33.9 C
Medan
Friday, May 10, 2024

700 Jamaah Haji Jadi Saksi Travel Nakal

Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September .Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.
Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG
Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September. Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jelang masa pemulangan jamaah Haji Indonesia, Mabes Polri bersiap memproses 700 orang jamaah haji ilegal yang berangkat via Filipina. Target utamanya tetap sama, yakni mencari travel nakal yang memberangkatkan para jamaah menggunakan paspor Filipina. Polri masih menunggu proses pemulangan jamaah secara keseluruhan.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, proses pemulangan 700 jamaah tersebut otomatis menjadi domain Kemenlu. Pihaknya khusus menangani pidana yang terkait dengan keberangkatan para jamaah haji itu melalui Filipina. Untuk saat ini, para jamaah tersebut masih berstatus saksi.

Polri, lanjut Tito, akan memeriksa para jamaah tersebut untuk melengkapi temuan yang sudah ada. Sebelumnya, tujuh orang menjadi tersangka dalam kasus pemberangkatan 177 jamaah haji via Filipina. Namun, tidak seluruhnya akan diperiksa satu persatu. ’’Dari 700 orang itu nanti akan kami pilih mana yang akan menjadi saksi,’’ ujar alumnus Akpol 1987 itu.

Dia juga membuka kemungkinan adanya travel lain yang memberangkatkan para jamaah itu. Untuk saat ini, pihaknya masih sebatas mempelajari segala kemungkinan. Kalau mereka menggunakan sindikat yang sudah ditersangkakan, maka kesaksian jamaah akan memperkuat kasus. ’’Tapi kalau seandainya ada travel lain, otomatis berkembang ke travel yang lain,’’ tambah mantan Kapolda Papua itu.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal mengaku pihaknya saat ini sedang berada di Manila untuk mengurus kepulangan haji Indonesia berpaspor Filipina. Pihak Indonesie sendiri juga bakal diperkuat dengan pihak Kemhukham (Imigrasi), Polri dan Kemenag.

’’Jadi, 7.052 jamaah Filipina bakal pulang dari 18-30 September 2016 nanti. Diantara rombongan tersebut diduga ada sekitar 700 WNI disana,’’ ungkapnya.

Saat ini, pihaknya memang fokus untuk menangani ketibaan rombongan pertama pemulangan jamaah haji Filipina pada Senin (19/9) nanti. Saat itu, bakal ada tiga kloter yang akan membawa 1.049 jamaah haji. Setelah mereka tiba, tim gabungan bakal memproses investigasi terkait berapa WNI yang menyelip bersama kloter-kloter tersebut.

Meski begitu, dia mengaku bahwa proses investigasi tidak akan lama seperti kasus 177 WNI yang ditangkap di Bandara Internasional Ninoy Aquino 19 Agustus lalu. Dia mengaku pemrosesan wawancara dan pemulangan hanya akan mencapai 3-4 hari saja. Sehingga, mereka bisa pulang sekitar 22-23 September.

’’Kan harus ada wawancara dan verifikasi untuk tahu apakah mereka Indonesia atau tidak,’’ terangnya.

Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September .Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.
Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG
Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September. Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jelang masa pemulangan jamaah Haji Indonesia, Mabes Polri bersiap memproses 700 orang jamaah haji ilegal yang berangkat via Filipina. Target utamanya tetap sama, yakni mencari travel nakal yang memberangkatkan para jamaah menggunakan paspor Filipina. Polri masih menunggu proses pemulangan jamaah secara keseluruhan.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan, proses pemulangan 700 jamaah tersebut otomatis menjadi domain Kemenlu. Pihaknya khusus menangani pidana yang terkait dengan keberangkatan para jamaah haji itu melalui Filipina. Untuk saat ini, para jamaah tersebut masih berstatus saksi.

Polri, lanjut Tito, akan memeriksa para jamaah tersebut untuk melengkapi temuan yang sudah ada. Sebelumnya, tujuh orang menjadi tersangka dalam kasus pemberangkatan 177 jamaah haji via Filipina. Namun, tidak seluruhnya akan diperiksa satu persatu. ’’Dari 700 orang itu nanti akan kami pilih mana yang akan menjadi saksi,’’ ujar alumnus Akpol 1987 itu.

Dia juga membuka kemungkinan adanya travel lain yang memberangkatkan para jamaah itu. Untuk saat ini, pihaknya masih sebatas mempelajari segala kemungkinan. Kalau mereka menggunakan sindikat yang sudah ditersangkakan, maka kesaksian jamaah akan memperkuat kasus. ’’Tapi kalau seandainya ada travel lain, otomatis berkembang ke travel yang lain,’’ tambah mantan Kapolda Papua itu.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal mengaku pihaknya saat ini sedang berada di Manila untuk mengurus kepulangan haji Indonesia berpaspor Filipina. Pihak Indonesie sendiri juga bakal diperkuat dengan pihak Kemhukham (Imigrasi), Polri dan Kemenag.

’’Jadi, 7.052 jamaah Filipina bakal pulang dari 18-30 September 2016 nanti. Diantara rombongan tersebut diduga ada sekitar 700 WNI disana,’’ ungkapnya.

Saat ini, pihaknya memang fokus untuk menangani ketibaan rombongan pertama pemulangan jamaah haji Filipina pada Senin (19/9) nanti. Saat itu, bakal ada tiga kloter yang akan membawa 1.049 jamaah haji. Setelah mereka tiba, tim gabungan bakal memproses investigasi terkait berapa WNI yang menyelip bersama kloter-kloter tersebut.

Meski begitu, dia mengaku bahwa proses investigasi tidak akan lama seperti kasus 177 WNI yang ditangkap di Bandara Internasional Ninoy Aquino 19 Agustus lalu. Dia mengaku pemrosesan wawancara dan pemulangan hanya akan mencapai 3-4 hari saja. Sehingga, mereka bisa pulang sekitar 22-23 September.

’’Kan harus ada wawancara dan verifikasi untuk tahu apakah mereka Indonesia atau tidak,’’ terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/