MEDAN, SUMUTPOS.CO – Debu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara, sudah terasa sampai ke Kota Medan. Aktivitas warga pun menjadi terganggu akibat debu vulkanik yang terjadi sejak Rabu (17/6) pagi itu.
Menurut Badan Meteorologi, Klematologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, singgahnya debu vulkanik itu lantaran terbawa angin yang memang mengarah ke Kota Medan dan sekitarnya. “Secara teknis kita tak bisa sebutkan ukurannya berapa. Namun yang jelas pengaruh terbawa angin, makanya debu tersebut bisa sampai ke Medan,” ujar Dodi, analis BMKG Wilayah I kepada Sumut Pos, Rabu (17/6) sore.
Dodi menyebutkan, menurut pantauan pihaknya, debu vulkanik tersebut sudah terasa sejak Rabu (17/6) sekitar pukul 09.00 Wib hingga tengah hari. Namun memasuki sore hari, kata dia, peredaran debu sudah mulai berkurang.
“Jadi memang betul debu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung sudah masuk ke Medan. Dari pagi hingga siang hari geliat debu masih tinggi, tetapi sore harinya sudah mulai berkurang,” ungkapnya.
Dodi menambahkan, meski geliat debu tersebut sampai ke Kota Medan, namun di daerah yang dekat dengan Gunung Sinabung, yakni Kabanjahe justru tak terkena penyebaran asap berbahaya tersebut. “Selain Medan, wilayah Deliserdang juga sebagian ada terkena debu vulkanik. Malahan daerah Kabanjahe yang sangat dekat di situ, tidak terkena sama sekali,” katanya.
Namun sayang BMKG tidak dapat memberi data riil penyebab penyebaran debu vulkanik Sinabung tersebut bisa sampai ke Medan. “Estimasi kita karena terbawa angin, sehingga debu tersebut sampai ke Medan dan sekitarnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, salah seorang warga Kota Medan, Azmi, mengungkapkan bahwa merasakan debu vulkanik Sinabung sejak pukul 09.00 pagi. “Debunya kasar dan sudah terasa sejak jam 9 pagi sewaktu saya mau berangkat kerja,” ujar warga yang berdomisili di Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Medan Maimun ini.
Dia mengaku kalau pencemaran cuaca akibat adanya debu vulkanik itu cukup mengganggu aktivitasnya. Ia pun terpaksa memakai masker untuk melindungi saluran pernafasan dari debu vulkanik tersebut. “Sangat terganggu sekali ya. Kondisi udara menjadi tidak sehat akibat debu tersebut,” ungkapnya. (prn)