kita, yang memenangkan itu Pokja itu. Pokja itu, prosesnya. Namanya, Pokja kelompok kerja, banyak jadinya,” tutur mantan Pangkostrad itu.

Gubernur Edy tidak mempersoalkan hal itu, karena ia menilai PT Adhi Karya memiliki kualitas kerja yang baik. Buktinya, dalam pembangunan dan renovasi Masjid Agung, Kota Medan.

“Adhi Karya profesional, Walaupun dia Kristen atau Katolik itu. Yang bangun Masjid Agung itu, Adhi Karya lho. Jadinya, itu profesional,” pungkas mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.(gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/