30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Satu Tahanan Kabur Ditembak

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Dedi Syahputra alias Tarso mengerang kesakitan saat dirawat di RSUD Djoelham karena kakinya yang terkena tembakan saat ditangkap, Senin (15/5).

SUMUTPOS.CO – Tim gabungan TNI-Polri terus mengejar 10 tahanan yang kabur dari Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polres Binjai. Hingga kemarin (15/5), dua tahanan lagi berhasil diringkus. Tersisa delapan tahanan lagi yang masih dalam pengejaran.

Kedua tahanan yang berhasil diringkus yakni Dedi Syahputra alias Tarso dan Bambang Syahputra alias Bembeng. Tarso terpaksa ditembak pada bagian lutut kiri dan betis kanan karena melawan petugas saat hendak ditangkap. Sementara Bembeng, menyerahkan diri kepada petugas, setelah merasa menyesal telah melarikan diri dari tahanan.

Kasat Reserse Narkoba Polres Binjai, AKP Bambang Tarigan mengatakan, Tarso diamankan di sebuah kos-kosan Jalan Soekarno-Hatta Km 18, Kelurahan Sumber Karya, Binjai Timur, sekira pukul 07.00 WIB. Saat hendak ditangkap, Tarso melakukan perlawanan dengan memukul petugas. Petugas pun terpaksa melepaskan tembakan. “Tersangka (Tarso) memukul anggota, yang terkena kepalanya,” ujar AKP Bambang Tarigan, Senin (15/5).

Kemudian Tarso dibawa ke RS Djoelham Binjai untuk mendapatkan perawatan medis. Bahkan, petugas juga menemukan selinting ganja siap hisap dalam kotak rokok dari saku celananya.

Sementara Bambang Syahputra alias Bembeng, menyerahkan diri ditemani istrinya, Dewi sekira pukul 16.00 WIB. Warga Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Jati Karya, Binjai Utara itu dijemput Polisi dari rumahnya. “Saya enggak tahu kalau suami saya ikut kabur. Tahunya setelah didatangi Polisi. Saya juga takut kalau dia kemana-mana dan hidup tak aman,” ujar Dewi di Mapolres Binjai, kemarin.

Menurut ibu beranak empat ini, dia sengaja menghubungi Polres Binjai untuk menyerahkan suaminya. Apalagi, suaminya merasa menyesal telah melarikan diri dari tahanan.

Hal itu diakui Bembeng. Menurutnya, saat itu dia baru salat isya di tahanan. Tiba-tiba dia melihat dinding sel telah jebol. Spontan, dia pun ikut kabur bersama tahanan lainnya. Bembeng mengaku, sempat bersembunyi di semak belukar di bawah jembatan Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara.

Setelah merasa aman, Bembeng menumpangi angkot menuju Paya Mabar, Stabat. “Karena enggak punya uang, turun dari angkot saya langsung lari (tidak bayar),” aku Bembeng.

Karena tak punya tujuan, dia pun masuk ke daerah hutan. Selama dua hari, Bembeng mengendap di hutan. Dua hari pula ia tak makan nasi. Karena tak sanggup hidup di hutan tanpa ada stok makanan, akhirnya Bembeng berniat menyerahkan diri.

“Saya juga kasihan sama anak-anak dan keluarga. Makanya ingin pulang, tapi enggak tahu caranya. Jadi, saya telpon keluarga untuk menyerahkan diri. Menyesal juga aku. Jadi, saya dijemput di Stabat dan merasa bersalah juga,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini.

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Dedi Syahputra alias Tarso mengerang kesakitan saat dirawat di RSUD Djoelham karena kakinya yang terkena tembakan saat ditangkap, Senin (15/5).

SUMUTPOS.CO – Tim gabungan TNI-Polri terus mengejar 10 tahanan yang kabur dari Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polres Binjai. Hingga kemarin (15/5), dua tahanan lagi berhasil diringkus. Tersisa delapan tahanan lagi yang masih dalam pengejaran.

Kedua tahanan yang berhasil diringkus yakni Dedi Syahputra alias Tarso dan Bambang Syahputra alias Bembeng. Tarso terpaksa ditembak pada bagian lutut kiri dan betis kanan karena melawan petugas saat hendak ditangkap. Sementara Bembeng, menyerahkan diri kepada petugas, setelah merasa menyesal telah melarikan diri dari tahanan.

Kasat Reserse Narkoba Polres Binjai, AKP Bambang Tarigan mengatakan, Tarso diamankan di sebuah kos-kosan Jalan Soekarno-Hatta Km 18, Kelurahan Sumber Karya, Binjai Timur, sekira pukul 07.00 WIB. Saat hendak ditangkap, Tarso melakukan perlawanan dengan memukul petugas. Petugas pun terpaksa melepaskan tembakan. “Tersangka (Tarso) memukul anggota, yang terkena kepalanya,” ujar AKP Bambang Tarigan, Senin (15/5).

Kemudian Tarso dibawa ke RS Djoelham Binjai untuk mendapatkan perawatan medis. Bahkan, petugas juga menemukan selinting ganja siap hisap dalam kotak rokok dari saku celananya.

Sementara Bambang Syahputra alias Bembeng, menyerahkan diri ditemani istrinya, Dewi sekira pukul 16.00 WIB. Warga Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Jati Karya, Binjai Utara itu dijemput Polisi dari rumahnya. “Saya enggak tahu kalau suami saya ikut kabur. Tahunya setelah didatangi Polisi. Saya juga takut kalau dia kemana-mana dan hidup tak aman,” ujar Dewi di Mapolres Binjai, kemarin.

Menurut ibu beranak empat ini, dia sengaja menghubungi Polres Binjai untuk menyerahkan suaminya. Apalagi, suaminya merasa menyesal telah melarikan diri dari tahanan.

Hal itu diakui Bembeng. Menurutnya, saat itu dia baru salat isya di tahanan. Tiba-tiba dia melihat dinding sel telah jebol. Spontan, dia pun ikut kabur bersama tahanan lainnya. Bembeng mengaku, sempat bersembunyi di semak belukar di bawah jembatan Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara.

Setelah merasa aman, Bembeng menumpangi angkot menuju Paya Mabar, Stabat. “Karena enggak punya uang, turun dari angkot saya langsung lari (tidak bayar),” aku Bembeng.

Karena tak punya tujuan, dia pun masuk ke daerah hutan. Selama dua hari, Bembeng mengendap di hutan. Dua hari pula ia tak makan nasi. Karena tak sanggup hidup di hutan tanpa ada stok makanan, akhirnya Bembeng berniat menyerahkan diri.

“Saya juga kasihan sama anak-anak dan keluarga. Makanya ingin pulang, tapi enggak tahu caranya. Jadi, saya telpon keluarga untuk menyerahkan diri. Menyesal juga aku. Jadi, saya dijemput di Stabat dan merasa bersalah juga,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/