Demikian juga saat informasi ini ditanyakan kepada sekuriti komplek yang enggan disebutkan namanya. Mulanya, saat ditanyai hal ini dia tak mau memberikan keterangan dengan alasan privasi. Namun setelah dibujuk, pria berkulit hitam ini mau buka suara.
“Setahu saya pak, tidak ada namanya Johanes Liem di sini. Memang rumah yang dipojok itu sering kosong, orang kita Batak yang punya. Sebenarnya ini privasi, tapi karena bapak ngakunya dari media yang jawab seadanya,” ungkap pria ini yang tak disebutkan identitasnya.
Sebelumnya, kabar meninggalnya Johannes Marliem di Amerika Serikat menyisakan tanda tanya bagi sejumlah pihak. Banyak yang meragukan kalau Direktur PT Biomorf Lone Indonesia tersebut meninggal dunia karena menembak dirinya sendiri saat berada di sebuah rumah di kawasan Beverly Grove, Los Angeles, AS.
Selain KPK, pihak lain yang terkejut dengan kematian Marliem adalah Kevin Johnson, Presiden Direktur PT Biomorf Lone Indonesia. Hanya, Kevin mengonfirmasi, mengaku belum mengetahui secara rinci penyebab pasti kematian anak buahnya itu. ”Ini mengejutkan kami,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui aplikasi Linkedlin, Sabtu (12/8) lalu.
Marliem tercatat pernah bertugas di Indonesia sebelum memutuskan pindah ke AS tahun lalu. Penelusuran Jawa Pos (grup Sumut Pos), pria yang menggemari dunia fotografi itu sempat berkantor di gedung perkantoran Menara BCA lantai 41, Jakarta Pusat. Hanya, saat Jawa Pos mengunjungi gedung tersebut, petugas menyampaikan bahwa PT Biomorf sudah lama pindah.
Minta Otopsi Jasad Marliem
Misteri kematian saksi kunci megarasuah kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) Johannes Marliem di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) semakin mengundang penasaran publik. Itu setelah mencuatnya spekulasi bahwa Direktur PT Biomorf Lone LLC tersebut tewas karena dibunuh, bukan bunuh diri seperti yang dilaporkan pihak kepolisian AS.
Untuk menjawab rasa penasaran itu, KPK diminta segera memeriksa indikasi ketidaklaziman insiden meninggalnya Marliem di kawasan elit Beverly Grove tersebut. Setidaknya, dengan meminta otoritas keamanan LA untuk mengotopsi jasad Marliem yang disebut-sebut tewas karena luka tembak di salah satu bagian tubuhnya itu.
”KPK harus meminta (otopsi jasad Marliem) secara formal,” kata peneliti Indonesian Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal Oemar kepada Jawa Pos, kemarin (13/8). Dari hasil otopsi tersebut penyebab kematian Marliem bisa diketahui secara terbuka. ”Kalau sekarang kan masih simpang siur (penyebab kematian Marliem, Red),” ungkapnya.
Sampai saat ini, otoritas keamanan AS baru sekadar merilis informasi, jasad yang ditemukan tewas di sebuah rumah di Beverly Grove adalah Johannes Marliem. Sementara penyebab kematian dan motif terjadinya insiden belum diketahui hingga sekarang. Padahal, hal itu penting untuk memastikan apakah Marliem tewas karena bunuh diri atau dibunuh.