26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mantan PHL Disperindag Cari Keadilan

“Makanya saya heran sejak 2013 saya sebagai honorer di sini, begitu ganti pimpinan kok saya diberhentikan. Kami ada dua orang yang diberhentikan sebagai honorer, namanya Pipi,” ungkapnya sedih.

Dia membeberkan, semasa Zulkifli menjabat sebagai Kadis Perindustrian, banyak PHL yang mengeluh lantara dipekerjakan di kafe miliknya. Setidaknya, 18 orang PHL yang diarahkan untuk bertugas di kafe milik mantan Kadis Pertamanan Kota Medan itu.

“Sudah jadi rahasia umum kalau kami honorer juga bekerja di kafenya. Ada yang disuruh ngangkat meja, beres-beres kafenya, bersih-bersih. Banyak yang gak terima, tapi bagaimana lagi perintah pimpinan kita,” ungkapnya.

Tak cuma itu, setiap penandatanganan SK PHL, masih menurut Ahmad, diarahkan untuk datang ke kafenya. Selanjutnya, mereka disuruh makan di kafe tersebut. “Jadi kami disuruh bayar Rp250 ribu karena untuk biaya makan di sana. Makanya parah kali dia itu,” terangnya.

Lantas, ketika ditanya apakah pihaknya sudah berusaha untuk bertemu dengan Kadis Perindustrian Zulkifli Sitepu, tidak pernah berhasil. Menurutnya, Zulkifli selalu menghindar dari dirinya saat hendak mempertanyakan terkait nasibnya.

“Sudah berulang kali saya datang ke kantor untuk bertemunya, tapi tidak pernah bisa saya temui. Dia terus menghindar. Memang surat pemberhentian sudah saya terima, ditandatangani 31 Januari 2018  tapi saya terima sekira bulan Maret 2018,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

“Makanya saya heran sejak 2013 saya sebagai honorer di sini, begitu ganti pimpinan kok saya diberhentikan. Kami ada dua orang yang diberhentikan sebagai honorer, namanya Pipi,” ungkapnya sedih.

Dia membeberkan, semasa Zulkifli menjabat sebagai Kadis Perindustrian, banyak PHL yang mengeluh lantara dipekerjakan di kafe miliknya. Setidaknya, 18 orang PHL yang diarahkan untuk bertugas di kafe milik mantan Kadis Pertamanan Kota Medan itu.

“Sudah jadi rahasia umum kalau kami honorer juga bekerja di kafenya. Ada yang disuruh ngangkat meja, beres-beres kafenya, bersih-bersih. Banyak yang gak terima, tapi bagaimana lagi perintah pimpinan kita,” ungkapnya.

Tak cuma itu, setiap penandatanganan SK PHL, masih menurut Ahmad, diarahkan untuk datang ke kafenya. Selanjutnya, mereka disuruh makan di kafe tersebut. “Jadi kami disuruh bayar Rp250 ribu karena untuk biaya makan di sana. Makanya parah kali dia itu,” terangnya.

Lantas, ketika ditanya apakah pihaknya sudah berusaha untuk bertemu dengan Kadis Perindustrian Zulkifli Sitepu, tidak pernah berhasil. Menurutnya, Zulkifli selalu menghindar dari dirinya saat hendak mempertanyakan terkait nasibnya.

“Sudah berulang kali saya datang ke kantor untuk bertemunya, tapi tidak pernah bisa saya temui. Dia terus menghindar. Memang surat pemberhentian sudah saya terima, ditandatangani 31 Januari 2018  tapi saya terima sekira bulan Maret 2018,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/