26.7 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Danlanud Minta Maaf: Kami Hanya Menjaga Aset!

BANTAH MENEMBAK WARGA
Pecahnya bentrokan itu, kata Ariefin, ditenggarai karena seorang prajurit, Kopda Wiwin yang mengalami cedera karena terkena lemparan batu dari massa pendemo. Dia menepis, pihaknya melakukan aksi balas dendam dengan melakukan sweeping ke rumah-rumah yang ada di seluruh Sari Rejo. Menurutnya, TNI AU mengerahkan anggota karena ingin arus lalu lintas kembali terbuka agar pengendara dapat melintas.

Soal ada enam warga yang menderita luka tembak peluru karet saat bentrokan itu, Ariefin membantah hal tersebut.

“Tidak ada luka tembak, tidak ada proyektil. Kita sudah dapat foto ronsen dari rumah sakit. Kalaupun misalnya iya, itu senjata siapa? Paskhas yang lagi piket yang menembak? Itupun dua peluru kosong dan satu peluru karet dan ditembakkan ke udara. Tidak ada anggota yang masuk bawa senjata. Semua pakai pentungan karet dan tameng,” ungkap Ariefin.

Saat melakukan penyisiran, pihaknya menemukan sejumlah barang bukti seperti gear motor, busur dan panah beracun.

Soal aksi brutal anggota Lanud dengan Paskhas yang merusak kotak infaq masjid, dia seolah menyalahkan keberadaan kotak infaq tersebut. Selain itu, soal keberadaan CCTV di masjid yang mengarah ke jalan, Ariefin juga seolah menyalahkan hal tersebut. Namun, saat ditanya lebih jauh, Ariefin enggan menanggapinya.

“Daripada pernyataan saya jadi masalah, lebih baik tim investigasi sajalah. Lagi pula, pasukan masih jauh, kenapa mesti teriak-teriak,” kata Ariefin.

Mengenai keputusan pertemuan di Balai Kota, lanjut Ariefin, masyarakat Sari Rejo dan TNI AU sama-sama menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Menurut Ariefin, semuanya menyadari bukan wewenang tingkat pemerintah daerah.

“TNI AU bertugas jaga aset dan masyarakat mengklaim karena dihuni sudah bertahun-tahun. Ini penyelesaian di atas. Karena aset itu terdaftar di Kemenkeu,” kata dia.

Ariefin pun sudah menyerahkan semuanya ke tim investigasi tersebut. Selain itu, menormalisasi kembali hubungan yang terjalin dengan masyarakat dan TNI AU sembari menunggu keputusan dari pemerintah pusat. “Harapan kami begitu, tidak ada aksi blokade lagi,” pintanya. (prn)

BANTAH MENEMBAK WARGA
Pecahnya bentrokan itu, kata Ariefin, ditenggarai karena seorang prajurit, Kopda Wiwin yang mengalami cedera karena terkena lemparan batu dari massa pendemo. Dia menepis, pihaknya melakukan aksi balas dendam dengan melakukan sweeping ke rumah-rumah yang ada di seluruh Sari Rejo. Menurutnya, TNI AU mengerahkan anggota karena ingin arus lalu lintas kembali terbuka agar pengendara dapat melintas.

Soal ada enam warga yang menderita luka tembak peluru karet saat bentrokan itu, Ariefin membantah hal tersebut.

“Tidak ada luka tembak, tidak ada proyektil. Kita sudah dapat foto ronsen dari rumah sakit. Kalaupun misalnya iya, itu senjata siapa? Paskhas yang lagi piket yang menembak? Itupun dua peluru kosong dan satu peluru karet dan ditembakkan ke udara. Tidak ada anggota yang masuk bawa senjata. Semua pakai pentungan karet dan tameng,” ungkap Ariefin.

Saat melakukan penyisiran, pihaknya menemukan sejumlah barang bukti seperti gear motor, busur dan panah beracun.

Soal aksi brutal anggota Lanud dengan Paskhas yang merusak kotak infaq masjid, dia seolah menyalahkan keberadaan kotak infaq tersebut. Selain itu, soal keberadaan CCTV di masjid yang mengarah ke jalan, Ariefin juga seolah menyalahkan hal tersebut. Namun, saat ditanya lebih jauh, Ariefin enggan menanggapinya.

“Daripada pernyataan saya jadi masalah, lebih baik tim investigasi sajalah. Lagi pula, pasukan masih jauh, kenapa mesti teriak-teriak,” kata Ariefin.

Mengenai keputusan pertemuan di Balai Kota, lanjut Ariefin, masyarakat Sari Rejo dan TNI AU sama-sama menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Menurut Ariefin, semuanya menyadari bukan wewenang tingkat pemerintah daerah.

“TNI AU bertugas jaga aset dan masyarakat mengklaim karena dihuni sudah bertahun-tahun. Ini penyelesaian di atas. Karena aset itu terdaftar di Kemenkeu,” kata dia.

Ariefin pun sudah menyerahkan semuanya ke tim investigasi tersebut. Selain itu, menormalisasi kembali hubungan yang terjalin dengan masyarakat dan TNI AU sembari menunggu keputusan dari pemerintah pusat. “Harapan kami begitu, tidak ada aksi blokade lagi,” pintanya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/