31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Simbol Semangat Mempertahankan RI

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MENGECAT_Beberapa orang pekerja sedang mengecat tugu Apollo yang berada di Jalan Sutomo Medan, Senin (24/7) Pengerjaan tersebut bagian dari peremajaan monumen bersejarah yang ada di kota medan.

SUMUTPOS.CO – Tujuh minggu empat hari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, pasukan sekutu mendarat di Medan dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Kedatangan pasukan sekutu diikuti oleh pasukan NICA itu dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Peristiwa ini terjadi tepatnya 9 Oktober 1945.

Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatera Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). “Sebuah insiden pun terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA,” kata sejarawan Rosmaida Sinaga kepada Sumut Pos, Selasa (15/8).

Pada 1 Desember 1945, pihak sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut Kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur republik yang berada di Medan. Selanjutnya pada 10 Desember 1945, sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban dikedua belah pihak.

“Pada April 1946, sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Pemantang Siantar. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan maka pada Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komandan ini terus mengadakan serangan terhadap sekutu di wilayah Medan. Untuk mengenang kejadian tersebut maka didirikanlah Tugu Pertempuran Medan Area,” jelas dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan itu.

Kini, Tugu Pertempuran Medan Area lebih dikenal  Tugu Apollo. Tugu ini adalah monumen paling bersejarah di Kota Medan. Karena menjadi simbol sekaligus cerminan begitu heroiknya para pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Ibukota Provinsi Sumut.

Tugu Apollo yang berada di Jalan Sutomo, Kelurahan Pusat Pasar, Medan Kota itu, menurut Rosmaida, hampir sama dengan Tugu Pahlawan di Surabaya, dan monumen Bandung Lautan Api yang bernilai kepahlawanan serta menyimpan sejarah besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Ketiganya sama-sama menyimpan cerita heroik pejuang-pejuang Indonesia terutama pemuda, dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa itu,” katanya.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MENGECAT_Beberapa orang pekerja sedang mengecat tugu Apollo yang berada di Jalan Sutomo Medan, Senin (24/7) Pengerjaan tersebut bagian dari peremajaan monumen bersejarah yang ada di kota medan.

SUMUTPOS.CO – Tujuh minggu empat hari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, pasukan sekutu mendarat di Medan dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Kedatangan pasukan sekutu diikuti oleh pasukan NICA itu dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Peristiwa ini terjadi tepatnya 9 Oktober 1945.

Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatera Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). “Sebuah insiden pun terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA,” kata sejarawan Rosmaida Sinaga kepada Sumut Pos, Selasa (15/8).

Pada 1 Desember 1945, pihak sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut Kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur republik yang berada di Medan. Selanjutnya pada 10 Desember 1945, sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban dikedua belah pihak.

“Pada April 1946, sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Pemantang Siantar. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan maka pada Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komandan ini terus mengadakan serangan terhadap sekutu di wilayah Medan. Untuk mengenang kejadian tersebut maka didirikanlah Tugu Pertempuran Medan Area,” jelas dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan itu.

Kini, Tugu Pertempuran Medan Area lebih dikenal  Tugu Apollo. Tugu ini adalah monumen paling bersejarah di Kota Medan. Karena menjadi simbol sekaligus cerminan begitu heroiknya para pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Ibukota Provinsi Sumut.

Tugu Apollo yang berada di Jalan Sutomo, Kelurahan Pusat Pasar, Medan Kota itu, menurut Rosmaida, hampir sama dengan Tugu Pahlawan di Surabaya, dan monumen Bandung Lautan Api yang bernilai kepahlawanan serta menyimpan sejarah besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Ketiganya sama-sama menyimpan cerita heroik pejuang-pejuang Indonesia terutama pemuda, dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa itu,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/