25 C
Medan
Wednesday, May 15, 2024

Dilahirkan Ibu Gila, Tak Diakui Sang Ayah

Foto: Bambang/PM Lina dan bayinya yang ditemukan di parit.
Foto: Bambang/PM
Lina, menderita gangguan jiwa, dan bayinya yang ditemukan di parit.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sesosok bayi ditemukan warga tergeletak di dalam parit Jl. Perintis Kemerdekaan, Kel. Cengkeh Turi, Kec. Binjai Utara, Sabtu (12/7) lalu. Hasil penelusuran wartawan, ibu si bayi bernama Lina ternyata menderita ganguan kejiwaan (gila), sedangkan suami tidak mau mengakui bayi laki-laki berbobot 2,5 kg ini sebagai darah dagingnya.

Saat wartawan mencoba menelusuri keberadaan suami Lina yang disebut-sebut bernama Alamsyah, beberapa warga sekitar mengatakan, Lina dan Alamsyah menetap di Jl. Semarang, Lingkungan VII, Kel. Rambung Dalam, Kec. Binjai Selatan. Namun meski sudah keliling lokasi, keberadaan orangtua bayi ini tidak kunjung diketahui.

Kepling setempat bernama Sumiatimengaku mengenal sosok Lina dan Alamsyah. “Oh, Lina yang memiliki keterbelakangan mental itu ya? Rumahnya nggak di sini. Kalau nggak salah di Jl. Bengkulu, Rambung Timur,” kata wanita ini.Memang diakuinya, terakhir kali bertemu, Lina memang tengah hamil tua. Namun, dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi terakhirnya. “Kan hamil tua dia, gimana kondisinya, apa baik-aik saja?” tanyanya. Setelah dijelaskan kalau Lina sudah melahirkan di parit dan kini bayinyam masih dirawat di Rumah Sakit Umum dr Djoelham, Sumianti sempat terdiam sejenak.

Ia merasa iba dengan nasib Lina. Sebab, sepengetahuannya, dulu Lina sehat-sehat saja alias tidak memiliki keterbelakangan mental. Namun, berdasarkan cerita dari beberapa tetangganya, wanita malang itu kerab mendapatkan pukulan dari suaminya. Hal itu yang diyakini membuat Lina mengalami trauma berlebihan.

“Selain trauma karena tekanan dari suami. Penyakit keturunan juga ada. Karena nenek dan ibu si Lina itu juga menderita kelainan jiwa. Kalau nggak salah baru tiga tahun belakangan ini kumat penyakitnya,”terang wanita berambut sebahu itu.

Setelah berbincang-bincang panjang lebar dengan wanita tersebut,seorang warga bernama Bambang menunjukkan kediaman Lina dan tiga orang anaknya.”Oh, Lina sering tidur di sebelah rumahku ini kalau siang-siang. Memang benar dia memiliki keterbelakangan metal. Memang sih, banyak orang yang bilang suaminya kejam. Karena itu juga penyakitnya kumat, terlebih tekanan mental dari sang suami yang diduga kerap main tangan,” kata Bambang diamini Ngatiyem, warga lain yang jaraknya hanya beberapa meter dari kediaman Lina.

Rumah yang ditunjuk Bamang dan Ngatiyem memang tampak reot. Dinding-dindingnya terbuat dari papan dan terlihat beberapa seng yang mulai bocor serta tidak terawat. Ketika pintu diketuk, dari dalam rumah keluar seorang gadis kecil berusia sekitar 7 tahun.

“Nah, ini anaknya yang kedua dari Lina dan Alamsyah,” kata Bambang yang ikut mendampingi awak koran ini. “Kalau ini namanya Siti Nurhasana. Ada lagi abangnya bernama Pian Syahputra, tapi jarang di sini. Sementara adiknya yang masih kecil dipungut orang karena tidak diakui bapaknya. Dan yang terakhir yang baru lahir kemarin itu kini dirawat di rumah sakit. Jaraknya hanya setahun dari kelahiran anak ketiga. Lina sudah hamil lagi dan kemungkinan ada orang yang memperkosanya,” celoteh mereka.

Sebab, menurut mereka, selama ini Lina, meski dikenal memiliki keterbelakangan mental, namun penampilannya selalu bersih, hingga orangyang melintas memperkosanya. Karena selama ini dia kerap tinggal di jalanan dan jarang pulang ke rumahnya. “Tapi tak tahu juga lah bang. Namanya juga manusia gak tau gimana sifat masing-masing. Kebetulan Lina, masih warga keturunan Tionghoa. Nama neneknya yang gila kalau gak salah, Laminem. Sementara ibunya Wardok, mereka gila dan kini juga lontang lantung di jalan. Kalau ibunya kerap mangkal di pasar minta-minta uang,” papar mereka.

 

KAMI SUDAH LAMA TAK BERHUBUNGAN

Setelah berbincang-bincang dengan warga sekitar, akhirnya, Alamsyah keluar dari rumahnya sambil bertanya maksud kedatangan wartawan koran ini.

“Ada apa bang, mari masuk ke rumah. Kita cerita di rumah aja bang,” terang dia menawarkan untuk masuk. Ketika diceritakan maksud kedatangan wartawan koran ini, dia pun menjelaskan, dirinya sudah tidak tau lagi harus berbuat apa-apa. Selain itu, dirinya juga tidak mengakui kalau bayi yang lahir dari rahim Lina itu sebagai darah dagingnya.

Sehingga dia mengiklaskan apa yang terbaik buat anak yang dilahirkan dalam parit itu. “Bukan anakku itu. Entah anak siapa dia. Soalnya, sudah lama Lina tidak pulang ke rumah. Dan sudah lama kami tidak berhubungan badan,” terang dia.

Untuk itu, dirinya mengatakan, jika memang ada yang ingin mengadopsi bayi yang dilahirkan dari rahim Lina, Alamsyah mempersilahkan saja dan tak akan menghalangi jika itu memang yang terbaik.

“Kalau itu yang terbaik, ya silahkan. Soalnya, anak sebelum ini juga sudah diadopsi orang lain. Karena dia bukan anakku,” tegas dia sembari mempersilahkan wartawan koran ini untuk pergi.Hingga kemarin bayi malang itu masih dirawat di RSU Djoelham Binjai.

Bayi laki-laki Lina ditemukan warga di pinggir parit Jl. Perintis Kemerdekaan, Kel. Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara. Bayi merah dan masih berdarah ini ditemukan dengan kondisi tubuh menggigil karena hanya sehelai kain melekat ditubuh mungilnya. Wajahnya pucat merasakan dinginya udara pagi. Dia terus menangis seolah-olah memanggil orang yang lewat guna meminta pertolongan.

Beruntung, nyawanya terselamatkan dengan kehadiran seorang pejalan yang kebetulan melintas dilokasi.

Melihat gerak dan tangis yang dikeluarkan dari mulut mungil sang bayi. Membuat warga tadi yang disebut-sebut bernama Hairun warga Jalan Key Karim, Kelurahan Rabung Dalam, Kecamatan Binjai Selatan, menghentikan laju kereta. “Aku gak tahu persis bang. Soalnya yang nemukan dan mengaku bernama Hairun dan beberapa warga lain yang mengantar sudah pulang,” kata salah seorang perawat.

“’Kalau gak salah dia katanya lagi jalan subuh gitu naik kereta. Karena mendengar ada suara tangis bayi. Dia berhenti dan memungut bayi itu serta meberitahukan kepada warga,” timpal perawat tadi lagi.

Rasa iba dan kasihan langsung ditunjukan oleh beberapa warga yang menemukan dan menyaksikan kejadian. Mereka langsung memeluk bayi tadi erat-erat guna menjaga kondisi tubuh mungilnya. Tidak hanya itu, warga tadipun meberikan selimut guna menghangatkan tubuh sang bayi yang beratnya 2,5 kg ini dan berkulit putih. Secra bergegas, warga langsung mengantarkan bayi ke rumah sakit umum dr Djoelham Binjai, guna mendapatkan perawatan intensif. (bam/deo)

Foto: Bambang/PM Lina dan bayinya yang ditemukan di parit.
Foto: Bambang/PM
Lina, menderita gangguan jiwa, dan bayinya yang ditemukan di parit.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sesosok bayi ditemukan warga tergeletak di dalam parit Jl. Perintis Kemerdekaan, Kel. Cengkeh Turi, Kec. Binjai Utara, Sabtu (12/7) lalu. Hasil penelusuran wartawan, ibu si bayi bernama Lina ternyata menderita ganguan kejiwaan (gila), sedangkan suami tidak mau mengakui bayi laki-laki berbobot 2,5 kg ini sebagai darah dagingnya.

Saat wartawan mencoba menelusuri keberadaan suami Lina yang disebut-sebut bernama Alamsyah, beberapa warga sekitar mengatakan, Lina dan Alamsyah menetap di Jl. Semarang, Lingkungan VII, Kel. Rambung Dalam, Kec. Binjai Selatan. Namun meski sudah keliling lokasi, keberadaan orangtua bayi ini tidak kunjung diketahui.

Kepling setempat bernama Sumiatimengaku mengenal sosok Lina dan Alamsyah. “Oh, Lina yang memiliki keterbelakangan mental itu ya? Rumahnya nggak di sini. Kalau nggak salah di Jl. Bengkulu, Rambung Timur,” kata wanita ini.Memang diakuinya, terakhir kali bertemu, Lina memang tengah hamil tua. Namun, dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi terakhirnya. “Kan hamil tua dia, gimana kondisinya, apa baik-aik saja?” tanyanya. Setelah dijelaskan kalau Lina sudah melahirkan di parit dan kini bayinyam masih dirawat di Rumah Sakit Umum dr Djoelham, Sumianti sempat terdiam sejenak.

Ia merasa iba dengan nasib Lina. Sebab, sepengetahuannya, dulu Lina sehat-sehat saja alias tidak memiliki keterbelakangan mental. Namun, berdasarkan cerita dari beberapa tetangganya, wanita malang itu kerab mendapatkan pukulan dari suaminya. Hal itu yang diyakini membuat Lina mengalami trauma berlebihan.

“Selain trauma karena tekanan dari suami. Penyakit keturunan juga ada. Karena nenek dan ibu si Lina itu juga menderita kelainan jiwa. Kalau nggak salah baru tiga tahun belakangan ini kumat penyakitnya,”terang wanita berambut sebahu itu.

Setelah berbincang-bincang panjang lebar dengan wanita tersebut,seorang warga bernama Bambang menunjukkan kediaman Lina dan tiga orang anaknya.”Oh, Lina sering tidur di sebelah rumahku ini kalau siang-siang. Memang benar dia memiliki keterbelakangan metal. Memang sih, banyak orang yang bilang suaminya kejam. Karena itu juga penyakitnya kumat, terlebih tekanan mental dari sang suami yang diduga kerap main tangan,” kata Bambang diamini Ngatiyem, warga lain yang jaraknya hanya beberapa meter dari kediaman Lina.

Rumah yang ditunjuk Bamang dan Ngatiyem memang tampak reot. Dinding-dindingnya terbuat dari papan dan terlihat beberapa seng yang mulai bocor serta tidak terawat. Ketika pintu diketuk, dari dalam rumah keluar seorang gadis kecil berusia sekitar 7 tahun.

“Nah, ini anaknya yang kedua dari Lina dan Alamsyah,” kata Bambang yang ikut mendampingi awak koran ini. “Kalau ini namanya Siti Nurhasana. Ada lagi abangnya bernama Pian Syahputra, tapi jarang di sini. Sementara adiknya yang masih kecil dipungut orang karena tidak diakui bapaknya. Dan yang terakhir yang baru lahir kemarin itu kini dirawat di rumah sakit. Jaraknya hanya setahun dari kelahiran anak ketiga. Lina sudah hamil lagi dan kemungkinan ada orang yang memperkosanya,” celoteh mereka.

Sebab, menurut mereka, selama ini Lina, meski dikenal memiliki keterbelakangan mental, namun penampilannya selalu bersih, hingga orangyang melintas memperkosanya. Karena selama ini dia kerap tinggal di jalanan dan jarang pulang ke rumahnya. “Tapi tak tahu juga lah bang. Namanya juga manusia gak tau gimana sifat masing-masing. Kebetulan Lina, masih warga keturunan Tionghoa. Nama neneknya yang gila kalau gak salah, Laminem. Sementara ibunya Wardok, mereka gila dan kini juga lontang lantung di jalan. Kalau ibunya kerap mangkal di pasar minta-minta uang,” papar mereka.

 

KAMI SUDAH LAMA TAK BERHUBUNGAN

Setelah berbincang-bincang dengan warga sekitar, akhirnya, Alamsyah keluar dari rumahnya sambil bertanya maksud kedatangan wartawan koran ini.

“Ada apa bang, mari masuk ke rumah. Kita cerita di rumah aja bang,” terang dia menawarkan untuk masuk. Ketika diceritakan maksud kedatangan wartawan koran ini, dia pun menjelaskan, dirinya sudah tidak tau lagi harus berbuat apa-apa. Selain itu, dirinya juga tidak mengakui kalau bayi yang lahir dari rahim Lina itu sebagai darah dagingnya.

Sehingga dia mengiklaskan apa yang terbaik buat anak yang dilahirkan dalam parit itu. “Bukan anakku itu. Entah anak siapa dia. Soalnya, sudah lama Lina tidak pulang ke rumah. Dan sudah lama kami tidak berhubungan badan,” terang dia.

Untuk itu, dirinya mengatakan, jika memang ada yang ingin mengadopsi bayi yang dilahirkan dari rahim Lina, Alamsyah mempersilahkan saja dan tak akan menghalangi jika itu memang yang terbaik.

“Kalau itu yang terbaik, ya silahkan. Soalnya, anak sebelum ini juga sudah diadopsi orang lain. Karena dia bukan anakku,” tegas dia sembari mempersilahkan wartawan koran ini untuk pergi.Hingga kemarin bayi malang itu masih dirawat di RSU Djoelham Binjai.

Bayi laki-laki Lina ditemukan warga di pinggir parit Jl. Perintis Kemerdekaan, Kel. Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara. Bayi merah dan masih berdarah ini ditemukan dengan kondisi tubuh menggigil karena hanya sehelai kain melekat ditubuh mungilnya. Wajahnya pucat merasakan dinginya udara pagi. Dia terus menangis seolah-olah memanggil orang yang lewat guna meminta pertolongan.

Beruntung, nyawanya terselamatkan dengan kehadiran seorang pejalan yang kebetulan melintas dilokasi.

Melihat gerak dan tangis yang dikeluarkan dari mulut mungil sang bayi. Membuat warga tadi yang disebut-sebut bernama Hairun warga Jalan Key Karim, Kelurahan Rabung Dalam, Kecamatan Binjai Selatan, menghentikan laju kereta. “Aku gak tahu persis bang. Soalnya yang nemukan dan mengaku bernama Hairun dan beberapa warga lain yang mengantar sudah pulang,” kata salah seorang perawat.

“’Kalau gak salah dia katanya lagi jalan subuh gitu naik kereta. Karena mendengar ada suara tangis bayi. Dia berhenti dan memungut bayi itu serta meberitahukan kepada warga,” timpal perawat tadi lagi.

Rasa iba dan kasihan langsung ditunjukan oleh beberapa warga yang menemukan dan menyaksikan kejadian. Mereka langsung memeluk bayi tadi erat-erat guna menjaga kondisi tubuh mungilnya. Tidak hanya itu, warga tadipun meberikan selimut guna menghangatkan tubuh sang bayi yang beratnya 2,5 kg ini dan berkulit putih. Secra bergegas, warga langsung mengantarkan bayi ke rumah sakit umum dr Djoelham Binjai, guna mendapatkan perawatan intensif. (bam/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/