26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Sedih! Ibu dan Dua Anaknya Tewas Berpelukan di Kamar Mandi

Foto: Rizky/PM Jasad Nursaidah Nainggolan dan dua anaknya Jauhari Mulidapot Silaban dan Jafatar Silaban diangkut ke ambulans. Ketiganya tewas dalam  kebakaran di rumahnya di Jalan Ngumban Surbakti, Kamis (11/2/2016) malam.
Foto: Rizky/PM
Jasad Nursaidah Nainggolan dan dua anaknya Jauhari Mulidapot Silaban dan Jafatar Silaban diangkut ke ambulans. Ketiganya tewas dalam
kebakaran di rumahnya di Jalan Ngumban Surbakti, Kamis (11/2/2016) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memilukan. Seorang ibu bersama dua anaknya tewas terpanggang di dalam rumahnya, Kamis (11/2) malam. Jasad ketiganya ditemukan di dalam kamar mandi, diduga terjebak saat hendak menyelamatkan diri.

Informasi diperoleh Sumut Pos, ketiga korban naas tersebut adalah Nursaidah Nainggolan (40), putra sulungnya Jauhari Mulidapot Silaban (20), dan putra bungsunya Jafatar Silaban (12).

Saat kejadian, kawasan Jalan Ngumban Surbakti dan sekitarnya sedang terjadi pemadaman listrik. Nursaidah yang sehari-hari menjual bahan bakar minyak (BBM) eceran, saat itu sedang mengisi bensin ke botol untuk dijual. Sedangkan putra bungsunya, Jafatar Sulaban memegang lilin di belakang Nursaidah, dengan maksud memberi penerangan kepada ibunya.

Namun naas, seketika bensin menyambar lilin yang dipegang Jafatar. Dengan cepat api langsung menyambar botol lainnya yang berisi bensin. Suara ledakan terdengar beberapa kali hingga membuat rumah mereka yang terbuat dari papan terbakar.

Nursaidah dan Jafatar langsung melarikan diri ke kamar mandi. Sedangkan Jauhari yang berada di dalam rumah dibawa ibunya ikut ke kamar mandi untuk menyelamatkan diri. Namun sayang, ketiganya hanya bisa berdiam diri di dalam kamar mandi. Mereka terjebak. Sementara api terus berkobar membakar seisi rumah.

Melihat kobaran api, sejumlah tetangga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun upaya gagal, lantaran di rumah korban menyimpan bahan bakar bensin.

Tak berselang lama, delapan unit armada kebakaran tiba di lokasi kejadian. Setengah jam kemudian, api berhasil dipadamkan.

Arman Hutajulu, tetangga korban membenarkan kalau saat itu korban sedang menuangkan bensin ke dalam botol. Sedangkan anaknya menyalakan lilin.

“Yang aku tahu, si korban nuangkan bensin ke dalam botol. Sementara anaknya menyalakan lilin. Ya langsunglah bensin itu nyambar tadi. Pas pula rumah warga di sini mati listrik. Ibu dan dua anaknya sempat selamatkan diri ke kamar mandi tapi enggak selamat karena api sudah marak,” ujar Arman di lokasi kejadian.

Kepala Lingkungan (Kepling) 11, Kelurah Tanjungsari, Medan Selayang, Lilik yang berada di lokasi kejadian menyebutkan, saat kejadian, suami korban tidak berada di rumah bersama seorang anaknya.

“Mereka sekeluarga ada lima orang. Yang meninggal ibunya, anak pertama dan anak terakhir. Kalau suami dan anak keduanya bernama Putra Lorenzio Silaban saat itu tidak berada di rumah,” ungkap Lilik.

Foto: Rizky/PM Jasad Nursaidah Nainggolan dan dua anaknya Jauhari Mulidapot Silaban dan Jafatar Silaban diangkut ke ambulans. Ketiganya tewas dalam  kebakaran di rumahnya di Jalan Ngumban Surbakti, Kamis (11/2/2016) malam.
Foto: Rizky/PM
Jasad Nursaidah Nainggolan dan dua anaknya Jauhari Mulidapot Silaban dan Jafatar Silaban diangkut ke ambulans. Ketiganya tewas dalam
kebakaran di rumahnya di Jalan Ngumban Surbakti, Kamis (11/2/2016) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memilukan. Seorang ibu bersama dua anaknya tewas terpanggang di dalam rumahnya, Kamis (11/2) malam. Jasad ketiganya ditemukan di dalam kamar mandi, diduga terjebak saat hendak menyelamatkan diri.

Informasi diperoleh Sumut Pos, ketiga korban naas tersebut adalah Nursaidah Nainggolan (40), putra sulungnya Jauhari Mulidapot Silaban (20), dan putra bungsunya Jafatar Silaban (12).

Saat kejadian, kawasan Jalan Ngumban Surbakti dan sekitarnya sedang terjadi pemadaman listrik. Nursaidah yang sehari-hari menjual bahan bakar minyak (BBM) eceran, saat itu sedang mengisi bensin ke botol untuk dijual. Sedangkan putra bungsunya, Jafatar Sulaban memegang lilin di belakang Nursaidah, dengan maksud memberi penerangan kepada ibunya.

Namun naas, seketika bensin menyambar lilin yang dipegang Jafatar. Dengan cepat api langsung menyambar botol lainnya yang berisi bensin. Suara ledakan terdengar beberapa kali hingga membuat rumah mereka yang terbuat dari papan terbakar.

Nursaidah dan Jafatar langsung melarikan diri ke kamar mandi. Sedangkan Jauhari yang berada di dalam rumah dibawa ibunya ikut ke kamar mandi untuk menyelamatkan diri. Namun sayang, ketiganya hanya bisa berdiam diri di dalam kamar mandi. Mereka terjebak. Sementara api terus berkobar membakar seisi rumah.

Melihat kobaran api, sejumlah tetangga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun upaya gagal, lantaran di rumah korban menyimpan bahan bakar bensin.

Tak berselang lama, delapan unit armada kebakaran tiba di lokasi kejadian. Setengah jam kemudian, api berhasil dipadamkan.

Arman Hutajulu, tetangga korban membenarkan kalau saat itu korban sedang menuangkan bensin ke dalam botol. Sedangkan anaknya menyalakan lilin.

“Yang aku tahu, si korban nuangkan bensin ke dalam botol. Sementara anaknya menyalakan lilin. Ya langsunglah bensin itu nyambar tadi. Pas pula rumah warga di sini mati listrik. Ibu dan dua anaknya sempat selamatkan diri ke kamar mandi tapi enggak selamat karena api sudah marak,” ujar Arman di lokasi kejadian.

Kepala Lingkungan (Kepling) 11, Kelurah Tanjungsari, Medan Selayang, Lilik yang berada di lokasi kejadian menyebutkan, saat kejadian, suami korban tidak berada di rumah bersama seorang anaknya.

“Mereka sekeluarga ada lima orang. Yang meninggal ibunya, anak pertama dan anak terakhir. Kalau suami dan anak keduanya bernama Putra Lorenzio Silaban saat itu tidak berada di rumah,” ungkap Lilik.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/