MEDAN, SUMUTPOS.CO – Spa Winner di Jalan Sei Gebang Kel. Sei Sikambing D Kec, Medan Petisah mendadak didemo warga, Rabu (13/8) sekira pukul 21.00 wib. Mereka menduga lokasi tersebut dijadikan sarang prostitusi.
Keterangan dihimpun, Spa Winner baru beroperasi sekitar seminggu. Namun sejak dibuka, warga kerap melihat banyak wanita berpakaian seksi keluar masuk tempat tersebut.
Tina (35) salah seorang warga mengaku gerah dengan aktivitas Spa Winner yang diduga menyajikan layanan seks. “Kami tidak mau anak-anak kami rusak melihat karyawan-karyawan yang berpakai seksi dan tidak memberikan pendidikan itu. Sebelumnya kami juga sudah melaporkan Spa itu untuk ditutup kepada Lurah,” protesnya di halaman Spa Winner.
Kecurigaan warga diperkuat dengan tamu yang datang didominasi kaum pria dewasa. “Siapa yang tidak takut, tiba-tiba di daerahnya ada bangunan yang tidak diketahui siapa pemiliknya dan karyawannya. Kami tidak mau wilayah kami ini menjadi sarang prostitusi, karena kami mempunyai anak-anak,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan Lili (45). “Kami merasa disepelekan oleh pemilik Spa itu. Sudah kami beritau tapi tidak dipedulikan. Dan gedung itu juga tidak seperti gedung biasa karena tertutup dengan satu pintu. Dulunya gedung itu adalah rumah, tapi sekarang berubah menjadi usaha. Selain itu, kami juga tidak diberitahu pembangunan ini, padahal kami warga setempat,” ucapnya diamini warga lainnya.
Tak lama berselang aksi demo warga, pihak pengusaha memilih menutup lokasi usahanya.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Baru Iptu Alex Piliang yang dikonfirmasi terkait keberadaan Spa Winner mengatakan masih melakukan penyelidikan. “Tadi memang ada kumpul warga di Spa Grand Winner tapi sudah bubar. Kita masih berkordinasi dengan muspika dan warga setempat,” ujarnya. (gib/bd)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Spa Winner di Jalan Sei Gebang Kel. Sei Sikambing D Kec, Medan Petisah mendadak didemo warga, Rabu (13/8) sekira pukul 21.00 wib. Mereka menduga lokasi tersebut dijadikan sarang prostitusi.
Keterangan dihimpun, Spa Winner baru beroperasi sekitar seminggu. Namun sejak dibuka, warga kerap melihat banyak wanita berpakaian seksi keluar masuk tempat tersebut.
Tina (35) salah seorang warga mengaku gerah dengan aktivitas Spa Winner yang diduga menyajikan layanan seks. “Kami tidak mau anak-anak kami rusak melihat karyawan-karyawan yang berpakai seksi dan tidak memberikan pendidikan itu. Sebelumnya kami juga sudah melaporkan Spa itu untuk ditutup kepada Lurah,” protesnya di halaman Spa Winner.
Kecurigaan warga diperkuat dengan tamu yang datang didominasi kaum pria dewasa. “Siapa yang tidak takut, tiba-tiba di daerahnya ada bangunan yang tidak diketahui siapa pemiliknya dan karyawannya. Kami tidak mau wilayah kami ini menjadi sarang prostitusi, karena kami mempunyai anak-anak,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan Lili (45). “Kami merasa disepelekan oleh pemilik Spa itu. Sudah kami beritau tapi tidak dipedulikan. Dan gedung itu juga tidak seperti gedung biasa karena tertutup dengan satu pintu. Dulunya gedung itu adalah rumah, tapi sekarang berubah menjadi usaha. Selain itu, kami juga tidak diberitahu pembangunan ini, padahal kami warga setempat,” ucapnya diamini warga lainnya.
Tak lama berselang aksi demo warga, pihak pengusaha memilih menutup lokasi usahanya.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Medan Baru Iptu Alex Piliang yang dikonfirmasi terkait keberadaan Spa Winner mengatakan masih melakukan penyelidikan. “Tadi memang ada kumpul warga di Spa Grand Winner tapi sudah bubar. Kita masih berkordinasi dengan muspika dan warga setempat,” ujarnya. (gib/bd)