30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Babi Semakin Berpeluang sebagai Pendonor Organ Manusia

Foto: EGENESIS
Para peneliti Amerika Serikat telah memodifikasi genetika sekumpulan babi agar bisa menjadi pendonor organ tubuh manusia.

SUMUTPOS.CO – Ilmuwan-ilmuwan Universitas Harvard dan perusahaan eGenesis berhasil menyingkirkan virus yang bersembunyi di DNA 37 babi. Virus tersebut selama ini adalah rintangan besar untuk mentransplantasi organ babi ke manusia.

Tantangan selanjutnya adalah mencegah organ tubuh babi ditolak tubuh manusia.

Kendati demikian, para ahli mengatakan itu adalah langkah awal yang menjanjikan dan menggairahkan.

 

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scienceini dimulai dengan sel kulit dari babi. Hasilnya, sebanyak 25 virus yang jamak ada pada babi (porocine endogenous retroviruses) – ditemukan tersembunyi dalam kode genetika babi.

Rangkaian eksperimen mencampur sel manusia dan babi menunjukkan bahwa virus tersebut dapat lolos dan menginfeksi jaringan manusia.

Para peneliti kemudian menggunakan teknologi pengeditan gen Crispr untuk menghapus 25 Perv tersebut. Peneliti juga memakai teknologi kloning, seperti yang digunakan untuk membuat domba kloning bernama Dolly, untuk menempatkan materi genetik dari sel-sel itu ke dalam sel telur babi dan menciptakan embrio.

Proses kompleksnya tidak efisien, tapi 37 anak babi sehat telah lahir.

“Ini adalah para babi Perv-free pertama,” kata Dr Luhan Yang, salah satu peneliti dari Harvard University dan perusahaan spinout eGenesis, kepada situs BBC News.

Mereka juga merupakan “hewan [hewan] yang paling dimodifikasi secara genetik dalam hal jumlah modifikasi,” katanya.

 

Foto AFP/GETTY IMAGES
Babi-babi dari peternakan di Inggris utara mengikuti kontes, pada Juli lalu.

Jika xenotransplantasi – menggunakan organ dari spesies lain – bekerja, maka ini berpotensi mengurangi waktu tunggu yang lama untuk organ transplantasi.

Lebih dari 100.000 orang membutuhkan transplantasi organ di AS. Ada sekitar 6.500 orang di daftar tunggu Inggris.

Dr Yang mengatakan kepada BBC: “Kami menyadari bahwa kami masih pada tahap awal penelitian dan pengembangan.

“Kami tahu kami memiliki visi yang berani tentang sebuah dunia tanpa kekurangan organ, itu sangat menantang, tapi itu juga motivasi kita untuk menyingkirkan tantangan-tantangan.”

Babi sangat menjanjikan untuk xenotransplantasi karena organ mereka memiliki ukuran yang sama dengan manusia, dan hewan ini dapat dikembangbiakkan dalam jumlah besar.

Tapi menghapus virus hanya setengah dari tantangan, bahkan organ yang disumbangkan dari orang lain dapat menyebabkan reaksi kekebalan tubuh yang kuat yang menyebabkan transplantasi ditolak oleh tubuh penerima.

Tim AS sedang menyelidiki modifikasi genetik lebih lanjut untuk membuat organ babi lebih dapat diterima oleh sistem kekebalan tubuh manusia.

Langkah pertama

Darren Griffin, seorang profesor genetika di Universitas Kent, mengatakan: “Ini merupakan langkah kedepan yang signifikan terhadap kemungkinan menjadikan xenotransplantasi sebuah kenyataan.

“Namun, ada banyak variabel, termasuk masalah etika, untuk diselesaikan sebelum xenotransplantasi dapat berlangsung.”

Prof Ian McConnell, dari Universitas Cambridge, mengatakan: “Karya ini memberikan langkah awal yang menjanjikan dalam pengembangan strategi genetik untuk menciptakan jenis babi dimana risiko penularan retrovirus telah dieliminasi.

“Masih harus dilihat apakah hasil ini dapat diterjemahkan menjadi strategi penyimpanan transplantasi organ yang aman sepenuhnya.”

Para peneliti harus mengatasi tantangan tak terduga dari melakukan begitu banyak pengeditan gen dalam sekali jalan.

Teknologi Crispr bekerja seperti kombinasi satelit navigasi dan sepasang gunting. Satelit navigasi menemukan tempat yang tepat dalam kode genetik, dan kemudian gunting melakukan pemotongan.

Tapi membuat 25 potongan di seluruh genom babi menyebabkan ketidakstabilan DNA dan hilangnya informasi genetik. (James Gallacher/BBC)

Foto: EGENESIS
Para peneliti Amerika Serikat telah memodifikasi genetika sekumpulan babi agar bisa menjadi pendonor organ tubuh manusia.

SUMUTPOS.CO – Ilmuwan-ilmuwan Universitas Harvard dan perusahaan eGenesis berhasil menyingkirkan virus yang bersembunyi di DNA 37 babi. Virus tersebut selama ini adalah rintangan besar untuk mentransplantasi organ babi ke manusia.

Tantangan selanjutnya adalah mencegah organ tubuh babi ditolak tubuh manusia.

Kendati demikian, para ahli mengatakan itu adalah langkah awal yang menjanjikan dan menggairahkan.

 

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scienceini dimulai dengan sel kulit dari babi. Hasilnya, sebanyak 25 virus yang jamak ada pada babi (porocine endogenous retroviruses) – ditemukan tersembunyi dalam kode genetika babi.

Rangkaian eksperimen mencampur sel manusia dan babi menunjukkan bahwa virus tersebut dapat lolos dan menginfeksi jaringan manusia.

Para peneliti kemudian menggunakan teknologi pengeditan gen Crispr untuk menghapus 25 Perv tersebut. Peneliti juga memakai teknologi kloning, seperti yang digunakan untuk membuat domba kloning bernama Dolly, untuk menempatkan materi genetik dari sel-sel itu ke dalam sel telur babi dan menciptakan embrio.

Proses kompleksnya tidak efisien, tapi 37 anak babi sehat telah lahir.

“Ini adalah para babi Perv-free pertama,” kata Dr Luhan Yang, salah satu peneliti dari Harvard University dan perusahaan spinout eGenesis, kepada situs BBC News.

Mereka juga merupakan “hewan [hewan] yang paling dimodifikasi secara genetik dalam hal jumlah modifikasi,” katanya.

 

Foto AFP/GETTY IMAGES
Babi-babi dari peternakan di Inggris utara mengikuti kontes, pada Juli lalu.

Jika xenotransplantasi – menggunakan organ dari spesies lain – bekerja, maka ini berpotensi mengurangi waktu tunggu yang lama untuk organ transplantasi.

Lebih dari 100.000 orang membutuhkan transplantasi organ di AS. Ada sekitar 6.500 orang di daftar tunggu Inggris.

Dr Yang mengatakan kepada BBC: “Kami menyadari bahwa kami masih pada tahap awal penelitian dan pengembangan.

“Kami tahu kami memiliki visi yang berani tentang sebuah dunia tanpa kekurangan organ, itu sangat menantang, tapi itu juga motivasi kita untuk menyingkirkan tantangan-tantangan.”

Babi sangat menjanjikan untuk xenotransplantasi karena organ mereka memiliki ukuran yang sama dengan manusia, dan hewan ini dapat dikembangbiakkan dalam jumlah besar.

Tapi menghapus virus hanya setengah dari tantangan, bahkan organ yang disumbangkan dari orang lain dapat menyebabkan reaksi kekebalan tubuh yang kuat yang menyebabkan transplantasi ditolak oleh tubuh penerima.

Tim AS sedang menyelidiki modifikasi genetik lebih lanjut untuk membuat organ babi lebih dapat diterima oleh sistem kekebalan tubuh manusia.

Langkah pertama

Darren Griffin, seorang profesor genetika di Universitas Kent, mengatakan: “Ini merupakan langkah kedepan yang signifikan terhadap kemungkinan menjadikan xenotransplantasi sebuah kenyataan.

“Namun, ada banyak variabel, termasuk masalah etika, untuk diselesaikan sebelum xenotransplantasi dapat berlangsung.”

Prof Ian McConnell, dari Universitas Cambridge, mengatakan: “Karya ini memberikan langkah awal yang menjanjikan dalam pengembangan strategi genetik untuk menciptakan jenis babi dimana risiko penularan retrovirus telah dieliminasi.

“Masih harus dilihat apakah hasil ini dapat diterjemahkan menjadi strategi penyimpanan transplantasi organ yang aman sepenuhnya.”

Para peneliti harus mengatasi tantangan tak terduga dari melakukan begitu banyak pengeditan gen dalam sekali jalan.

Teknologi Crispr bekerja seperti kombinasi satelit navigasi dan sepasang gunting. Satelit navigasi menemukan tempat yang tepat dalam kode genetik, dan kemudian gunting melakukan pemotongan.

Tapi membuat 25 potongan di seluruh genom babi menyebabkan ketidakstabilan DNA dan hilangnya informasi genetik. (James Gallacher/BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/