26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Roymardo Mahasiswa Pendiam dan Rajin Salat

Foto: Oki/PM Roy Mando Sah Siregar, mahasiswa yang menggorok dosennya di UMSU, Medan.
Foto: Oki/PM
Roy Mando Sah Siregar, mahasiswa yang menggorok dosennya di UMSU, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari pengusutan Sumut Pos ke rumah kos tersangka Roymardo Sah Siregar (21), ternyata mahasiswa semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSU ini dikenal memiliki karakter pendiam dan rajin salat.

Hal itu diungkapkan Boru Silalahi, pemiliki rumah kos yang ditempati Roy di Jalan Tuasan Nomor 83 Medan. “Dia pendiam kali anaknya, jarang berkomunikasi, bahkan menegur orangpun jarang. Roy juga rajin salat 5 waktu. Kalau azan dia langsung ke masjid di depan sana (Masjid Al Mukhlisin). Makanya saya pun heran dan terkejut, setan mana yang merasuki dirinya,” ujar Boru Silalahi yang ditemui Sumut Pos, Selasa (3/5).

Dikatakannya, selama hampir tiga tahun Roy tinggal di rumah kontrakannya bersama kakak kandungnya yang merupakan guru, Yose Rafika, dia tidak memiliki aktivitas selain berkuliah.

“Habis kuliah terus pulang ke rumah, hanya itu saja aktivitas yang setahu saya. Dia pun jarang bergaul di sini,” ujar wanita yang juga membuka usaha kedai sembako ini.

Disinggung, apakah Roy ada dugaan menggunakan narkoba, Boru Silalahi tak yakin. Sebab, Roy jarang keluar dan tak pernah pulang malam. “Setahu saya, dia itu tidak merokok, apalagi narkoba atau minum-minum. Dia juga enggak pernah bawa temannya ke kos. Makanya saya bingung kalau ada yang bilang dia pakai narkoba,” tuturnya.

Terkait kepribadian pelaku pendiam dan tidak terindikasi narkoba, Psikolog Irna Minauli berpendapat, kemungkinan kuat perbuatannya dilakukan atas tekanan masalah yang begitu besar dialaminya. Sehingga, emosi pelaku tak terkontrol hingga membunuh korban dengan cara yang sadis.

“Dengan kepribadiannya yang cenderung diam dan menutup diri, sehingga menganalisa masalah dengan caranya sendiri. Dia merenungkan, menghayati dan mengambil keputusan berdasarkan kemauan sendiri. Ini dilakukan karena pelaku kemungkinan besar tak menceritakan masalahnya kepada siapapun atau memendamnya sendiri. Pelaku lalu frustrasi dan tak mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Maka apa yang disampaikannya menimbulkan kemarahan korban. Akibatnya, pelaku pun menyimpan dendam. Lantas, pelaku yang hilang kontrol dan emosi lalu melakukan perbuatan itu, menganiaya korban hingga tewas,” papar Irna.

Foto: Oki/PM Roy Mando Sah Siregar, mahasiswa yang menggorok dosennya di UMSU, Medan.
Foto: Oki/PM
Roy Mando Sah Siregar, mahasiswa yang menggorok dosennya di UMSU, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari pengusutan Sumut Pos ke rumah kos tersangka Roymardo Sah Siregar (21), ternyata mahasiswa semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSU ini dikenal memiliki karakter pendiam dan rajin salat.

Hal itu diungkapkan Boru Silalahi, pemiliki rumah kos yang ditempati Roy di Jalan Tuasan Nomor 83 Medan. “Dia pendiam kali anaknya, jarang berkomunikasi, bahkan menegur orangpun jarang. Roy juga rajin salat 5 waktu. Kalau azan dia langsung ke masjid di depan sana (Masjid Al Mukhlisin). Makanya saya pun heran dan terkejut, setan mana yang merasuki dirinya,” ujar Boru Silalahi yang ditemui Sumut Pos, Selasa (3/5).

Dikatakannya, selama hampir tiga tahun Roy tinggal di rumah kontrakannya bersama kakak kandungnya yang merupakan guru, Yose Rafika, dia tidak memiliki aktivitas selain berkuliah.

“Habis kuliah terus pulang ke rumah, hanya itu saja aktivitas yang setahu saya. Dia pun jarang bergaul di sini,” ujar wanita yang juga membuka usaha kedai sembako ini.

Disinggung, apakah Roy ada dugaan menggunakan narkoba, Boru Silalahi tak yakin. Sebab, Roy jarang keluar dan tak pernah pulang malam. “Setahu saya, dia itu tidak merokok, apalagi narkoba atau minum-minum. Dia juga enggak pernah bawa temannya ke kos. Makanya saya bingung kalau ada yang bilang dia pakai narkoba,” tuturnya.

Terkait kepribadian pelaku pendiam dan tidak terindikasi narkoba, Psikolog Irna Minauli berpendapat, kemungkinan kuat perbuatannya dilakukan atas tekanan masalah yang begitu besar dialaminya. Sehingga, emosi pelaku tak terkontrol hingga membunuh korban dengan cara yang sadis.

“Dengan kepribadiannya yang cenderung diam dan menutup diri, sehingga menganalisa masalah dengan caranya sendiri. Dia merenungkan, menghayati dan mengambil keputusan berdasarkan kemauan sendiri. Ini dilakukan karena pelaku kemungkinan besar tak menceritakan masalahnya kepada siapapun atau memendamnya sendiri. Pelaku lalu frustrasi dan tak mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Maka apa yang disampaikannya menimbulkan kemarahan korban. Akibatnya, pelaku pun menyimpan dendam. Lantas, pelaku yang hilang kontrol dan emosi lalu melakukan perbuatan itu, menganiaya korban hingga tewas,” papar Irna.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/