33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Preman Tenteng Klewang, Lima Sepeda Motor Dibakar

Foto: Amri/PM Lima unit sepeda motor milik warga dibakar massa bayaran di Selambo, Senin (16/2/2015).
Foto: Amri/PM
Lima unit sepeda motor milik warga dibakar massa bayaran di Selambo, Senin (16/2/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya, 300-an warga di Jalan Muara Toba, Selambo, Desa Amplas, siaga Senin (16/2) sekira pukul 13.40 wib. Penduduk yang menghuni tanah eks HGU PTPN di kawasan Kecamatan Percut Seituan itu, mendapat kabar, seratusan orang tak dikenal masuk ke kampung.

OTK itu masuk mengendarai mobil dan puluhan kereta. Jelas warga siaga sebab ketegangan di sana sudah meredam hampir setahun sejak tewasnya ketua PAC IPK Patumbak, Franky Simatupang. Para OTK yang disinyalir pereman bayaran dari pihak pengembang ini, datang sambil menenteng persenjataan seperti balok, kayu bahkan kelewang. Tak hanya senjata, para preman juga membawa jerigen berisi bensin guna membakar rumah para penduduk.

“Mereka datang pas anak-anak pulang sekolah sekitar jam setengah dua siang. Kami diserang, dan rumah kami mau dibakar. Itu jerigen bensinnya kami amankan. Ada seratus orang mereka naik kreta dan mobil Bahkan anak-anak di sini pun dilempari. Mereka naik mobil dan puluhan kereta sambil bawa kelewang, balok dan bensing,” kata Erbina br Silalahi.

Beruntung, aksi orang-orang yang diduga suruhan pengembang, dari PT Anugrah Lestari, diketahui oleh warga. Karena merasa terganggu, warga membunyikan lonceng untuk memberitahukan warga lain. Warga pun berkumpul dan mendatangi segerombolan OTK tadi.

Karena kalah jumlah dengan warga, para OTK berlarian. Hingga 5 kereta milik OTK tertinggal di lokasi. Dengan kemarahan, warga lantas membakar 5 kereta tersebut. “Kami taunya pas mereka datang gerombolan. Kami gak kenal dengan mereka. Pas warga tau, langsung kami bunyikan lonceng dan warga berkumpul. Orang-orang itu berlarian,” terang Br Silalahi lagi.

“Kereta mereka BK 2751 AEG, BK 5585 UR, dan 3 lagi yang sudah tak dikenali, hangus dibakar. Kami sudah dari tahun 1999 disini dan selalu diganggu. Kalau kami punya uang, gak kan mau tinggal di sini. Karena gak ada uangnya. Masa di negara sendiri pun susah tinggal,” tambahnya.

Foto: Amri/PM Warga Selambo turun ke jalan, menyambut kedatangan massa bayaran, Senin (16/2/2015).
Foto: Amri/PM
Warga Selambo turun ke jalan, menyambut kedatangan massa bayaran, Senin (16/2/2015).

Dari kedatangan para OTK tersebut, warga langsung menghubungi pihak kepolisian. Puluhan personil polisi dari Polsek Percut Seituan. Bahkan Polsek Patumbak, turun ke lokasi untuk mengantisipasi adanya pertikaian. Namun begitu polisi tiba, para OTK sudah tak berada di lokasi. Tetapi warga masih ramai berkumpul dan bersiaga di posko penjagaan.

Sementara, polisi meminta ketarangan warga dan perwakilan warga yang sudah membentuk Kelompok Tani Pembaruan Selambo. Dari pengakuan Ketua Kelompok Tani, Munte, kedatangan para pengembang dengan orang suruhannya berencana untuk menakut-nakuti warga.

Tujuan para pengembang tak lain hanya menguasai lahan seluas 5,4 hektar yang saat ini sekitar tiga hektar sudah berdiri pondok-pondok warga. Selama ini, sudah beberapa kali suruhan pihak pengembang meneror warga.

“Ini sudah sekian kalinya mereka pihak pengembang yang mengaku dari PT, melakukan teror untuk mengusir kami. Pada tahun 2013 hingga 2014, sedikitnya 60 rumah penduduk telah dirusak. Kemarin sore mereka datang dengan membawa senjata dan sudah menggeber-geber mesin keretanya disini. Sempat juga terjadi hujan batu, karena sedikitnya 150 KK hadir membentengi diri,” kata Munte.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung ketika dikonfirmasi di lokasi kejadian mengatakan, akan tetap berjaga-jaga di sekitar Lingkungan tersebut. Ia juga mengatakan bagi siapa yang merasa menjadi korban silahkan membuat laporan kepada pihak kepolisian.

“Kita akan tetap berjaga-jaga di sini. Yang merasa korban silahkan membuat laporan. Kita amankan, batu dan lima unit kereta yang sudah hangus terbakar,” aku Ronald.(mri/trg)

Foto: Amri/PM Lima unit sepeda motor milik warga dibakar massa bayaran di Selambo, Senin (16/2/2015).
Foto: Amri/PM
Lima unit sepeda motor milik warga dibakar massa bayaran di Selambo, Senin (16/2/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya, 300-an warga di Jalan Muara Toba, Selambo, Desa Amplas, siaga Senin (16/2) sekira pukul 13.40 wib. Penduduk yang menghuni tanah eks HGU PTPN di kawasan Kecamatan Percut Seituan itu, mendapat kabar, seratusan orang tak dikenal masuk ke kampung.

OTK itu masuk mengendarai mobil dan puluhan kereta. Jelas warga siaga sebab ketegangan di sana sudah meredam hampir setahun sejak tewasnya ketua PAC IPK Patumbak, Franky Simatupang. Para OTK yang disinyalir pereman bayaran dari pihak pengembang ini, datang sambil menenteng persenjataan seperti balok, kayu bahkan kelewang. Tak hanya senjata, para preman juga membawa jerigen berisi bensin guna membakar rumah para penduduk.

“Mereka datang pas anak-anak pulang sekolah sekitar jam setengah dua siang. Kami diserang, dan rumah kami mau dibakar. Itu jerigen bensinnya kami amankan. Ada seratus orang mereka naik kreta dan mobil Bahkan anak-anak di sini pun dilempari. Mereka naik mobil dan puluhan kereta sambil bawa kelewang, balok dan bensing,” kata Erbina br Silalahi.

Beruntung, aksi orang-orang yang diduga suruhan pengembang, dari PT Anugrah Lestari, diketahui oleh warga. Karena merasa terganggu, warga membunyikan lonceng untuk memberitahukan warga lain. Warga pun berkumpul dan mendatangi segerombolan OTK tadi.

Karena kalah jumlah dengan warga, para OTK berlarian. Hingga 5 kereta milik OTK tertinggal di lokasi. Dengan kemarahan, warga lantas membakar 5 kereta tersebut. “Kami taunya pas mereka datang gerombolan. Kami gak kenal dengan mereka. Pas warga tau, langsung kami bunyikan lonceng dan warga berkumpul. Orang-orang itu berlarian,” terang Br Silalahi lagi.

“Kereta mereka BK 2751 AEG, BK 5585 UR, dan 3 lagi yang sudah tak dikenali, hangus dibakar. Kami sudah dari tahun 1999 disini dan selalu diganggu. Kalau kami punya uang, gak kan mau tinggal di sini. Karena gak ada uangnya. Masa di negara sendiri pun susah tinggal,” tambahnya.

Foto: Amri/PM Warga Selambo turun ke jalan, menyambut kedatangan massa bayaran, Senin (16/2/2015).
Foto: Amri/PM
Warga Selambo turun ke jalan, menyambut kedatangan massa bayaran, Senin (16/2/2015).

Dari kedatangan para OTK tersebut, warga langsung menghubungi pihak kepolisian. Puluhan personil polisi dari Polsek Percut Seituan. Bahkan Polsek Patumbak, turun ke lokasi untuk mengantisipasi adanya pertikaian. Namun begitu polisi tiba, para OTK sudah tak berada di lokasi. Tetapi warga masih ramai berkumpul dan bersiaga di posko penjagaan.

Sementara, polisi meminta ketarangan warga dan perwakilan warga yang sudah membentuk Kelompok Tani Pembaruan Selambo. Dari pengakuan Ketua Kelompok Tani, Munte, kedatangan para pengembang dengan orang suruhannya berencana untuk menakut-nakuti warga.

Tujuan para pengembang tak lain hanya menguasai lahan seluas 5,4 hektar yang saat ini sekitar tiga hektar sudah berdiri pondok-pondok warga. Selama ini, sudah beberapa kali suruhan pihak pengembang meneror warga.

“Ini sudah sekian kalinya mereka pihak pengembang yang mengaku dari PT, melakukan teror untuk mengusir kami. Pada tahun 2013 hingga 2014, sedikitnya 60 rumah penduduk telah dirusak. Kemarin sore mereka datang dengan membawa senjata dan sudah menggeber-geber mesin keretanya disini. Sempat juga terjadi hujan batu, karena sedikitnya 150 KK hadir membentengi diri,” kata Munte.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung ketika dikonfirmasi di lokasi kejadian mengatakan, akan tetap berjaga-jaga di sekitar Lingkungan tersebut. Ia juga mengatakan bagi siapa yang merasa menjadi korban silahkan membuat laporan kepada pihak kepolisian.

“Kita akan tetap berjaga-jaga di sini. Yang merasa korban silahkan membuat laporan. Kita amankan, batu dan lima unit kereta yang sudah hangus terbakar,” aku Ronald.(mri/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/