26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Ulos Kain Khas Batak Harus Mendunia

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Turis asal Rusia melihat proses pembuatan kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10). Acara peringatan tersebut juga membahas bagaimana kain tenun Ulos dapat menembus pasar dunia.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Turis asal Rusia melihat proses pembuatan kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10). Acara peringatan tersebut juga membahas bagaimana kain tenun Ulos dapat menembus pasar dunia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perayaan Hari Ulos kembali diselenggarakan tahun ini, di Convention Hall Hotel Danau Toba, Medan, Senin (17/10). Beragam ulos dari berbagai daerah di Sumatera Utara (Sumut) dipamerkan. Seperti ulos dari Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Serdang Bedagai, Siantar, Humbahas, Toba Samosir, Karo, Deliserdang, dan lainnya.

Ulos yang dipamerkan dari berbagai daerah di Sumut itu, tak sekadar dibentangkan melalui stand-stand yang ada. Tetapi, diperlihatkan dengan kombinasi pakaian masa kini, yang diperagakan oleh model pria maupun wanita. Pasalnya, pada perayaan ulos tahun 2016 ini, turut diadakan kompetisi fashion show ulos.

Namun hal menarik pada even tersebut, ulos terpanjang di dunia yang mendapat rekor MURI beberapa tahun lalu turut dipamerkan. Ulos berwarna hitam dipadu merah dengan corak ditengahnya dibentangkan mulai dari halaman parkir sampai ke dalam ruangan. Kain ulos yang ditenun dua perajin sepanjang 500 meter itu dipegang oleh siswa-siswi SMP dan SMA.

Acara perayaan hari kain khas Sumut ini, dibuka oleh Tarian Sipitu Cawan sebagai penyambutan DPD Perwakilan Sumut Parlindungan Puba, perwakilan Menteri Perindustrian, dan Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Selanjutnya, penyerahan ulos oleh Ketua Panitia Enni Pasaribu kepada Gusti Kanjeng Hemas dan Parlindungan Purba. Tak ketinggalan ulos juga diberikan kepada Duta Masyarakat Thailand yang juga ikut menghadiri acara perayaan ini.

Turut hadir Gubernur Sumut Ir H T Erry Nuradi beserta istri, Dirjen IKM (industri kerajinan menengah) Kementerian Perindag Gati Wibawa Ningsih, Ketua Persatuan Batak Indonesia Rai Sinambela, anggota DPR RI asal Sumut, Roslinda Marpaung, perwakilan Pangdam, perwakilan Kapolda Sumut, dan beberapa penggiat ulos seperti Torang.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) dibentangkan pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10).
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) dibentangkan pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10).

Gubernur Sumut Ir H T Erry Nuradi berharap, kain tenun khas Batak ini bisa mendunia dan dikenakan oleh tokoh-tokoh dunia. Sebab, ulos memiliki sejarah panjang yang sangat penting bagi masyarakat batak.

“Kain yang awalnya sebagai untuk menghangat tubuh saat udara dingin, kini sudah menjadi tren dan gaya hidup. Sudah mulai banyak pakaian yang menggunakan ulos seperti jas, kemeja hingga gaun. Sehingga, memiliki daya tarik dan daya jual tinggi,” ujar Erry dalam pidatonya.

Menurut Erry, Presiden RI Joko Widodo dan para menteri serta kepala daerah sangat suka dan bangga memakai pakaian berbahan ulos saat menghadiri perayaan karnaval kemerdekaan RI pada tanggal 21 Agustus lalu. Untuk itu, sebagai pemimpin Sumut dia sangat antusias untuk semakin meningkatkan dan mempromosikan ulos ke mancanegara.

“Kita berharap mendapat dukungan pemerintah pusat melalui Dirjen IKM untuk mempromosikan produk-produk tanah air, termasuk ulos. Salah satunya, pemerintah menyewa stan di sejumlah bandara luar negeri sebagai promosi produk UKM,” tuturnya.

Walau demikian, sambung Erry diharapkan pula agar produk UKM khususnya ulos jangan dibeli oleh pengusaha luar negeri dan labelnya diganti dengan merek terkenal. “Sangat ironis bangsa kita bangga akan merek label luar negeri khususnya tekstil. Padahal, tanpa mereka tahu kalau itu produk negeri sendiri,” tambahnya.

Anggota DPR RI asal Sumut, Roslinda Marpaung mengaku, ia dan lembaganya akan berupaya agar ulos masuk dalam Unesco sebagai warisan Budaya Takbenda Indonesia di dunia.

“Karena ulos telah ditetapkan menjadi warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak dua tahun lalu, tepatnya tanggal 17 Oktober 2014 di museum Nasional Jakarta. Ini memotivasi kita sebagai masyarakat Batak untuk mendapat dukungan dari Pemerintah ke Unesco,” cetusnya.

Sementara, Dirjen IKM Kementerian Perindag Gati Wibawa mengatakan, sangat mendukung produk-produk UKM termasuk pengrajin ulos hingga dilakukan fashion show. (ris/adz)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Turis asal Rusia melihat proses pembuatan kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10). Acara peringatan tersebut juga membahas bagaimana kain tenun Ulos dapat menembus pasar dunia.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Turis asal Rusia melihat proses pembuatan kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10). Acara peringatan tersebut juga membahas bagaimana kain tenun Ulos dapat menembus pasar dunia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perayaan Hari Ulos kembali diselenggarakan tahun ini, di Convention Hall Hotel Danau Toba, Medan, Senin (17/10). Beragam ulos dari berbagai daerah di Sumatera Utara (Sumut) dipamerkan. Seperti ulos dari Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Serdang Bedagai, Siantar, Humbahas, Toba Samosir, Karo, Deliserdang, dan lainnya.

Ulos yang dipamerkan dari berbagai daerah di Sumut itu, tak sekadar dibentangkan melalui stand-stand yang ada. Tetapi, diperlihatkan dengan kombinasi pakaian masa kini, yang diperagakan oleh model pria maupun wanita. Pasalnya, pada perayaan ulos tahun 2016 ini, turut diadakan kompetisi fashion show ulos.

Namun hal menarik pada even tersebut, ulos terpanjang di dunia yang mendapat rekor MURI beberapa tahun lalu turut dipamerkan. Ulos berwarna hitam dipadu merah dengan corak ditengahnya dibentangkan mulai dari halaman parkir sampai ke dalam ruangan. Kain ulos yang ditenun dua perajin sepanjang 500 meter itu dipegang oleh siswa-siswi SMP dan SMA.

Acara perayaan hari kain khas Sumut ini, dibuka oleh Tarian Sipitu Cawan sebagai penyambutan DPD Perwakilan Sumut Parlindungan Puba, perwakilan Menteri Perindustrian, dan Wakil Ketua DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Selanjutnya, penyerahan ulos oleh Ketua Panitia Enni Pasaribu kepada Gusti Kanjeng Hemas dan Parlindungan Purba. Tak ketinggalan ulos juga diberikan kepada Duta Masyarakat Thailand yang juga ikut menghadiri acara perayaan ini.

Turut hadir Gubernur Sumut Ir H T Erry Nuradi beserta istri, Dirjen IKM (industri kerajinan menengah) Kementerian Perindag Gati Wibawa Ningsih, Ketua Persatuan Batak Indonesia Rai Sinambela, anggota DPR RI asal Sumut, Roslinda Marpaung, perwakilan Pangdam, perwakilan Kapolda Sumut, dan beberapa penggiat ulos seperti Torang.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) dibentangkan pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10).
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Kain tenun Ulos (Kain Adat Batak) dibentangkan pada acara peringatan hari Ulos di Hotel Danau Toba Medan, Senin (17/10).

Gubernur Sumut Ir H T Erry Nuradi berharap, kain tenun khas Batak ini bisa mendunia dan dikenakan oleh tokoh-tokoh dunia. Sebab, ulos memiliki sejarah panjang yang sangat penting bagi masyarakat batak.

“Kain yang awalnya sebagai untuk menghangat tubuh saat udara dingin, kini sudah menjadi tren dan gaya hidup. Sudah mulai banyak pakaian yang menggunakan ulos seperti jas, kemeja hingga gaun. Sehingga, memiliki daya tarik dan daya jual tinggi,” ujar Erry dalam pidatonya.

Menurut Erry, Presiden RI Joko Widodo dan para menteri serta kepala daerah sangat suka dan bangga memakai pakaian berbahan ulos saat menghadiri perayaan karnaval kemerdekaan RI pada tanggal 21 Agustus lalu. Untuk itu, sebagai pemimpin Sumut dia sangat antusias untuk semakin meningkatkan dan mempromosikan ulos ke mancanegara.

“Kita berharap mendapat dukungan pemerintah pusat melalui Dirjen IKM untuk mempromosikan produk-produk tanah air, termasuk ulos. Salah satunya, pemerintah menyewa stan di sejumlah bandara luar negeri sebagai promosi produk UKM,” tuturnya.

Walau demikian, sambung Erry diharapkan pula agar produk UKM khususnya ulos jangan dibeli oleh pengusaha luar negeri dan labelnya diganti dengan merek terkenal. “Sangat ironis bangsa kita bangga akan merek label luar negeri khususnya tekstil. Padahal, tanpa mereka tahu kalau itu produk negeri sendiri,” tambahnya.

Anggota DPR RI asal Sumut, Roslinda Marpaung mengaku, ia dan lembaganya akan berupaya agar ulos masuk dalam Unesco sebagai warisan Budaya Takbenda Indonesia di dunia.

“Karena ulos telah ditetapkan menjadi warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak dua tahun lalu, tepatnya tanggal 17 Oktober 2014 di museum Nasional Jakarta. Ini memotivasi kita sebagai masyarakat Batak untuk mendapat dukungan dari Pemerintah ke Unesco,” cetusnya.

Sementara, Dirjen IKM Kementerian Perindag Gati Wibawa mengatakan, sangat mendukung produk-produk UKM termasuk pengrajin ulos hingga dilakukan fashion show. (ris/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/