27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Kemarin, 11 Pesawat Batal Terbang

Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).
Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).

SUMUTPOS.CO – Sejumlah penerbangan di Kualanamu International Airport (KNIA) hingga sampai saat ini belum normal. Hal tersebut terbukti dengan pembatalan penerbangan yang masih terus berlanjut.

Informasi diperoleh, beragam alasan maskapai melakukan pembatalan penerbangan ini. Bisa saja, kabut asap yang datang dari Riau dan Sumatera Selatan (Sumsel) dan akibat debu vulkanik Gunung Sinabung.

Menurut Manager Airport Duty, Jasirin, sedikitnya 11 maskapai membatalkan penerbangan. Di antaranya Garuda Indonesia (GA 263) tujuan Pinangsori, Wings Air (IW 7254) tujuan Pinangsori, Susi Air (SI 175) tujuan Silangit, Wings Air (IW 1257) tujuan Pinangsori, Wings Air (IW 1251) tujuan Lhokseumawe, Wings Air (IW 1253) tujuan Meulaboh, Malaysia Airlines (MH 864) dan (MH 865) tujuan Kuala Lumpur, Air Asia (QZ 155) tujuan Donmuang, Lion Air (JT 395) dan (JT 217) tujuan Jakarta.

“Masih 11 jadwal penerbangan sejauh ini yang melaporkan,” terang Jasirin, Selasa (14/10).

Manager Humas PT Angaksa Pura (AP) II cabang Bandara Kualanamu, Dewandono Prasetyo Nugroho yang dikonfirmasi menambahkan penyebab jadwal penerbangan batal sejauh ini laporan diterimanya karena masalah operasional. “Dijelaskan maskapai di-cancel karena masalah operasional. Pihak maskapai juga melapor ke kita tak secara rinci,” sebut dia.

Namun berbeda halnya menurut Prakirawan Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Kualanamu, Yohana. Ia menerangkan saat ini debu vulkanik dan asap di kawasan Bandara Kualanamu diklaim normal. Jarak pandang di bandara, kata dia, normal di kisaran 8 Km.

“Kalau soal jadwal penerbangan batal, itu inisiatif maskapai sendiri. Mungkin bisa saja menganggap di jalur penerbangan itu masih ada kendala debu dan asap. Kalau di bandara ini sudah tidak ada lagi debu akibat erupsi Sinabung begitu juga dengan asap,” pungkasnya. (prn/ted/rbb)

Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).
Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).

SUMUTPOS.CO – Sejumlah penerbangan di Kualanamu International Airport (KNIA) hingga sampai saat ini belum normal. Hal tersebut terbukti dengan pembatalan penerbangan yang masih terus berlanjut.

Informasi diperoleh, beragam alasan maskapai melakukan pembatalan penerbangan ini. Bisa saja, kabut asap yang datang dari Riau dan Sumatera Selatan (Sumsel) dan akibat debu vulkanik Gunung Sinabung.

Menurut Manager Airport Duty, Jasirin, sedikitnya 11 maskapai membatalkan penerbangan. Di antaranya Garuda Indonesia (GA 263) tujuan Pinangsori, Wings Air (IW 7254) tujuan Pinangsori, Susi Air (SI 175) tujuan Silangit, Wings Air (IW 1257) tujuan Pinangsori, Wings Air (IW 1251) tujuan Lhokseumawe, Wings Air (IW 1253) tujuan Meulaboh, Malaysia Airlines (MH 864) dan (MH 865) tujuan Kuala Lumpur, Air Asia (QZ 155) tujuan Donmuang, Lion Air (JT 395) dan (JT 217) tujuan Jakarta.

“Masih 11 jadwal penerbangan sejauh ini yang melaporkan,” terang Jasirin, Selasa (14/10).

Manager Humas PT Angaksa Pura (AP) II cabang Bandara Kualanamu, Dewandono Prasetyo Nugroho yang dikonfirmasi menambahkan penyebab jadwal penerbangan batal sejauh ini laporan diterimanya karena masalah operasional. “Dijelaskan maskapai di-cancel karena masalah operasional. Pihak maskapai juga melapor ke kita tak secara rinci,” sebut dia.

Namun berbeda halnya menurut Prakirawan Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Kualanamu, Yohana. Ia menerangkan saat ini debu vulkanik dan asap di kawasan Bandara Kualanamu diklaim normal. Jarak pandang di bandara, kata dia, normal di kisaran 8 Km.

“Kalau soal jadwal penerbangan batal, itu inisiatif maskapai sendiri. Mungkin bisa saja menganggap di jalur penerbangan itu masih ada kendala debu dan asap. Kalau di bandara ini sudah tidak ada lagi debu akibat erupsi Sinabung begitu juga dengan asap,” pungkasnya. (prn/ted/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/