BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Petugas patroli Bea Cukai kembali terlibat bentrok dengan penyelundup. Insiden itu terjadi saat petugas mencegat kapal kayu diduga bermuatan narkoba dan ballpres di perairan Kuala Asahan, Minggu (16/10) dini hari. Dalam peristiwa ini, lima petugas terluka, serta kapal patroli mengalami kerusakan.
Kepala Bidang Penidakan dan Penyidik Kanwil Bea Cukai Sumut, Rizal mengatakan, kelima orang petugas kapal patroli yang terluka masing-masing bernama, Theo Zendranto, Roger, Ali Asrul, Andre dan Sirus. Para korban umumnya cedera di bagian tangan, kaki dan kepala.
“Iya bentrok, petugas kita mendapat perlawanan saat berusaha mencegat kapal penyelundup. Ada lima petugas kita yang terluka,” ungkap Rizal, Minggu (16/10) siang.
Bentrokan terjadi sekitar dua jam di tengah laut, berawal ketika kapal patroli BC 15035 asal Belawan dan BC 1508, yang berpatroli mendapati kapal kayu KM Tanpa Nama berlayar dari arah Malaysia menuju perairan Asahan. Saat akan dilakukan penindakan, tiba-tiba satu kapal lainnya berpenumpang 50 orang yang melakukan pengawalan, langsung menyerang petugas menggunakan bom molotov, batu, petasan, obor, dan potongan besi, hingga akhirnya KM Tanpa Nama lolos.
“Diduga kuat kapal penyelundup itu membawa narkotika. Akibat penyerangan itu, dua kapal patroli Bea Cukai mengalami kerusakan,” kata Rizal.
Pada saat kapal patroli bermaksud kembali ke pangkalan, dari kejauhan petugas mendapati kapal penyelundup lain yang diawaki dua warga asal Tanjungbalai. Dari pemeriksaan ditemukan beberapa ton bawang merah tersimpan di dalam palka kapal.
“Kapal muatan bawang dan dua awak kapalnya, saat ini (kemarin, Red) masih dalam perjalanan menuju Belawan,” terangnya.
Menurut, Rizal penyerangan terhadap kapal dan petugas mereka bukan baru kali pertama ini terjadi. Iapun mengeluhkan minimnya persenjataan yang mereka miliki untuk melawan orang-orang yang dikerahkan mafia penyelundupan tersebut.
“Bukan baru kali ini terjadi, bahkan satu minggu lalu kapal patroli Bea Cuk juga diserang, menyebabkan empat petugas kita terluka,” ucap, Rizal.
Dengan maraknya terjadi penyelundupan disinyalir telah terorganifi, dia berharap pemerintah menambah peralatan alutsista dan personel. Sehingga aksi para penyelundup yang melakukan penyerangan terhadap petugas bisa ditekan, dan pelaku bisa ditangkap.
“Melihat dari kondisi yang ada, diperlukan penambahan alutsista. Ini untuk menekan tindak penyelundupan terjadi di laut, dan semakin berani melawan petugas,” ungkapnya.