25.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Puskesmas: Gara-gara Bakso Bakar

Foto: Hulman/PM Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr Fifi, memberikan penerangan kepada warga di Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian seputar muntaber, Selasa (17/3/2015.
Foto: Hulman/PM
Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr Fifi, memberikan penerangan kepada warga di Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian seputar muntaber, Selasa (17/3/2015.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Sebelum meninggal karena muntaber (muntah berak), Teddy Manurung ternyata makan bakso tusuk bakar. Bakso bakar ini diduga mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan.

”Ketika korban sudah mulai muntah, korban tidak melaporkan ke puskesmas,” kata Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr. Fifi, Selasa (17/3/2015).

Hal senada disampaikan Kasi Bimdal Wabah dan Bencana Dinkes Sumut, Suhadi. Dibebernya, dari laporan yang di dapat sementara ini, muntaber tersebut disebabkan bakso bakar yang dikonsumsi penderita. Namun dirinya belum bisa memastikan kebenaran tersebut. Rabu hari ini (18/3) ia berjanji akan mengirim anggotanya ke Pantai Labu untuk menyelidiki penyebab penyakit tersebut.

“Apakah muntaber itu disebabkan keracunan makanan atau yang lain belum pasti juga. Bisa juga karena faktor lingkungan atau makanannya yang basi,” ungkapnya. Suhadi menyebutkan banyak faktor penyebab muntaber. Diantaranya disebabkan air yang mengandung bakteri atau virus. Tindakan yang akan dilakukan timnya besok menyelidiki apakah benar muntaber itu disebabkan oleh bakso.

Secara gambaran umum pihaknya akan melakukan penyelidikan dengan beberapa tahap. Misal apa saja yang dirasakan setelah mengkonsumi bakso tersebut? Berapa jam setelah makan bakso tersebut si penderita merasakan mual atau hal lainnya? “Jadi kami punya rangenya. Ada step-step penyelidikan. Biasanya 3 hari hasil lab sudah keluar,”ungkap Suhadi.

Informasi dihimpun, penyakit muntaber yang menjangkiti warga di Desa Durian baru pertama kali terjadi. Kepala Desa Durian Hulman Manurung saat dikonfirmasi menyebutkan tahun lalu desanya terjangkit demam berdarah. “Saya pun bingung kok bisa terjadi muntaber ini. Sebelumnya tidak ada acara kampung atau pesta yang menyediakan makanan,” sebutnya

Terpisah, Rosmawati boru Sinaga, ibu kandung Mikail Samosir menceritakan jika awalnya, anak keenamnya dari tujuh bersaudara itu, pada Selasa (17/3) sekira pukul 03.00, membangunkannya untuk buang air besar. Tak sampai setengah jam, Mikail kembali minta dikawani buang air besar. Sejam kemudian Mikail langsung muntah.

Mengira jika anaknya yang masih duduk di kelas I SD itu masuk angin biasa, Rosmawati mengoleskan minyak tanah ke perut anaknya namun tak kunjung sembuh. Untuk pertolongan pertama Rosmawati membawa anaknya ke praktek bidan Sabrina br Tarigan. Meskipun infus sudah habis dua botol tapi anaknya tetap lemas sehingga terpaksa membawanya ke Rumah Sakit Patar Asih.

“Pertama sekali yang terjangkit muntaber Jen Situmorang (6), setelah dua hari dirawat di praktek bidan dan tiga hari dirawat di RSUD Deli Serdang, anakku itu sembuh,” tambahnya. (man/win/trg)

Foto: Hulman/PM Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr Fifi, memberikan penerangan kepada warga di Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian seputar muntaber, Selasa (17/3/2015.
Foto: Hulman/PM
Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr Fifi, memberikan penerangan kepada warga di Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian seputar muntaber, Selasa (17/3/2015.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Sebelum meninggal karena muntaber (muntah berak), Teddy Manurung ternyata makan bakso tusuk bakar. Bakso bakar ini diduga mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan.

”Ketika korban sudah mulai muntah, korban tidak melaporkan ke puskesmas,” kata Kepala Puskesmas Pantai Labu, dr. Fifi, Selasa (17/3/2015).

Hal senada disampaikan Kasi Bimdal Wabah dan Bencana Dinkes Sumut, Suhadi. Dibebernya, dari laporan yang di dapat sementara ini, muntaber tersebut disebabkan bakso bakar yang dikonsumsi penderita. Namun dirinya belum bisa memastikan kebenaran tersebut. Rabu hari ini (18/3) ia berjanji akan mengirim anggotanya ke Pantai Labu untuk menyelidiki penyebab penyakit tersebut.

“Apakah muntaber itu disebabkan keracunan makanan atau yang lain belum pasti juga. Bisa juga karena faktor lingkungan atau makanannya yang basi,” ungkapnya. Suhadi menyebutkan banyak faktor penyebab muntaber. Diantaranya disebabkan air yang mengandung bakteri atau virus. Tindakan yang akan dilakukan timnya besok menyelidiki apakah benar muntaber itu disebabkan oleh bakso.

Secara gambaran umum pihaknya akan melakukan penyelidikan dengan beberapa tahap. Misal apa saja yang dirasakan setelah mengkonsumi bakso tersebut? Berapa jam setelah makan bakso tersebut si penderita merasakan mual atau hal lainnya? “Jadi kami punya rangenya. Ada step-step penyelidikan. Biasanya 3 hari hasil lab sudah keluar,”ungkap Suhadi.

Informasi dihimpun, penyakit muntaber yang menjangkiti warga di Desa Durian baru pertama kali terjadi. Kepala Desa Durian Hulman Manurung saat dikonfirmasi menyebutkan tahun lalu desanya terjangkit demam berdarah. “Saya pun bingung kok bisa terjadi muntaber ini. Sebelumnya tidak ada acara kampung atau pesta yang menyediakan makanan,” sebutnya

Terpisah, Rosmawati boru Sinaga, ibu kandung Mikail Samosir menceritakan jika awalnya, anak keenamnya dari tujuh bersaudara itu, pada Selasa (17/3) sekira pukul 03.00, membangunkannya untuk buang air besar. Tak sampai setengah jam, Mikail kembali minta dikawani buang air besar. Sejam kemudian Mikail langsung muntah.

Mengira jika anaknya yang masih duduk di kelas I SD itu masuk angin biasa, Rosmawati mengoleskan minyak tanah ke perut anaknya namun tak kunjung sembuh. Untuk pertolongan pertama Rosmawati membawa anaknya ke praktek bidan Sabrina br Tarigan. Meskipun infus sudah habis dua botol tapi anaknya tetap lemas sehingga terpaksa membawanya ke Rumah Sakit Patar Asih.

“Pertama sekali yang terjangkit muntaber Jen Situmorang (6), setelah dua hari dirawat di praktek bidan dan tiga hari dirawat di RSUD Deli Serdang, anakku itu sembuh,” tambahnya. (man/win/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/