25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Puluhan Wartawan Demo Kantor Gubernur

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO WARTAWAN_Puluhan wartawan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan P Diponegoro, Medan, Rabu (15/3). Para jurnalis ini memprotes keras kasus dugaan pemukulan yang dilakukan petugas Satpol PP Pemprov Sumut terhadap sejumlah awak media.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan wartawan di Medan menggelar aksi unjuk rasa menuntut tindakan tegas kepada aparat satpol PP yang melakukan tindak kekerasan kepada awak media di depan pintu masuk gedung utama kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Rabu (15/3).

Dalam aksinya, Beni Pasaribu sebagai salah satu wartawan yang mendapat perlakukan kasar oknum Satpol PP tersebut menjelaskan perihal kejadian yang menimpanya di hadapan puluhan aparat satpol PP yang berjaga. Dirinya merasa belum ada upaya tegas dari pihak pimpinan di pemerintahan itu memberikan hukuman berat kepada jajarannya yang berbuat kekerasan.

“Tentunya kami di sini merasa tidak terima diperlakukan kasar. Apalagi kami adalah mitra yang tidak suka main kasar. Tetapi tindakan satpol PP sudah melewati batas,” ujar Beni.

Aksi yang diikuti para anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan dan IJTI Sumut juga meminta agar pemerintah memberhentikan oknum aparat satpol PP yang terlibat perkelahian, Awaluddin. Termasuk personel bernama Julian Siregar yang membawa pasukan keluar gedung menemui wartawan sesaat setelah pemukulan, justru memperkeruh suasana.

“Kami meminta agar satpol PP yang bermental preman itu dicabut dari jabatannya. Gubsu harus menindaknya. Jangan biarkan dia bertugas dan bersikap kasar lagi di Pemprovsu,” katanya.

Selain menindak tegas, para wartawan juga meminta pemerintah melakukan tes urine terhadap para personel satpol PP di lingkungan Pemprov Sumut. Sebab mereka mencurigai adanya oknum yang terlibat penggunaan narkoba, termasuk pelaku pemukukan wartawan.

“Senjata kami adalah kata dan pena, bukan kekuatan dan kekerasan. Jadi tolong jangan pakai kekerasan. Aparat harus profesional, tak perlu kasar jika mau tegas,” katanya.

Bahkan mereka meminta Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mencopot jabatan Kasatpol PP yang dinilai tidak bisa membina aparaturnya dalam menjalankan tugas pengamanan di kantor Gubernur.

Selain itu, para wartawan juga meletakkan bersama kartu pers di depan pintu masuk gedung sebagai simbol perlawanan. Namun tidak ada satupun pejabat atau pimpinan yang turun menemui pengunjuk rasa hingga aksi berakhir.

Perwakilan Biro Humas Pemprov Sumut sempat berusaha menemui pengunjukrasa untuk menjelaskan perihal ketidakberadaan pejabat dan pimpinan di kantor tersebut. Namun ditolak pengunjukrasa.

Seperti diketahui, sebelumnya tiga wartawan dipukul saat hendak mau keluar dari pintu gerbang kantor Pemprov Sumut Oknum satpol PP itu tidak mau membukakan pintu gerbang dan berkata kasar kepada awak media. Tiga wartawan yang menjadi korban ialah, RT, ET dan BP. (bal/ila)

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
DEMO WARTAWAN_Puluhan wartawan melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan P Diponegoro, Medan, Rabu (15/3). Para jurnalis ini memprotes keras kasus dugaan pemukulan yang dilakukan petugas Satpol PP Pemprov Sumut terhadap sejumlah awak media.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan wartawan di Medan menggelar aksi unjuk rasa menuntut tindakan tegas kepada aparat satpol PP yang melakukan tindak kekerasan kepada awak media di depan pintu masuk gedung utama kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Rabu (15/3).

Dalam aksinya, Beni Pasaribu sebagai salah satu wartawan yang mendapat perlakukan kasar oknum Satpol PP tersebut menjelaskan perihal kejadian yang menimpanya di hadapan puluhan aparat satpol PP yang berjaga. Dirinya merasa belum ada upaya tegas dari pihak pimpinan di pemerintahan itu memberikan hukuman berat kepada jajarannya yang berbuat kekerasan.

“Tentunya kami di sini merasa tidak terima diperlakukan kasar. Apalagi kami adalah mitra yang tidak suka main kasar. Tetapi tindakan satpol PP sudah melewati batas,” ujar Beni.

Aksi yang diikuti para anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan dan IJTI Sumut juga meminta agar pemerintah memberhentikan oknum aparat satpol PP yang terlibat perkelahian, Awaluddin. Termasuk personel bernama Julian Siregar yang membawa pasukan keluar gedung menemui wartawan sesaat setelah pemukulan, justru memperkeruh suasana.

“Kami meminta agar satpol PP yang bermental preman itu dicabut dari jabatannya. Gubsu harus menindaknya. Jangan biarkan dia bertugas dan bersikap kasar lagi di Pemprovsu,” katanya.

Selain menindak tegas, para wartawan juga meminta pemerintah melakukan tes urine terhadap para personel satpol PP di lingkungan Pemprov Sumut. Sebab mereka mencurigai adanya oknum yang terlibat penggunaan narkoba, termasuk pelaku pemukukan wartawan.

“Senjata kami adalah kata dan pena, bukan kekuatan dan kekerasan. Jadi tolong jangan pakai kekerasan. Aparat harus profesional, tak perlu kasar jika mau tegas,” katanya.

Bahkan mereka meminta Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mencopot jabatan Kasatpol PP yang dinilai tidak bisa membina aparaturnya dalam menjalankan tugas pengamanan di kantor Gubernur.

Selain itu, para wartawan juga meletakkan bersama kartu pers di depan pintu masuk gedung sebagai simbol perlawanan. Namun tidak ada satupun pejabat atau pimpinan yang turun menemui pengunjuk rasa hingga aksi berakhir.

Perwakilan Biro Humas Pemprov Sumut sempat berusaha menemui pengunjukrasa untuk menjelaskan perihal ketidakberadaan pejabat dan pimpinan di kantor tersebut. Namun ditolak pengunjukrasa.

Seperti diketahui, sebelumnya tiga wartawan dipukul saat hendak mau keluar dari pintu gerbang kantor Pemprov Sumut Oknum satpol PP itu tidak mau membukakan pintu gerbang dan berkata kasar kepada awak media. Tiga wartawan yang menjadi korban ialah, RT, ET dan BP. (bal/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/