31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kadisdik Berang, Kasek Terancam Copot

MEDAN- Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan Drs Parluhutan Hasibuan benar-benar marah dan kecewa atas tindakan Kepala Sekolah (Kasek) SMK Negeri 1 Medan Asli Sembiring, yang membawa 63 guru PNS di sekolah itu untuk studi banding ke Denpasar-Bali dan berangkat sejak Selasa (14/5).

Pasalnya, surat izin untuk berangkat studi banding tersebut baru masuk ke meja Parluhutan pada Rabu (15/5), kemarin “Saya heran atas perbuatan Kasek SMKN 1 yang pergi tanpa izin saya. Berani juga dia (kasek) pergi tanpa izin dari saya,” ujarnya dengan nada kesal.

Untuk itu, lanjutnya, ia akan memberikan peringatan keras kepada Kasek SMKN 1 Medan, dan secepatnya akan dipanggil ke Kantor Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memberikan pertanggung jawaban. “Secepatnya akan kita panggil dia (Kasek SMK 1). Kasek terancam dicopot,” akunya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) SMK Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan Zulhanif menjelaskan, surat pemberitahuan melakukan studi banding sebenarnya sudah masuk di bagian umum pada Senin (13/5) lalu. Hanya saja, surat itu baru sampai di meja kerja Kepala Dinas hari ini (kemarin,Red).

“Dalam surat pemberitahuan tersebut tertera hanya 22 guru melakukan studi banding. Tapi kenyataannya yang berangkat ke Bali malah berjumlah 63 orang. Surat ini jadi tidak sesuai karena jumlah yang izin tidak sesuai di suratnya,” tuturnya.

Sedangkan Ketua Komite SMKN 1 Medan Rusdiono, mengaku dirinya sama sekali tidak mengetahui kepala sekolah sedang berada di Bali untuk melakukan studi banding yang menyebabkan siswa kelas X terlantar. “Saya belum mendapatkan informasi. Saya akan cek ke sekolah untuk mengetahui kebenarannya,” katanya singkat.

Lalu, bagaimana situasi para siswa di SMKN 1 Medan yang terlantar karena tak ada guru akibat pergi ke Bali? Suasana murid di SMKN 1 Medan masih seperti kemarin, para siswa kembali tidak belajar karena tak ada guru pengajarnya. Para siswa berkeliaran di luar kelas dengan bebasnya.

Salah seorang guru yang enggan namanya dikorankan mengatakan, hari ini (kemarin,Red), hanya ada 14 pegawai dan guru yang hadir. Di antaranya, ada 8 guru tenaga honor dan 6 berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sedikitnya jumlah guru membuat tidak mampu mengatur siswa secara keseluruhan yang mencapai 453. “Jumlah guru dan murid tidak sebanding, sehingga siswa berserakan seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Lihat saja sendiri, bagaimana keadaan hari ini (kemarin, Red),” katanya.

Ditempat terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kota Medan Srijati Pohan meminta Kepada Dinas Pendidikan memberi sanki tegas kepada Kasek SMKN 1. “Ini bukan hal main-main, kalau bisa Kasek SMK 1 dicopot dari jabatannya sekarang.

Jangan sepele dengan proses belajar-mengajar yang tidak berjalan akibat guru pergi ke Bali,” bebernya. “Untuk itu Komisi B akan segera memanggil Kadis Pendidikan dan Kasek SMKN 1 untuk mengklarifikasi studi banding tersebut,” tegasnya.

Dengan menelantarkan siswa, berarti Kasek SMKN 1 beserta guru telah merusak citra pendidikan di Kota Medan yang saat ini di gaung-gaungkan oleh Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Pendidikan. (mag-8)

MEDAN- Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan Drs Parluhutan Hasibuan benar-benar marah dan kecewa atas tindakan Kepala Sekolah (Kasek) SMK Negeri 1 Medan Asli Sembiring, yang membawa 63 guru PNS di sekolah itu untuk studi banding ke Denpasar-Bali dan berangkat sejak Selasa (14/5).

Pasalnya, surat izin untuk berangkat studi banding tersebut baru masuk ke meja Parluhutan pada Rabu (15/5), kemarin “Saya heran atas perbuatan Kasek SMKN 1 yang pergi tanpa izin saya. Berani juga dia (kasek) pergi tanpa izin dari saya,” ujarnya dengan nada kesal.

Untuk itu, lanjutnya, ia akan memberikan peringatan keras kepada Kasek SMKN 1 Medan, dan secepatnya akan dipanggil ke Kantor Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memberikan pertanggung jawaban. “Secepatnya akan kita panggil dia (Kasek SMK 1). Kasek terancam dicopot,” akunya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) SMK Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan Zulhanif menjelaskan, surat pemberitahuan melakukan studi banding sebenarnya sudah masuk di bagian umum pada Senin (13/5) lalu. Hanya saja, surat itu baru sampai di meja kerja Kepala Dinas hari ini (kemarin,Red).

“Dalam surat pemberitahuan tersebut tertera hanya 22 guru melakukan studi banding. Tapi kenyataannya yang berangkat ke Bali malah berjumlah 63 orang. Surat ini jadi tidak sesuai karena jumlah yang izin tidak sesuai di suratnya,” tuturnya.

Sedangkan Ketua Komite SMKN 1 Medan Rusdiono, mengaku dirinya sama sekali tidak mengetahui kepala sekolah sedang berada di Bali untuk melakukan studi banding yang menyebabkan siswa kelas X terlantar. “Saya belum mendapatkan informasi. Saya akan cek ke sekolah untuk mengetahui kebenarannya,” katanya singkat.

Lalu, bagaimana situasi para siswa di SMKN 1 Medan yang terlantar karena tak ada guru akibat pergi ke Bali? Suasana murid di SMKN 1 Medan masih seperti kemarin, para siswa kembali tidak belajar karena tak ada guru pengajarnya. Para siswa berkeliaran di luar kelas dengan bebasnya.

Salah seorang guru yang enggan namanya dikorankan mengatakan, hari ini (kemarin,Red), hanya ada 14 pegawai dan guru yang hadir. Di antaranya, ada 8 guru tenaga honor dan 6 berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sedikitnya jumlah guru membuat tidak mampu mengatur siswa secara keseluruhan yang mencapai 453. “Jumlah guru dan murid tidak sebanding, sehingga siswa berserakan seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Lihat saja sendiri, bagaimana keadaan hari ini (kemarin, Red),” katanya.

Ditempat terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kota Medan Srijati Pohan meminta Kepada Dinas Pendidikan memberi sanki tegas kepada Kasek SMKN 1. “Ini bukan hal main-main, kalau bisa Kasek SMK 1 dicopot dari jabatannya sekarang.

Jangan sepele dengan proses belajar-mengajar yang tidak berjalan akibat guru pergi ke Bali,” bebernya. “Untuk itu Komisi B akan segera memanggil Kadis Pendidikan dan Kasek SMKN 1 untuk mengklarifikasi studi banding tersebut,” tegasnya.

Dengan menelantarkan siswa, berarti Kasek SMKN 1 beserta guru telah merusak citra pendidikan di Kota Medan yang saat ini di gaung-gaungkan oleh Pemko Medan, dalam hal ini Dinas Pendidikan. (mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/