32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Kompak Bertahan 3 Tahun, Mulai 2022 Beda Lagi Jika…

Foto: Prayugo Utomo/JawaPos.com
Djarot Saiful Hidayat saat bertemu dengan Tengku Erry usai salat ied beejamaah di Lapangan Merdeka Kota Medan, Jumat (15/6).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tahun ini tidak terjadi perbedaan penetapan awal puasa dan lebaran. Tetapi jika penyatuan kalender Islam atau kalender hijriyah global tidak segera ditetapkan, kekompakan itu hanya bertahan sampai 2021.

Lalu mulai 2022 sampai 2025 bakal terjadi perbedaan dalam penetapan hari-hari penting dalam kalender hijriyah.

Pada 2022 dimulai dengan perbedaan penetapan Idul Adha karena pada saat itu 1,9 derajat di atas ufuk. Kemudian pada 2023 terjadi perbedaan pada penetapan lebaran sekaligus Idul Adha. Sebab pada saat lebaran tinggi hilal 1,7 derajat dan saat penetapan Idul Adha tinggi hilal 0,9 derajat.

Lantas pada 2024 bakal terjadi perbedaan penetapan awal Ramadan karena tinggi hilal hanya 0,8 derajat di atas ufuk. Berikutnya pada 2025 kembali terjadi perbedaan pada penetapan Idul Adha karena tinggi hilal hanya 1,4 derajat.

Potensi perbedaan-perbedaan ini bisa dicegah jika pemerintah menetapkan penyatuan kalender hijriyah dengan kriteria tinggi hilal minimal tiga derajat.

Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammadiyah Amin mengatakan selama ini mereka sudah menjalankan berbagai upaya untuk penyatuan kalender hijriyah global.

’’Termasuk 2017 telah melakukan seminar internasional tentang fiqih falakiyah dengan menghadirkan peserta dari seluruh dunia,’’ katanya kemarin (15/6).

Amin mejelaskan ketika sudah ada penyatuan kalender hijriyah nanti, bisa jadi kegiatan sidang isbat seperti selama ini, tidak ada lagi. Dia menjelaskan selama ini Kemenag menjalankan sidang Isbat lantaran menjalankan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 tahun 2004.

Foto: Prayugo Utomo/JawaPos.com
Djarot Saiful Hidayat saat bertemu dengan Tengku Erry usai salat ied beejamaah di Lapangan Merdeka Kota Medan, Jumat (15/6).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tahun ini tidak terjadi perbedaan penetapan awal puasa dan lebaran. Tetapi jika penyatuan kalender Islam atau kalender hijriyah global tidak segera ditetapkan, kekompakan itu hanya bertahan sampai 2021.

Lalu mulai 2022 sampai 2025 bakal terjadi perbedaan dalam penetapan hari-hari penting dalam kalender hijriyah.

Pada 2022 dimulai dengan perbedaan penetapan Idul Adha karena pada saat itu 1,9 derajat di atas ufuk. Kemudian pada 2023 terjadi perbedaan pada penetapan lebaran sekaligus Idul Adha. Sebab pada saat lebaran tinggi hilal 1,7 derajat dan saat penetapan Idul Adha tinggi hilal 0,9 derajat.

Lantas pada 2024 bakal terjadi perbedaan penetapan awal Ramadan karena tinggi hilal hanya 0,8 derajat di atas ufuk. Berikutnya pada 2025 kembali terjadi perbedaan pada penetapan Idul Adha karena tinggi hilal hanya 1,4 derajat.

Potensi perbedaan-perbedaan ini bisa dicegah jika pemerintah menetapkan penyatuan kalender hijriyah dengan kriteria tinggi hilal minimal tiga derajat.

Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammadiyah Amin mengatakan selama ini mereka sudah menjalankan berbagai upaya untuk penyatuan kalender hijriyah global.

’’Termasuk 2017 telah melakukan seminar internasional tentang fiqih falakiyah dengan menghadirkan peserta dari seluruh dunia,’’ katanya kemarin (15/6).

Amin mejelaskan ketika sudah ada penyatuan kalender hijriyah nanti, bisa jadi kegiatan sidang isbat seperti selama ini, tidak ada lagi. Dia menjelaskan selama ini Kemenag menjalankan sidang Isbat lantaran menjalankan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 tahun 2004.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/