28.9 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Kondisi Siti Rahma Belum Stabil

Bayi lahir dengan usus di luar – Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Kondisi bayi Siti Rahma yang lahir dengan usus di luar tubuh sangat sulit ditangani. Selama dirawat di Ruang Rawat Inap Anak dan Perinatologi Rindu B Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, kondisi pasien hingga saat ini belum stabil.

Kasubag humas RSUP H Adam Malik Mashadat Ginting menerangkan, saat ini bayi tersebut ditangani oleh dokter spesialis bedah anak dan dokter spesialis anak. “Dokter spesialis anak sudah memberikan edukasi (berikan keterangan) kepada keluarga pasien bahwa kasus seperti ini sangat sulit.

Kemarin oleh dokter sudah menggunakan pembungkus khusus untuk ususnya kemudian dirawat di ruang rawat khusus perinatologi dengan harapan agar volume usus bisa mengecil supaya bisa dimasukkan ke dalam perut,” ujar Mashadat, Kamis (15/3).

Anak kedua dari Samsul Bahri Siregar dan Triwidati ini, masuk ke RSUP H Adam Malik, pukul 00.00 WIB, tanggal 8 Maret 2018, rujukan dari Rantau Prapat dengan diagnosa Gastroskizis (usus di luar tubuh).

Pasien lahir pada tanggal 7 Maret 2018 di Labuhanbatu dengan kondisi usus di luar tubuh dan tiba di RS Adam Malik dengan kondisi infeksi berat, albumin rendah dan keadaan umum yang buruk.

Masahadat mengatakan, pasien belum dioperasi karena memang kondisinya belum memungkinkan untuk operasi. Bahkan saat ini dokter masih fokus pada perbaikan keadaan umum pasien terlebih dahulu.

Dokter Penanggungjawab Pasien (DPjP), kata Masahadat, sudah mengedukasi kepada keluarga pasien bahwa usus yang berada di luar tidak mungkin dimasukkan ke dalam saat itu juga karena ruangan di perut yang tersedia lebih kecil dari pada volume (besar) usus yang berada di luar.

Bila dipaksakan masuk, maka diafragma (sekat antara rongga paru-paru dan rongga perut) akan naik dan paru-paru akan tertekan sehingga pasien bisa berhenti nafasnya.”Pada saat itu keluarga pasien sudah memahami dan sudah menandatangani formulir informed consent,” jelasnya.

Ia juga membeberkan pihaknya sudah banyak menangani kasus seperti bayi Siti Rahma, bahkan sudah mencapai berpuluh-puluh kasus. Namun, sejauh ini yang berhasil selamat baru dua pasien.

“Itu kalau pasien masuk ke RS dengan keadaan umum yang bagus dan tidak mengalami infeksi berat. Ya mudah-mudahan bisa ditangani dengan baik,” ujarnya. (dvs/ila)

 

Bayi lahir dengan usus di luar – Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Kondisi bayi Siti Rahma yang lahir dengan usus di luar tubuh sangat sulit ditangani. Selama dirawat di Ruang Rawat Inap Anak dan Perinatologi Rindu B Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, kondisi pasien hingga saat ini belum stabil.

Kasubag humas RSUP H Adam Malik Mashadat Ginting menerangkan, saat ini bayi tersebut ditangani oleh dokter spesialis bedah anak dan dokter spesialis anak. “Dokter spesialis anak sudah memberikan edukasi (berikan keterangan) kepada keluarga pasien bahwa kasus seperti ini sangat sulit.

Kemarin oleh dokter sudah menggunakan pembungkus khusus untuk ususnya kemudian dirawat di ruang rawat khusus perinatologi dengan harapan agar volume usus bisa mengecil supaya bisa dimasukkan ke dalam perut,” ujar Mashadat, Kamis (15/3).

Anak kedua dari Samsul Bahri Siregar dan Triwidati ini, masuk ke RSUP H Adam Malik, pukul 00.00 WIB, tanggal 8 Maret 2018, rujukan dari Rantau Prapat dengan diagnosa Gastroskizis (usus di luar tubuh).

Pasien lahir pada tanggal 7 Maret 2018 di Labuhanbatu dengan kondisi usus di luar tubuh dan tiba di RS Adam Malik dengan kondisi infeksi berat, albumin rendah dan keadaan umum yang buruk.

Masahadat mengatakan, pasien belum dioperasi karena memang kondisinya belum memungkinkan untuk operasi. Bahkan saat ini dokter masih fokus pada perbaikan keadaan umum pasien terlebih dahulu.

Dokter Penanggungjawab Pasien (DPjP), kata Masahadat, sudah mengedukasi kepada keluarga pasien bahwa usus yang berada di luar tidak mungkin dimasukkan ke dalam saat itu juga karena ruangan di perut yang tersedia lebih kecil dari pada volume (besar) usus yang berada di luar.

Bila dipaksakan masuk, maka diafragma (sekat antara rongga paru-paru dan rongga perut) akan naik dan paru-paru akan tertekan sehingga pasien bisa berhenti nafasnya.”Pada saat itu keluarga pasien sudah memahami dan sudah menandatangani formulir informed consent,” jelasnya.

Ia juga membeberkan pihaknya sudah banyak menangani kasus seperti bayi Siti Rahma, bahkan sudah mencapai berpuluh-puluh kasus. Namun, sejauh ini yang berhasil selamat baru dua pasien.

“Itu kalau pasien masuk ke RS dengan keadaan umum yang bagus dan tidak mengalami infeksi berat. Ya mudah-mudahan bisa ditangani dengan baik,” ujarnya. (dvs/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/