31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Terus Berburu Rupiah

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS KETUPAT HIAS Seorang pekerja tampak menyelesaikan aneka bentuk ketupat hias di Jalan Avros Medan, Jumat (10/7) lalu. Aneka hiasan lebaran seperti ketupat hias, bulan sabit, beduk dan lain sebagainya di jual dengan variasi harga dari Rp5 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
KETUPAT HIAS
Seorang pekerja tampak menyelesaikan aneka bentuk ketupat hias di Jalan Avros Medan, Jumat (10/7) lalu. Aneka hiasan lebaran seperti ketupat hias, bulan sabit, beduk dan lain sebagainya di jual dengan variasi harga dari Rp5 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

SUMUTPOS.CO- Hanya tinggal empat hari lagi umat muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah. Di waktu yang tersisa, tak perduli pria atau wanita..atau bahkan usia yang tak lagi muda. Semuanya semakin ngotot mengais rezeki agar bisa membahagiakan kelularga di saat lebaran nanti.

Beragam cara dilakukan orang untuk dapat memenuhi ambisinya itu. Dari mulai menjadi pedagang dadakan hingga menjual jasa yang kemungkinan besar bakal dipergunakan orang lain.

Sejak hari pertama di bulan Ramadan, hampir di setiap sudut dan sisi jalan dipergunakan orang untuk menjajakan panganan untuk berbuka. Bisnis ini memiliki banyak peminat. Terlebih, saat ini banyak orang ingin sesuatu yang praktis alias tidak repot. Membeli panganan atau kue untuk berbuka terlihat menjadi pilihan utama diripada harus repot-repot membuatnya di dapur.

Menurut penuturan salah seorang ibu rumah tangga bernama Ema, yang  biasa menjual kue di Jalan Amaliun Medan, biasanya dalam sehari dia bisa memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp100 ribu.

“Kita kan hanya menjualnya saja. Yang buat (kue, Red) nya orang lain. Jadi kita gak ada resiko. Tapi yang pasti, semakin banyak kue laku, maka semakin besar keuntungan yang bisa diperoleh. Hitung-hitung bisalah (keuntungannya, Red) dipakai untuk membeli baju lebaran anak-anak,” bilang Ema.

Usaha lainnya yang berpotensi memberi keuntungan bagi keluarga adalah bisnis catering untuk berbuka dan sahur. Banyaknya kegiatan buka bersama dan sahur bersama, bagi sebagian orang justru membuka peluang bisnis. Betapa tidak, di sela padatnya rutinitas karena pekerjaan, tak jarang orang lebih memilih beristirahat dari pada harus memasak di dapur. Lantas, bagaimana dengan makanan untuk sahur dan berbuka?
“Kalau harus memilih, maka saya lebih senang catering saja. Selain lebih efisien, di sisi lain, saya bisa mempergunakan waktu saya untuk melakukan bisnis sampingan yakni buat kue lebaran, untuk selanjutnya dijual di kantor, tempat saya bekerja,” bilang Yanti, seorang ibu muda, yang merupakan karyawan di sebuah perusahaan swasta yang ada di Medan.

Memang, berbisnis kue lebaran adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan jelang lebaran. Dengan tingginya permintaan konsumen akan kue kering menjelang lebaran, pelaku usaha kue kering tidak perlu susah – susah mencari konsumen. Karena hampir semua kalangan membutuhkan kue kering, dan tidak semua orang memiliki waktu ataupun kemampuan dalam membuat kue kering. Sehingga mereka lebih memilih membeli kue kering yang banyak ditemukan di pasaran, daripada harus membuatnya sendiri. Disamping konsumen rumahan, permintaan akan kue kering juga datang dari berbagai kantor yang menggunakan kue kering sebagai parsel untuk para karyawannya.

Selain kue, menjual busana muslim ataupun celana di bulan Ramadan adalah bisnis yang sangat prospektif. Bahkan usaha ini kini telah merambah hingga ke gang-gang kecil. Tak jarang terlihat seorang wanita dengan mengendarai sepeda motor, untuk selanjutnya menawarkan bajju ataupun celana kepada warga yang ada di sana. Tak sekadar menjual, para pedagang tadi bahkan memberi kemudahan kepada para pembelinya dengan cara mencicil.

“Persaingan sudah ketat kali bang. Lihatlah, bukan hanya di mal saja orang menjual bajua dan celana. Di pinggir-pinggir jalan pun sudah banyak orang yang berdagang baju dan celana. Jadi kalau tak jemput bola seperti ini, bias kalah kita bersaing dengan mereka. Pokoknya, pembeli adalah raja bang. Kita servis mereka. Kita beri mereka kemudahan agar mereka tetap menjadi pelanggan kita,” bilang Ibu Ratni, salah seorang pedagang pakaian yang menjajakan pakaiannya dengan cara keluar masuk gang.

Cerita tentang penghasilan, Ratni mengatakan bahwa dia bias meraih keuntungan karena dirinya telah memiliki banyak pelanggan. “Kalau sedikii, gawat juga lah bang. Mana berputar modal kita. Ambil-ambil untung sedikit, yang penting modal berputar,” tandasnya.

Selanjutnya, apa lagi jenis usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan berlipat saat lebaran nanti?
Menurut Syawal, pria yang dalam keseharian memiliki usaha rental mobil, terungkap jika saat lebaran banyak orang yang membutuhkan mobil untuk dibawa keluar kota.

“Biasanya yang menyewa itu orang-orang yang kepingin pulang kampung. Biasanya mereka (penyewa, Red) orang-orang yang bekerja di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Nah, karena labaran dirayakan setahun sekali, maka mereka tak ingin menyia-nyiakannya untuk bertemu dengan sanak keluarga di kampung. Kalau sudah begitu, biasanya mereka menyewa sekitar tiga sampai empat hari,” bilang Syawal.

Tak hanya makanan, pakaian, atau mobil. Bagi kaum ibu yang ingin rumahnya kelihatan cantik saat lebaran nati, ketupat hias ataupun tempat kue planel juga menjadi barang yang paling diburu. Hal ini tentunya memberi keuntungan bagi pedagang yang bersangkutan.

Seperti yang diakui pedagang ketupat hias di Jalan Sisingamangaraja, depan Makam Pahlawan, Bahrum Jamil. Katanya, pembelian ketupat hias semakin tinggi. “Memang seperti inilah. Kalau semakin dekat lebaran, maka peminatnya semakin banyak,” katanya.

Putri Bahrum, Lini Putriani menambahkan, penjualanan atau pesanan dari pedagang-pedagang eceran kepada mereka sebenarnya menurun bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Begitupun pihaknya optimis dapat menjual semua yang telah dibuat.

“Tahun lalu sekitar puluhan ribu pc dibuat sama bapak, tahun ini kayaknya sikit, turun sekitar 30 persenan. Biasanya pesanan datang dari luar kota, tahun ini yang minta dari luar kota pun sedikit. Makanya, idul adha nanti rencana mau jualan lagi sampai di Aceh. Biasanyakan idul adha gak jualan, ini rencana kita mau jualan,” kata Lini sembari mengatakan ketupat hias ini berbahan dasar streofom.

Ketupat hias dibandrol mulai dari Rp5000 sampai Rp50 ribu tergantung ukuran. Dengan warnanya yang hijau bercampur kuning, ketupat hias cocok menjadi penghias rumah saat lebaran. “Hingga saat ini, ± 5000 pc sudah keluar, tapi kalau untuk di kita jual sendiri di makam pahlawan ini, paling sehai ada 3-10 orang saja yang beli,” katanya.

Sementara itu, perajin planel di Bromo, Rahmi mengatakan pesanan tahun ini meningkat derastis dibanding tahun lalu. Disamping karena masyarakat mulai banyak tahu soal planel, dan resaler yang semakin bertambah.

“Reseller baru berdatangan, karena udah banyak yang tau flanel. Tapi, tahun ini saya batasi orderan yang masuk. Karena takut pesanan membludak lagi kemudian tak siap karena saya hanya dibantu oleh satu orang. Harga yang saya tawarkan, mulai dari Rp35.000 per pc hingga Rp50.000 per pc. Atau Rp 150 per set,” katanya. (ije/put)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS KETUPAT HIAS Seorang pekerja tampak menyelesaikan aneka bentuk ketupat hias di Jalan Avros Medan, Jumat (10/7) lalu. Aneka hiasan lebaran seperti ketupat hias, bulan sabit, beduk dan lain sebagainya di jual dengan variasi harga dari Rp5 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
KETUPAT HIAS
Seorang pekerja tampak menyelesaikan aneka bentuk ketupat hias di Jalan Avros Medan, Jumat (10/7) lalu. Aneka hiasan lebaran seperti ketupat hias, bulan sabit, beduk dan lain sebagainya di jual dengan variasi harga dari Rp5 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

SUMUTPOS.CO- Hanya tinggal empat hari lagi umat muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah. Di waktu yang tersisa, tak perduli pria atau wanita..atau bahkan usia yang tak lagi muda. Semuanya semakin ngotot mengais rezeki agar bisa membahagiakan kelularga di saat lebaran nanti.

Beragam cara dilakukan orang untuk dapat memenuhi ambisinya itu. Dari mulai menjadi pedagang dadakan hingga menjual jasa yang kemungkinan besar bakal dipergunakan orang lain.

Sejak hari pertama di bulan Ramadan, hampir di setiap sudut dan sisi jalan dipergunakan orang untuk menjajakan panganan untuk berbuka. Bisnis ini memiliki banyak peminat. Terlebih, saat ini banyak orang ingin sesuatu yang praktis alias tidak repot. Membeli panganan atau kue untuk berbuka terlihat menjadi pilihan utama diripada harus repot-repot membuatnya di dapur.

Menurut penuturan salah seorang ibu rumah tangga bernama Ema, yang  biasa menjual kue di Jalan Amaliun Medan, biasanya dalam sehari dia bisa memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp100 ribu.

“Kita kan hanya menjualnya saja. Yang buat (kue, Red) nya orang lain. Jadi kita gak ada resiko. Tapi yang pasti, semakin banyak kue laku, maka semakin besar keuntungan yang bisa diperoleh. Hitung-hitung bisalah (keuntungannya, Red) dipakai untuk membeli baju lebaran anak-anak,” bilang Ema.

Usaha lainnya yang berpotensi memberi keuntungan bagi keluarga adalah bisnis catering untuk berbuka dan sahur. Banyaknya kegiatan buka bersama dan sahur bersama, bagi sebagian orang justru membuka peluang bisnis. Betapa tidak, di sela padatnya rutinitas karena pekerjaan, tak jarang orang lebih memilih beristirahat dari pada harus memasak di dapur. Lantas, bagaimana dengan makanan untuk sahur dan berbuka?
“Kalau harus memilih, maka saya lebih senang catering saja. Selain lebih efisien, di sisi lain, saya bisa mempergunakan waktu saya untuk melakukan bisnis sampingan yakni buat kue lebaran, untuk selanjutnya dijual di kantor, tempat saya bekerja,” bilang Yanti, seorang ibu muda, yang merupakan karyawan di sebuah perusahaan swasta yang ada di Medan.

Memang, berbisnis kue lebaran adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan jelang lebaran. Dengan tingginya permintaan konsumen akan kue kering menjelang lebaran, pelaku usaha kue kering tidak perlu susah – susah mencari konsumen. Karena hampir semua kalangan membutuhkan kue kering, dan tidak semua orang memiliki waktu ataupun kemampuan dalam membuat kue kering. Sehingga mereka lebih memilih membeli kue kering yang banyak ditemukan di pasaran, daripada harus membuatnya sendiri. Disamping konsumen rumahan, permintaan akan kue kering juga datang dari berbagai kantor yang menggunakan kue kering sebagai parsel untuk para karyawannya.

Selain kue, menjual busana muslim ataupun celana di bulan Ramadan adalah bisnis yang sangat prospektif. Bahkan usaha ini kini telah merambah hingga ke gang-gang kecil. Tak jarang terlihat seorang wanita dengan mengendarai sepeda motor, untuk selanjutnya menawarkan bajju ataupun celana kepada warga yang ada di sana. Tak sekadar menjual, para pedagang tadi bahkan memberi kemudahan kepada para pembelinya dengan cara mencicil.

“Persaingan sudah ketat kali bang. Lihatlah, bukan hanya di mal saja orang menjual bajua dan celana. Di pinggir-pinggir jalan pun sudah banyak orang yang berdagang baju dan celana. Jadi kalau tak jemput bola seperti ini, bias kalah kita bersaing dengan mereka. Pokoknya, pembeli adalah raja bang. Kita servis mereka. Kita beri mereka kemudahan agar mereka tetap menjadi pelanggan kita,” bilang Ibu Ratni, salah seorang pedagang pakaian yang menjajakan pakaiannya dengan cara keluar masuk gang.

Cerita tentang penghasilan, Ratni mengatakan bahwa dia bias meraih keuntungan karena dirinya telah memiliki banyak pelanggan. “Kalau sedikii, gawat juga lah bang. Mana berputar modal kita. Ambil-ambil untung sedikit, yang penting modal berputar,” tandasnya.

Selanjutnya, apa lagi jenis usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan berlipat saat lebaran nanti?
Menurut Syawal, pria yang dalam keseharian memiliki usaha rental mobil, terungkap jika saat lebaran banyak orang yang membutuhkan mobil untuk dibawa keluar kota.

“Biasanya yang menyewa itu orang-orang yang kepingin pulang kampung. Biasanya mereka (penyewa, Red) orang-orang yang bekerja di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Nah, karena labaran dirayakan setahun sekali, maka mereka tak ingin menyia-nyiakannya untuk bertemu dengan sanak keluarga di kampung. Kalau sudah begitu, biasanya mereka menyewa sekitar tiga sampai empat hari,” bilang Syawal.

Tak hanya makanan, pakaian, atau mobil. Bagi kaum ibu yang ingin rumahnya kelihatan cantik saat lebaran nati, ketupat hias ataupun tempat kue planel juga menjadi barang yang paling diburu. Hal ini tentunya memberi keuntungan bagi pedagang yang bersangkutan.

Seperti yang diakui pedagang ketupat hias di Jalan Sisingamangaraja, depan Makam Pahlawan, Bahrum Jamil. Katanya, pembelian ketupat hias semakin tinggi. “Memang seperti inilah. Kalau semakin dekat lebaran, maka peminatnya semakin banyak,” katanya.

Putri Bahrum, Lini Putriani menambahkan, penjualanan atau pesanan dari pedagang-pedagang eceran kepada mereka sebenarnya menurun bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Begitupun pihaknya optimis dapat menjual semua yang telah dibuat.

“Tahun lalu sekitar puluhan ribu pc dibuat sama bapak, tahun ini kayaknya sikit, turun sekitar 30 persenan. Biasanya pesanan datang dari luar kota, tahun ini yang minta dari luar kota pun sedikit. Makanya, idul adha nanti rencana mau jualan lagi sampai di Aceh. Biasanyakan idul adha gak jualan, ini rencana kita mau jualan,” kata Lini sembari mengatakan ketupat hias ini berbahan dasar streofom.

Ketupat hias dibandrol mulai dari Rp5000 sampai Rp50 ribu tergantung ukuran. Dengan warnanya yang hijau bercampur kuning, ketupat hias cocok menjadi penghias rumah saat lebaran. “Hingga saat ini, ± 5000 pc sudah keluar, tapi kalau untuk di kita jual sendiri di makam pahlawan ini, paling sehai ada 3-10 orang saja yang beli,” katanya.

Sementara itu, perajin planel di Bromo, Rahmi mengatakan pesanan tahun ini meningkat derastis dibanding tahun lalu. Disamping karena masyarakat mulai banyak tahu soal planel, dan resaler yang semakin bertambah.

“Reseller baru berdatangan, karena udah banyak yang tau flanel. Tapi, tahun ini saya batasi orderan yang masuk. Karena takut pesanan membludak lagi kemudian tak siap karena saya hanya dibantu oleh satu orang. Harga yang saya tawarkan, mulai dari Rp35.000 per pc hingga Rp50.000 per pc. Atau Rp 150 per set,” katanya. (ije/put)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/