31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Angkutan Umum Terhubung ke MRT

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah angkutan kota (Angkot) berhenti untuk menaikkan penumpang yang menyebabkan kemacetan di Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Perhubungan Kota Medan sedang menyusun konsep penataan ulang trayek angkutan umum di Kota Medan. Ini untuk meminimalisir kekhawatiran stagnasi lalu lintas di Ibukota Provinsi Sumut.

 Kadishub Medan, Renward Parapat mengatakan, penataan angkutan umum tersebut bakal disinkronisasi dengan pembangunan moda transportasi modern melalui sistem mass rapid transit (MRT), terdiri dari bus rapid transit (BRT) dan light rail transit (LRT).

 “Nantinya sistem transportasi kita seperti di Jakarta, di mana terhubung dengan MRT. Kemarin kita sudah berkunjung ke Jakarta bersama Organda melalui konsultan melakukan studi banding,” papar Renward kepada Sumut Pos, Jumat (29/6).

Di Jakarta, metro mini masuk ke Trans Jakarta. “Nanti di rute-rute kecilnya ini juga perlu dihidupkan. Inilah yang sedang kita pikirkan konsepnya ke depan,” sambungnya.

 Sebelum konektivitas moda transportasi umum dan modern ini terjalin, perlu dilakukan peremajaan atau penataan angkutan umum.  “Angkutan trayek sekarang kan sudah bersaing ketat dengan angkutan berbasis online. Makanya saya selalu lakukan pendekatan kepada semua komponen. Baik itu sama Organda maupun provider angkutan online. Dan kita selalu mendengar masukan dari banyak pihak,” katanya.

 Renward berharap, dengan berbagai terobosan di bidang transportasi ini, ke depan masyarakat punya kesadaran tidak sembarangan parkir dan berhenti pada ruas tertentu.

 Tidak mesti ada petugas Dishub atau polisi yang berjaga, masyarakat mau menaati aturan selama berkendara.

 “Kita akan tetap melakukan evaluasi bersama Satlantas terhadap kondisi angkutan umum yang ada. Kita akui memang volume lalu lintas dan kendaraan di Medan setiap tahun terus meningkat,” tutur Renward.

 “Belum lagi pembangunan yang ada di inti kota, membuat mobilitas lalu lintas di kota kita makin padat. Dan itu bukan hanya hari kerja juga hari-hari libur. Banyak pendatang yang masuk ke Medan,” lanjutnya.

 Dishub juga terus melakukan penataan parkir di semua ruas jalan. Dimana sekarang sedang dilakukan survey untuk pemetaan parkir. Namun belum diputuskan skemanya seperti apa.

 “Ya, soal parkir berlapis saya sudah minta ke petugas ATCS untuk selalu diinformasikan kondisi terkini. Itu tetap menjadi perhatian kita sembari terus melakukan penindakan seperti penggembosan dan penggembokan ban kendaraan bersama Satlantas,” katanya.

 Namun untuk jangka panjang realisasi infrastruktur LRT dan BRT sebagai upaya mengurai kemacetan lalu lintas di Medan, melalui sistem KPBU percepatan infrastruktur untuk itu terus dilakukan.

 “Bersama Kemenkeu dan stakeholder terkait, kami tetap melaksanakan studi, evaluasi dan diskusi sampai proyek tersebut nanti ditender. Sesuai rencana, tahun ini juga tender dilakukan,” pungkasnya.

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah angkutan kota (Angkot) berhenti untuk menaikkan penumpang yang menyebabkan kemacetan di Kota Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Perhubungan Kota Medan sedang menyusun konsep penataan ulang trayek angkutan umum di Kota Medan. Ini untuk meminimalisir kekhawatiran stagnasi lalu lintas di Ibukota Provinsi Sumut.

 Kadishub Medan, Renward Parapat mengatakan, penataan angkutan umum tersebut bakal disinkronisasi dengan pembangunan moda transportasi modern melalui sistem mass rapid transit (MRT), terdiri dari bus rapid transit (BRT) dan light rail transit (LRT).

 “Nantinya sistem transportasi kita seperti di Jakarta, di mana terhubung dengan MRT. Kemarin kita sudah berkunjung ke Jakarta bersama Organda melalui konsultan melakukan studi banding,” papar Renward kepada Sumut Pos, Jumat (29/6).

Di Jakarta, metro mini masuk ke Trans Jakarta. “Nanti di rute-rute kecilnya ini juga perlu dihidupkan. Inilah yang sedang kita pikirkan konsepnya ke depan,” sambungnya.

 Sebelum konektivitas moda transportasi umum dan modern ini terjalin, perlu dilakukan peremajaan atau penataan angkutan umum.  “Angkutan trayek sekarang kan sudah bersaing ketat dengan angkutan berbasis online. Makanya saya selalu lakukan pendekatan kepada semua komponen. Baik itu sama Organda maupun provider angkutan online. Dan kita selalu mendengar masukan dari banyak pihak,” katanya.

 Renward berharap, dengan berbagai terobosan di bidang transportasi ini, ke depan masyarakat punya kesadaran tidak sembarangan parkir dan berhenti pada ruas tertentu.

 Tidak mesti ada petugas Dishub atau polisi yang berjaga, masyarakat mau menaati aturan selama berkendara.

 “Kita akan tetap melakukan evaluasi bersama Satlantas terhadap kondisi angkutan umum yang ada. Kita akui memang volume lalu lintas dan kendaraan di Medan setiap tahun terus meningkat,” tutur Renward.

 “Belum lagi pembangunan yang ada di inti kota, membuat mobilitas lalu lintas di kota kita makin padat. Dan itu bukan hanya hari kerja juga hari-hari libur. Banyak pendatang yang masuk ke Medan,” lanjutnya.

 Dishub juga terus melakukan penataan parkir di semua ruas jalan. Dimana sekarang sedang dilakukan survey untuk pemetaan parkir. Namun belum diputuskan skemanya seperti apa.

 “Ya, soal parkir berlapis saya sudah minta ke petugas ATCS untuk selalu diinformasikan kondisi terkini. Itu tetap menjadi perhatian kita sembari terus melakukan penindakan seperti penggembosan dan penggembokan ban kendaraan bersama Satlantas,” katanya.

 Namun untuk jangka panjang realisasi infrastruktur LRT dan BRT sebagai upaya mengurai kemacetan lalu lintas di Medan, melalui sistem KPBU percepatan infrastruktur untuk itu terus dilakukan.

 “Bersama Kemenkeu dan stakeholder terkait, kami tetap melaksanakan studi, evaluasi dan diskusi sampai proyek tersebut nanti ditender. Sesuai rencana, tahun ini juga tender dilakukan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/