32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Indonesia Masih Zero Virus Corona

Update: 1.775 Meningggal, 11.388 Pulih

TEMU PERS: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Menkes Terawan Agus Putranto saat temu pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).
TEMU PERS: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Menkes Terawan Agus Putranto saat temu pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Awal pekan setelah hari Valentine, jumlah kasus positif virus Corona (COVID-19) sudah mencapai 71.811 pasien. Sejumlah 70.553 pasien berasal dari China Daratan. Jumlah pasien meninggal juga naik menjadi 1.775 dengan total tertinggi berada di Provinsi Hubei, tempat virus Corona berasal. Kabar baiknya, pasien yang pulih juga semakin banyak. Indonesia sendiri, hingga kemarin masih zero kasus virus Corona.

Hingga kemarin, virus Corona belum terdeteksi di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, belum ada masyarakat di Indonesia yang terinfeksi virus corona. Muhadjir menyampaikan, hingga saat ini sudah ada 104 spesimen dari suspect virus corona di Indonesia yang diuji oleh Kemenkes.

“Hasil dari uji laboratorium tersebut 102 negatif dan dua masih dalam proses. Kesimpulannya, hingga saat ini Indonesia masih aman, tidak ada yang terjangkit virus corona,” katanya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Ia memastikan, alat deteksi virus corona yakni reagen premier tak perlu diragukan validitasnya. Jadi Indonesia zero virus Corona bukan karena alat deteksinya tak valid. “Saya ingin menegaskan bahwa reagen premier yang digunakan oleh Indonesia merupakan kerja sama dengan CDC di AS, Atlantan

itu adalah reagen yang masih andal,” ujar Muhadjir

“Jadi tidak benar kalau ada yang bilang bahwa diragukan kemampuannya itu dan kita memiliki jumlah yang cukup untuk mengantisipasi kalau nanti memang dibutuhkan,” kata dia.

Untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Indonesia, lanjutnya, pemerintah telah menyiapkan kesiagaan rumah sakit dengan menyediakan ruang isolasi khusus untuk menangani virus mematikan tersebut. Pemerintah juga terus mengawasi 135 pintu masuk penumpang, baik laut maupun udara, untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Indonesia.

Hingga kemarin, Imigrasi Indonesia telah menolak 109 orang masuk ke Indonesia. Mereka semua baru berkunjung dari China.

“Yang ditolak ada 109 orang. Kenapa ditolak? Karena berdasarkan asesmen paspor mereka yang pernah tinggal 14 hari di mainland,” kata Direktur Izin Tinggal Imigrasi Indonesia, Bambang Widodo, di Bina Graha, Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).

Dia mengatakan, penolakan 109 orang yang ingin berkunjung ke Indonesia tersebut dilakukan pada akhir Januari lalu hingga sekarang. Mereka semua kembali ke tempat asal berangkat. “Iya (109 itu) pulang. Kembali ke tempat mereka datang,” ucapnya.

Kemudian, imigrasi Indonesia juga menolak permohonan 36 visa. Dari jumlah tersebut, 7 dari Rusia, Rumania 1, Brazil 4, Tiongkok 1, Armenia 3, New Zealand 1, Ukuraina 2, Inggris 3, Maroko 2, Kazakhstan 6, United States 2, Ghana 1 Australia 1, Kanada 1 dan Maldives 1. “Itu semua baru dari Tiongkok,” tukas Bambang.

WHO Akan Cek Ulang Sampel

Meski Menteri PMK sudah mengatakan hingga Senin (17/2) ini, belum ada kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tetap berencana mengirim tim untuk melaksanakan double check atau pengecekan kembali di Indonesia.

“Double check dilakukan di pintu masuk negara, proses pengambilan sampel, teknik pengambilan spesimen, pengiriman spesimen dari rumah sakit ke Balitbang, dan tatalaksana pasien Covid-19 di rumah sakit,” kata Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto, kemarin.

Meski demikian, kata Yurianto, double check dilakukan bukan karena WHO tidak yakin dengan kinerja Indonesia dalam mendeteksi virus corona jenis baru ini. Melainkan pentingnya untuk melakukan evaluasi dari pihak eksternal sebagai upaya kontrol kualitas dan jaminan kualitas.

“WHO mengatakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas standar di dalam kaitan prosedur pemeriksaan laboratorium, dan WHO sudah melakukan pengecekan ke Balitbang, dan mereka melihat apa yang kita lakukan sudah sesuai standar. (Hal) yang sudah dilakukan adalah double check penerimaan di laboratoriumnya,” kata Yuri di Gedung Kemenkes RI, Senin (17/2).

Data terakhir spesimen yang diterima oleh Kemenkes RI, ada 104 spesimen yang masuk dari 135 pintu masuk di Indonesia di 39 rumah sakit. Hasil spesimen seluruhnya menunjukkan negatif infeksi corona Covid-19.

Ke-19 provinsi tersebut antara lain DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogya, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Pasien Membaik

Berdasarkan pantauan Gis And Data, Senin malam (17/2), jumlah pasien pulih mencapai 11.388 orang. Mayoritas pasien sembuh berasal dari Provinsi Hubei. Pasien-pasien dari luar negeri juga banyak yang pulih dari virus Corona. Di negeri jiran Malaysia ada tujuh orang pulih dan ada 19 pasien di Singapura yang pulih.

Terkait seorang WNI yang dilaporkan positif corona Covid-19 di Singapura, juga dinyatakan mulai membaik.

Sejak 5 Februari, prevalensi kasus baru virus corona Covid-19 di China juga mulai mengalami penurunan. Di sisi lain, kasus penularan di luar China malah mengalami peningkatan.

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima oleh Kemenkes RI, korban meninggal dunia akibat corona Covid-19 rata-rata berusia 65 hingga 80 tahun. Kebanyakan pasien hampir semuanya memiliki faktor komorbid atau penyakit penyerta kronis yang sudah diidap dan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh seseorang.

“Ada yang menderita diabet kronis, ada yang menderita gagal ginjal kronis, jantung yang kronis. Ini yang membuat kondisinya semakin lemah dan lalu gagal organ itu kemudian menyebabkan dia meninggal. Tetapi kalau kita lihat data yang makin banyak yang sembuh ternyata dia adalah kelompok muda, yang badannya sehat dan daya tahan tubuhnya bagus,” tandasnya.

Bantu Logistik 78 WNI

Terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah membantu penyediaan logistik 78 WNI di Kapal Diamond Princess yang dikarantina di perairan Yokohama, Jepang, akibat ada penumpang yang tertular virus corona.

“Tim kami dari KBRI Tokyo terus melakukan komunikasi dengan 78 kru WNI tersebut, bahkan kita sempat mengirim beberapa keperluan logistik mereka,” ujar Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2).

Ia mengatakan pemerintah melalui KBRI Tokyo terus berkomunikasi dengan 78 WNI tersebut mengingat masa karantina mereka akan berakhir pada 19 Februari. Retno sudah meminta Kementerian Kesehatan menyiapkan tim untuk berangkat ke Jepang. Nantinya tim tersebut akan memfasilitasi kepulangan para WNI jika diperlukan.

“Kalau mereka pulang, itu berarti mereka dalam kondisi sehat. Dan menurut informasi dari otoritas Jepang, saat 19 Februari dilakukan pengecekan akhir. Mungkin dilakukan 2 hari, lalu tambah waktu hasilnya 2 hari, jadi sekitar tanggal 23-24 (pulang). Sekali lagi itu perkiraan,” kata Retno.

“Berdasarkan informasi dari otoritas Jepang, maka mereka kembali sudah tak memerlukan masa observasi lagi. Karena masa observasi sudah dilaksanakan di kapal tersebut. Jadi saya akan terus berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan,” lanjut Retno.

Warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess hingga kini masih dalam kondisi sehat. WNI yang berjumlah 78 orang itu sebelumnya ikut dikarantina, setelah 10 orang penumpang kapal itu dinyatakan positif terjangkit virus corona jenis baru (COVID-19).

“Untuk menjaga komunikasi, KBRI Tokyo telah membentuk Whatsapps group dengan para kru WNI dan memberikan bantuan logistik berupa vitamin,” tulis keterangan resmi seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis (13/2).

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, apabila otoritas Jepang menyatakan bahwa ke-78 WNI itu sehat, pemerintah tak akan mengobservasi mereka di Tanah Air. Apabila tidak ada perkembangan lain, para WNI tersebut akan menjalani masa karantina hingga 19 Februari 2020.

Sebelumnya, kapal yang mengangkut 3.711 orang termasuk 1.045 orang kru kapal itu dikarantina oleh Pemerintah Jepang di perairan Yokohama sejak 3 Februari 2020. Pada 8 Februari, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan ada 64 orang di kapal tersebut yang positif COVID-19. Sebelum tiba di Yokohama, kapal ini sudah berhenti di sejumlah negara, antara lain Vietnam, Taiwan, serta Pelabuhan Kagoshima di Pulau Kyushu dan Pelabuhan Naha di Okinawa, Jepang.

Tidak Bepergian ke 13 Negara

Masih langkah antisipatif atas wabah virus Corona, sejumlah perusahaan di Indonesia termasuk Sumatera Utara, mengimbau seluruh pegawai mereka agar menunda perjalanan ke-13 negara yang sudah terjangkit virus tersebut.

Negara-negara dimaksud yakni China, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, United Kingdom, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Informasi diperoleh Sumut Pos, Senin (17/2), salahsatu perusahaan dimaksud adalah bank swasta. “Info dari kantor kami —sepertinya untuk seluruh wilayah Indonesia ya—, diimbau menunda perjalanan ke 13 negatra. Ya kita waspada juga sih,” kata Muhammad Syahputra, karyawan bank dimaksud, kepada Sumut Pos, kemarin.

Dinas Ketenagakerjaan Sumatera Utara, belum mengetahui informasi mengenai imbauan tersebut. “Belum, kami belum tahu. Mungkin bisa saja lantaran ada edaran dari Kementerian Tenaga Kerja, atau kementerian terkait lainnya,” kata Sekretaris Disnaker Sumut, Mukmin menjawab Sumut Pos.

Ia mengatakan, saat ini semua pihak memang sedang waspada terhadap virus Corona. Apalagi wabah virus baru itu menyebabkan ratusan korban meninggal, dan setiap hari menambah daftar pasien terinfeksi.

“Disnaker telah memonitor perusahaan-perusahaan yang terdapat tenaga kerja asing di Sumut. Seingat saya, sedikitnya ada lima perusahaan yang ada TKA-nya yang kita monitor. Ini penting sebagai langkah awal pencegahan virus korona di Sumut. Sampai kini pun kami masih melakukan monitoring,” terangnya.

Mukmin berharap, melalui pengawasan ketat dari seluruh instansi terkait, Sumut dan Indonesia aman dari virus Corona. “Kami mengapresiasi adanya imbauan yang dikeluarkan perusahaan, yang meminta pegawainya menunda perjalanan ke negara-negara yang sudah terjangkit virus Corona,” tutupnya. (prn/kps/lp6/sur/net/bbs)

Update: 1.775 Meningggal, 11.388 Pulih

TEMU PERS: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Menkes Terawan Agus Putranto saat temu pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).
TEMU PERS: Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Menkes Terawan Agus Putranto saat temu pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Awal pekan setelah hari Valentine, jumlah kasus positif virus Corona (COVID-19) sudah mencapai 71.811 pasien. Sejumlah 70.553 pasien berasal dari China Daratan. Jumlah pasien meninggal juga naik menjadi 1.775 dengan total tertinggi berada di Provinsi Hubei, tempat virus Corona berasal. Kabar baiknya, pasien yang pulih juga semakin banyak. Indonesia sendiri, hingga kemarin masih zero kasus virus Corona.

Hingga kemarin, virus Corona belum terdeteksi di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, belum ada masyarakat di Indonesia yang terinfeksi virus corona. Muhadjir menyampaikan, hingga saat ini sudah ada 104 spesimen dari suspect virus corona di Indonesia yang diuji oleh Kemenkes.

“Hasil dari uji laboratorium tersebut 102 negatif dan dua masih dalam proses. Kesimpulannya, hingga saat ini Indonesia masih aman, tidak ada yang terjangkit virus corona,” katanya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Ia memastikan, alat deteksi virus corona yakni reagen premier tak perlu diragukan validitasnya. Jadi Indonesia zero virus Corona bukan karena alat deteksinya tak valid. “Saya ingin menegaskan bahwa reagen premier yang digunakan oleh Indonesia merupakan kerja sama dengan CDC di AS, Atlantan

itu adalah reagen yang masih andal,” ujar Muhadjir

“Jadi tidak benar kalau ada yang bilang bahwa diragukan kemampuannya itu dan kita memiliki jumlah yang cukup untuk mengantisipasi kalau nanti memang dibutuhkan,” kata dia.

Untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Indonesia, lanjutnya, pemerintah telah menyiapkan kesiagaan rumah sakit dengan menyediakan ruang isolasi khusus untuk menangani virus mematikan tersebut. Pemerintah juga terus mengawasi 135 pintu masuk penumpang, baik laut maupun udara, untuk mengantisipasi masuknya virus corona ke Indonesia.

Hingga kemarin, Imigrasi Indonesia telah menolak 109 orang masuk ke Indonesia. Mereka semua baru berkunjung dari China.

“Yang ditolak ada 109 orang. Kenapa ditolak? Karena berdasarkan asesmen paspor mereka yang pernah tinggal 14 hari di mainland,” kata Direktur Izin Tinggal Imigrasi Indonesia, Bambang Widodo, di Bina Graha, Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/2).

Dia mengatakan, penolakan 109 orang yang ingin berkunjung ke Indonesia tersebut dilakukan pada akhir Januari lalu hingga sekarang. Mereka semua kembali ke tempat asal berangkat. “Iya (109 itu) pulang. Kembali ke tempat mereka datang,” ucapnya.

Kemudian, imigrasi Indonesia juga menolak permohonan 36 visa. Dari jumlah tersebut, 7 dari Rusia, Rumania 1, Brazil 4, Tiongkok 1, Armenia 3, New Zealand 1, Ukuraina 2, Inggris 3, Maroko 2, Kazakhstan 6, United States 2, Ghana 1 Australia 1, Kanada 1 dan Maldives 1. “Itu semua baru dari Tiongkok,” tukas Bambang.

WHO Akan Cek Ulang Sampel

Meski Menteri PMK sudah mengatakan hingga Senin (17/2) ini, belum ada kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tetap berencana mengirim tim untuk melaksanakan double check atau pengecekan kembali di Indonesia.

“Double check dilakukan di pintu masuk negara, proses pengambilan sampel, teknik pengambilan spesimen, pengiriman spesimen dari rumah sakit ke Balitbang, dan tatalaksana pasien Covid-19 di rumah sakit,” kata Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto, kemarin.

Meski demikian, kata Yurianto, double check dilakukan bukan karena WHO tidak yakin dengan kinerja Indonesia dalam mendeteksi virus corona jenis baru ini. Melainkan pentingnya untuk melakukan evaluasi dari pihak eksternal sebagai upaya kontrol kualitas dan jaminan kualitas.

“WHO mengatakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas standar di dalam kaitan prosedur pemeriksaan laboratorium, dan WHO sudah melakukan pengecekan ke Balitbang, dan mereka melihat apa yang kita lakukan sudah sesuai standar. (Hal) yang sudah dilakukan adalah double check penerimaan di laboratoriumnya,” kata Yuri di Gedung Kemenkes RI, Senin (17/2).

Data terakhir spesimen yang diterima oleh Kemenkes RI, ada 104 spesimen yang masuk dari 135 pintu masuk di Indonesia di 39 rumah sakit. Hasil spesimen seluruhnya menunjukkan negatif infeksi corona Covid-19.

Ke-19 provinsi tersebut antara lain DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogya, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Pasien Membaik

Berdasarkan pantauan Gis And Data, Senin malam (17/2), jumlah pasien pulih mencapai 11.388 orang. Mayoritas pasien sembuh berasal dari Provinsi Hubei. Pasien-pasien dari luar negeri juga banyak yang pulih dari virus Corona. Di negeri jiran Malaysia ada tujuh orang pulih dan ada 19 pasien di Singapura yang pulih.

Terkait seorang WNI yang dilaporkan positif corona Covid-19 di Singapura, juga dinyatakan mulai membaik.

Sejak 5 Februari, prevalensi kasus baru virus corona Covid-19 di China juga mulai mengalami penurunan. Di sisi lain, kasus penularan di luar China malah mengalami peningkatan.

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima oleh Kemenkes RI, korban meninggal dunia akibat corona Covid-19 rata-rata berusia 65 hingga 80 tahun. Kebanyakan pasien hampir semuanya memiliki faktor komorbid atau penyakit penyerta kronis yang sudah diidap dan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh seseorang.

“Ada yang menderita diabet kronis, ada yang menderita gagal ginjal kronis, jantung yang kronis. Ini yang membuat kondisinya semakin lemah dan lalu gagal organ itu kemudian menyebabkan dia meninggal. Tetapi kalau kita lihat data yang makin banyak yang sembuh ternyata dia adalah kelompok muda, yang badannya sehat dan daya tahan tubuhnya bagus,” tandasnya.

Bantu Logistik 78 WNI

Terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah membantu penyediaan logistik 78 WNI di Kapal Diamond Princess yang dikarantina di perairan Yokohama, Jepang, akibat ada penumpang yang tertular virus corona.

“Tim kami dari KBRI Tokyo terus melakukan komunikasi dengan 78 kru WNI tersebut, bahkan kita sempat mengirim beberapa keperluan logistik mereka,” ujar Retno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2).

Ia mengatakan pemerintah melalui KBRI Tokyo terus berkomunikasi dengan 78 WNI tersebut mengingat masa karantina mereka akan berakhir pada 19 Februari. Retno sudah meminta Kementerian Kesehatan menyiapkan tim untuk berangkat ke Jepang. Nantinya tim tersebut akan memfasilitasi kepulangan para WNI jika diperlukan.

“Kalau mereka pulang, itu berarti mereka dalam kondisi sehat. Dan menurut informasi dari otoritas Jepang, saat 19 Februari dilakukan pengecekan akhir. Mungkin dilakukan 2 hari, lalu tambah waktu hasilnya 2 hari, jadi sekitar tanggal 23-24 (pulang). Sekali lagi itu perkiraan,” kata Retno.

“Berdasarkan informasi dari otoritas Jepang, maka mereka kembali sudah tak memerlukan masa observasi lagi. Karena masa observasi sudah dilaksanakan di kapal tersebut. Jadi saya akan terus berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan,” lanjut Retno.

Warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess hingga kini masih dalam kondisi sehat. WNI yang berjumlah 78 orang itu sebelumnya ikut dikarantina, setelah 10 orang penumpang kapal itu dinyatakan positif terjangkit virus corona jenis baru (COVID-19).

“Untuk menjaga komunikasi, KBRI Tokyo telah membentuk Whatsapps group dengan para kru WNI dan memberikan bantuan logistik berupa vitamin,” tulis keterangan resmi seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis (13/2).

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, apabila otoritas Jepang menyatakan bahwa ke-78 WNI itu sehat, pemerintah tak akan mengobservasi mereka di Tanah Air. Apabila tidak ada perkembangan lain, para WNI tersebut akan menjalani masa karantina hingga 19 Februari 2020.

Sebelumnya, kapal yang mengangkut 3.711 orang termasuk 1.045 orang kru kapal itu dikarantina oleh Pemerintah Jepang di perairan Yokohama sejak 3 Februari 2020. Pada 8 Februari, Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan ada 64 orang di kapal tersebut yang positif COVID-19. Sebelum tiba di Yokohama, kapal ini sudah berhenti di sejumlah negara, antara lain Vietnam, Taiwan, serta Pelabuhan Kagoshima di Pulau Kyushu dan Pelabuhan Naha di Okinawa, Jepang.

Tidak Bepergian ke 13 Negara

Masih langkah antisipatif atas wabah virus Corona, sejumlah perusahaan di Indonesia termasuk Sumatera Utara, mengimbau seluruh pegawai mereka agar menunda perjalanan ke-13 negara yang sudah terjangkit virus tersebut.

Negara-negara dimaksud yakni China, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, United Kingdom, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Informasi diperoleh Sumut Pos, Senin (17/2), salahsatu perusahaan dimaksud adalah bank swasta. “Info dari kantor kami —sepertinya untuk seluruh wilayah Indonesia ya—, diimbau menunda perjalanan ke 13 negatra. Ya kita waspada juga sih,” kata Muhammad Syahputra, karyawan bank dimaksud, kepada Sumut Pos, kemarin.

Dinas Ketenagakerjaan Sumatera Utara, belum mengetahui informasi mengenai imbauan tersebut. “Belum, kami belum tahu. Mungkin bisa saja lantaran ada edaran dari Kementerian Tenaga Kerja, atau kementerian terkait lainnya,” kata Sekretaris Disnaker Sumut, Mukmin menjawab Sumut Pos.

Ia mengatakan, saat ini semua pihak memang sedang waspada terhadap virus Corona. Apalagi wabah virus baru itu menyebabkan ratusan korban meninggal, dan setiap hari menambah daftar pasien terinfeksi.

“Disnaker telah memonitor perusahaan-perusahaan yang terdapat tenaga kerja asing di Sumut. Seingat saya, sedikitnya ada lima perusahaan yang ada TKA-nya yang kita monitor. Ini penting sebagai langkah awal pencegahan virus korona di Sumut. Sampai kini pun kami masih melakukan monitoring,” terangnya.

Mukmin berharap, melalui pengawasan ketat dari seluruh instansi terkait, Sumut dan Indonesia aman dari virus Corona. “Kami mengapresiasi adanya imbauan yang dikeluarkan perusahaan, yang meminta pegawainya menunda perjalanan ke negara-negara yang sudah terjangkit virus Corona,” tutupnya. (prn/kps/lp6/sur/net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/