26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

WASPADA! Medan Dikepung Imigran Pencari Suaka

DANIL SIREGAR/SUMUT POS CUKUR RAMBUT:  Para imigran Rohingya dan Bangladesh ketika dicukur rambut di Hotel Beras Pati Jalan Jamin Ginting Medan.  Minggu (24/5). Berdasarkan keterangan Menhum dan Ham, pemerintah RI hanya memberikan waktu setahun untuk menampung imigran tersebut.
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
CUKUR RAMBUT: Para imigran Rohingya dan Bangladesh ketika dicukur rambut di Hotel Beras Pati Jalan Jamin Ginting Medan, Minggu (24/5). Berdasarkan keterangan Menhum dan Ham, pemerintah RI hanya memberikan waktu setahun untuk menampung imigran tersebut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan menjadi salah satu destinasi atau tujuan para imigran yang hendak mencari suaka. Bahkan, Ibu Kota Provinsi Sumut ini dianggap sebagai salah satu surga bagi para imigran. Hal ini dibuktikan dengan jumlah imigran terus mengalami peningkatan.

“Imigran di Medan ini bebas, bisa keluar malam. Bebas melakukan apapun, sampai menikahi penduduk pribumi. Terlebih mereka menerima bantuan dari IOM (International Organization for Migration) sebesar Rp1.250.000 untuk setiap orang dewasa, dan penambahan Rp500 ribu untuk anak kecil setiap bulannya,” kata Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Medan, Syarif Armansyah Lubis saat rapat kerja bersama IOM, Imigrasi serta Komisi A DPRD Medan di gedung dewan, Rabu (12/10).

Kata dia, selain mendapatkan biaya hidup, para imigran juga mendapatkan tempat tinggal secara percuma yang dibiayai oleh IOM. “Anehnya, IOM tidak melakukan pengawasan, para imigran dibiarkan bebas berkeliaran malam hari. Ini yang sering dikeluhkan masyarakat,” bilangnya.

Reza, perwakilan IOM, tidak memberikan banyak penjelasan didalam RDP tersebut. Ditanya mengenai jumlah pengungsi dan lokasi imigran, Reza juga enggan memberikan penjelasan.

Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementrian Kemenkumham Sumut, Yudi Kurniadi menyebut sudah ada pembahasan di tingkat pusat terkait lokasi penampungan para imigran gelap itu di satu lokasi. “Ada usulan memang pengungsi itu ditempatkan di satu pulau tertentu. Tapi itu kebijakan pusat,”kata Yudi.

Disebutkannya, jumlah imigran di kota Medan berjumlah 2.098 orang. Di mana, 318 di antaranya baru saja diserahkan kepada negara ketiga. “Tujuan pengungsi asing ini ke Indonesia hanya sebagai negara transit untuk melanjutkan perjalanan mereka ke negara ketiga untuk mencari suaka seperti ke negara-negara di Eropa. Kalau masyarakat menemukan ada imigran yang nakal atau membuat resah, bisa disampaikan atau dilaporkan langsung ke Imigrasi setempat,” bilangnya.

DANIL SIREGAR/SUMUT POS CUKUR RAMBUT:  Para imigran Rohingya dan Bangladesh ketika dicukur rambut di Hotel Beras Pati Jalan Jamin Ginting Medan.  Minggu (24/5). Berdasarkan keterangan Menhum dan Ham, pemerintah RI hanya memberikan waktu setahun untuk menampung imigran tersebut.
DANIL SIREGAR/SUMUT POS
CUKUR RAMBUT: Para imigran Rohingya dan Bangladesh ketika dicukur rambut di Hotel Beras Pati Jalan Jamin Ginting Medan, Minggu (24/5). Berdasarkan keterangan Menhum dan Ham, pemerintah RI hanya memberikan waktu setahun untuk menampung imigran tersebut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan menjadi salah satu destinasi atau tujuan para imigran yang hendak mencari suaka. Bahkan, Ibu Kota Provinsi Sumut ini dianggap sebagai salah satu surga bagi para imigran. Hal ini dibuktikan dengan jumlah imigran terus mengalami peningkatan.

“Imigran di Medan ini bebas, bisa keluar malam. Bebas melakukan apapun, sampai menikahi penduduk pribumi. Terlebih mereka menerima bantuan dari IOM (International Organization for Migration) sebesar Rp1.250.000 untuk setiap orang dewasa, dan penambahan Rp500 ribu untuk anak kecil setiap bulannya,” kata Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Medan, Syarif Armansyah Lubis saat rapat kerja bersama IOM, Imigrasi serta Komisi A DPRD Medan di gedung dewan, Rabu (12/10).

Kata dia, selain mendapatkan biaya hidup, para imigran juga mendapatkan tempat tinggal secara percuma yang dibiayai oleh IOM. “Anehnya, IOM tidak melakukan pengawasan, para imigran dibiarkan bebas berkeliaran malam hari. Ini yang sering dikeluhkan masyarakat,” bilangnya.

Reza, perwakilan IOM, tidak memberikan banyak penjelasan didalam RDP tersebut. Ditanya mengenai jumlah pengungsi dan lokasi imigran, Reza juga enggan memberikan penjelasan.

Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementrian Kemenkumham Sumut, Yudi Kurniadi menyebut sudah ada pembahasan di tingkat pusat terkait lokasi penampungan para imigran gelap itu di satu lokasi. “Ada usulan memang pengungsi itu ditempatkan di satu pulau tertentu. Tapi itu kebijakan pusat,”kata Yudi.

Disebutkannya, jumlah imigran di kota Medan berjumlah 2.098 orang. Di mana, 318 di antaranya baru saja diserahkan kepada negara ketiga. “Tujuan pengungsi asing ini ke Indonesia hanya sebagai negara transit untuk melanjutkan perjalanan mereka ke negara ketiga untuk mencari suaka seperti ke negara-negara di Eropa. Kalau masyarakat menemukan ada imigran yang nakal atau membuat resah, bisa disampaikan atau dilaporkan langsung ke Imigrasi setempat,” bilangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/