25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Industri Dive Indonesia dan Deputi Malaysia Puji Akselerasi Kemenpar

Menteri Arief Yahya (tengah) berfoto di depan booth milik Indonesia yang berbentuk Kapal Pinisi dalam sebuah pameran internasional.

MALAYSIA, SUMUTPOS.CO – Tampil dengan Booth Kapal Phinisi yang megah di ajang Malaysia International Dive Expo (MIDE) 2017 ternyata memantik komentar industri diving. Bertempat di Dewan Tun Razak Hall 1, Putra World Trade Centre, yang dilaksanakan mulai tanggal 12 hingga 14 Mei 2017 itu dinilai bukti akselerasi cepat Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Menpar Arief Yahya memang sudah menetapkan standart paviliun pameran yang berskala besar. “Harus menggunakan desain Kapal Phinisi, karena itu menjadi identitas Indonesia yang sudah mendunia. Dan harus keren, jangan pernah tampil kalau hanya memalukan Indonesia,” kata Arief Yahya.

Karena pariwisata itu menjual image, kesan, impression. Sedangkan pameran adalah membuat kesan. PR ing itu promise atau janji produk kepada customers. Ketika produk sudah sesuai dengan janji, maka akan menghasilkan reputation. “Nah, kalau sudah tampil di mancanegara, kita harus juara!” jelas Arief Yahya.

Wajar jika sepanjang 2016, Wonderful Indonesia juara 46 kali event dari 22 negara. Sebuah reputasi yang konsisten terjaga, dan tidak pernah henti untuk juara. “Kemenangan itu direncanakan, dan atraksi Indonesia itu secara alamiah memang sudah indah, hebat dan juara dunia!” kata dia.

“Sungguh sangat terasa percepatan yang dilakukan Kemenpar, saya menyaksikan sendiri sebelumnya berada di luar industri dan kini sudah berada di dalam bisnis industri diving, semua action Kemenpar terasa dan penampilan khusus untuk pameran booth Indonesia kini berwibawa,” ujar Salah Satu Petinggi Industri Dive Indonesia, Julio Cicero.

Wanita yang juga bermukim di Malaysia itu bangga sebagai orang Indonesia yang ada di Malaysia, karena Booth Indonesia dengan ikon Kapal Phinisinya berada di depan persis di pintu masuk. “Terpampang besar dan paling besar dan panjang, bahkan mengalahkan Philipina yang juga ikut tampil di Malaysia ini,” kata wanita berhijab itu.

Kemenpar tampil dengan 20 industri. Bahkan ada 11 industri lainnya yang tampil di luar booth resmi Kemenpar. Paviliun Indonesia berada di Hall 1 Dewan Tun Razak, PWTC No. Booth 901-910 (90 sqm). Pameran yang diusung oleh Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar itu membawa industri-industri potensial yang sudah punya jam terbang di urusan alam bawah laut.

Deputi Minister of Ministry of Tourism and Culture Malaysia YB Datuk Mas Ermieyati Binti Samsudin juga menyampaikan apresiasinya untuk Indonesia. Kata dia, pameran terbesar di Malaysia itu kini boothnya semakin penuh dan diisi oleh Indonesia. “Terima kasih Indonesia, Wow puluhan Industri dibawa pemerintah Indonesia ke acara kita ini, berikan tepuk tangan untuk Indonesia,” ujar Ermieyati disambut tepuk tangan meriah dalam sambutan resminya.

Guna menjaga kualitas pameran, Kemenpar juga dikawal ketat oleh Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari (TPPWB) yang diwakiliki oleh Ketua Bidang III Wisata Bawah Air TPPWB Cipto Aji Gunawan dan Sekretaris TPPWB Ratna Suranti. Tidak jarang Cipto dan Ratna memberikan saran, kritik, masukan membangun, kepada industri dan semua elemen terkait Kemenpar selain juga berpromosi memberikan presentasi kepada para pengunjung yang datang ke acara tersebut.

Menteri Arief Yahya (tengah) berfoto di depan booth milik Indonesia yang berbentuk Kapal Pinisi dalam sebuah pameran internasional.

MALAYSIA, SUMUTPOS.CO – Tampil dengan Booth Kapal Phinisi yang megah di ajang Malaysia International Dive Expo (MIDE) 2017 ternyata memantik komentar industri diving. Bertempat di Dewan Tun Razak Hall 1, Putra World Trade Centre, yang dilaksanakan mulai tanggal 12 hingga 14 Mei 2017 itu dinilai bukti akselerasi cepat Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Menpar Arief Yahya memang sudah menetapkan standart paviliun pameran yang berskala besar. “Harus menggunakan desain Kapal Phinisi, karena itu menjadi identitas Indonesia yang sudah mendunia. Dan harus keren, jangan pernah tampil kalau hanya memalukan Indonesia,” kata Arief Yahya.

Karena pariwisata itu menjual image, kesan, impression. Sedangkan pameran adalah membuat kesan. PR ing itu promise atau janji produk kepada customers. Ketika produk sudah sesuai dengan janji, maka akan menghasilkan reputation. “Nah, kalau sudah tampil di mancanegara, kita harus juara!” jelas Arief Yahya.

Wajar jika sepanjang 2016, Wonderful Indonesia juara 46 kali event dari 22 negara. Sebuah reputasi yang konsisten terjaga, dan tidak pernah henti untuk juara. “Kemenangan itu direncanakan, dan atraksi Indonesia itu secara alamiah memang sudah indah, hebat dan juara dunia!” kata dia.

“Sungguh sangat terasa percepatan yang dilakukan Kemenpar, saya menyaksikan sendiri sebelumnya berada di luar industri dan kini sudah berada di dalam bisnis industri diving, semua action Kemenpar terasa dan penampilan khusus untuk pameran booth Indonesia kini berwibawa,” ujar Salah Satu Petinggi Industri Dive Indonesia, Julio Cicero.

Wanita yang juga bermukim di Malaysia itu bangga sebagai orang Indonesia yang ada di Malaysia, karena Booth Indonesia dengan ikon Kapal Phinisinya berada di depan persis di pintu masuk. “Terpampang besar dan paling besar dan panjang, bahkan mengalahkan Philipina yang juga ikut tampil di Malaysia ini,” kata wanita berhijab itu.

Kemenpar tampil dengan 20 industri. Bahkan ada 11 industri lainnya yang tampil di luar booth resmi Kemenpar. Paviliun Indonesia berada di Hall 1 Dewan Tun Razak, PWTC No. Booth 901-910 (90 sqm). Pameran yang diusung oleh Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar itu membawa industri-industri potensial yang sudah punya jam terbang di urusan alam bawah laut.

Deputi Minister of Ministry of Tourism and Culture Malaysia YB Datuk Mas Ermieyati Binti Samsudin juga menyampaikan apresiasinya untuk Indonesia. Kata dia, pameran terbesar di Malaysia itu kini boothnya semakin penuh dan diisi oleh Indonesia. “Terima kasih Indonesia, Wow puluhan Industri dibawa pemerintah Indonesia ke acara kita ini, berikan tepuk tangan untuk Indonesia,” ujar Ermieyati disambut tepuk tangan meriah dalam sambutan resminya.

Guna menjaga kualitas pameran, Kemenpar juga dikawal ketat oleh Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari (TPPWB) yang diwakiliki oleh Ketua Bidang III Wisata Bawah Air TPPWB Cipto Aji Gunawan dan Sekretaris TPPWB Ratna Suranti. Tidak jarang Cipto dan Ratna memberikan saran, kritik, masukan membangun, kepada industri dan semua elemen terkait Kemenpar selain juga berpromosi memberikan presentasi kepada para pengunjung yang datang ke acara tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/