MEDAN, SUMUTPOS.CO – Target Wali Kota Medan, Bobby Nasution menuntaskan masalah banjir di Kota Medan dalam tempo dua tahun, agaknya sulit terwujud. Pasalnya, di masa kepemimpinan Bobby yang sudah memasuki 18 bulan pada Agustus 2022 ini, Kota Medan masih kebanjiran. Lantas, mampukah Bobby merealisasikan janjinya dalam waktu 6 bulan ke depan?
HUJAN deras yang melanda Kota Medan dan sekitarnya sejak Rabu (17/8) malam hingga Kamis (18/8) pagi, menyebabkan 5 kecamatan tergenang air. Kondisi ini diyakini, disebabkan drainase tak mampu menampung curah hujan ditambah lagi dengan meluapnya air sungai yang membelah Kota Medan.
Adapun kelima kecamatan yang terendam banjir, yakni Medan Maimun, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Selayang, dan Medan Baru. Akibatnya, ratusan rumah yang dihuni ribuan jiwa terkena dampak atas peristiwa banjir tersebut. Bahkan, di Kecamatan Medan Johor, sekitar 30 warga harus mengungsi ke masjid karena kondisi ketinggian air yang hampir menenggelamkan rumah mereka.
Kepada Sumut Pos, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Muhammad Husni menjelaskan, di Kecamatan Medan Johor, banjir terjadi di Kelurahan Kwala Bekala. “Update pagi ini, di Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala, tepatnya di Jalan Luku Gang Bersama, di sana sebanyak 150 rumah terendam banjir, berdampak pada 160 KK dan 485 jiwa. Saat ini ada sekitar 30 orang yang mengungsi di Masjid Mutaqqin. Dari Kelurahan Kwala Bekala ini, sebanyak 5 orang kira evakuasi, terdiri dari 2 orang dewasa, 2 orang anak-anak, dan 1 orang balita. Tapi pagi ini ketinggian air sudah surut, paling tinggi 1 meter” ucap Husni.
Selain di Medan Johor, terang Husni, banjir juga terjadi di Kecamatan Medan Maimun, tepatnya di Jalan Letjed Suprapto, Kelurahan Aur, Lingkungan 3. Di titik tersebut, sebanyak 182 Rumah terendam banjir yang berdampak pada 90 KK dan 575 Jiwa.
Masih di Medan Maimun, banjir juga terjadi di Jalan Brigjen Katamso Gang Bidan dan Gang Merdeka Lingkungan 8 dan 9 Kelurahan Sei Mati. Di lingkungan 8, sebanyak 215 Rumah terendam banjir yang berdampak pada 486 KK dan 724 Jiwa. Sedangkan di Lingkungan 9, 15 Rumah terendam banjir yang berdampak pada 40 KK dan 63 Jiwa. Total terdampak pada lingkungan 8 dan 9, yakni 230 Rumah, 526 KK, dan 787 Jiwa.
Selanjutnya, terang Husni, banjir juga terjadi di Jalan Perjuangan Setiabudi, Kelurahan Tanjungrejo, Lingkungan 13 dan 19, Kecamatan Medan Sunggal. Di lingkungan 13, 22 Rumah terendam banjir yang berdampak pada 20 KK dan 59 Jiwa. Sementara di Lingkungan 19, banjir merendam 20 Rumah yang berdampak pada 20 KK dan 45 Jiwa. Total terdampak di Lingkungan 13 dan 19 sebanyak 42 Rumah, 40 KK dan 104 Jiwa. “Di Kecamatan Medan Sunggal ini, kita melakukan evakuasi di Jalan Perjuangan Setia Budi, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Medan Sunggal kepada 9 orang yang terdiri dari 3 orang dewasa, 3 orang anak-anak, dan 3 orang balita,” ujarnya.
Diterangkan Husni, banjir juga terjadi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, tepatnya di Jalan Jamin Ginting, Komplek Pamen Lingkungan 3 dan 7. Disana, sebanyak 22 rumah terendam banjir yang berdampak pada 30 KK dan 102 jiwa.
Terakhir, banjir juga terjadi di Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Selayang, tepatnya di Jalan Sari Rejo Lingkungan 6. Disana, sebanyak 70 Rumah terendam banjir yang berdampak pada 80 KK dan 194 Jiwa. “Alhamdulillah pagi ini rata-rata terpantau sudah surut, tidak ada lagi ketinggian air di atas 1 meter. bahkan ada yang sudah benar-benar surut. Begitupun, petugas kita masih melakukan pemantauan di lokasi banjir dengan berkoordinasi dengan pihak lingkungan setempat. Kita juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap siaga apabila terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba,” pungkasnya.
Wakil Ketua Komis IV DPRD Medan, Rudiawan Sitorus menilai, banjir yang terjadi pada Kamis (18/8) dinihari kemarin menunjukkan, Pemko Medan dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) belum maksimal dalam menangani banjir. “Faktanya, banyak drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Banjir ini juga membuktikan, pengerjaan yang dilakukan selama ini belum memberikan dampak yang berarti dalam urusan banjir,” kata Rudiawan.
Karenanya, dia meminta agar anggaran sebesar Rp1,3 triliun di Dinas PU untuk pembangunan infrastruktur dan penanganan banjir dievaluasi agar permasalahan banjir bisa ditangani dengan sebaik-baiknya. “Kita sangat berharap anggaran tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk menangani banjir di Kota Medan. Masyarakat sudah lelah dengan kondisi banjir setiap kali hujan deras turun,” ketusnya.
Politisi PKS ini juga meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk melakukan evaluasi terhadap OPD terkait agar penanganan banjir di Kota Medan bisa maksimal. “Masyarakat juga menagih janji Wali Kota Medan yang menyebut di dua tahun kepemimpinannya sebagai Wali Kota Medan, Kota Medan bisa jadi kota Tajir (tanpa banjir). Tapi nyatanya, sampai saat ini belum juga terwujud. Kita semua berharap permasalahan banjir ini bisa segera diatasi, sehingga masyarakat tidak lagi was-was jika hujan turun dan banjir tidak terjadi dimana-mana,” harapnya.
Anggaran infrastruktur yang saat ini menyentuh angka Rp1 triliun, akan sia-sia saja jika pengelolaan anggaran dan impementasi di lapangan juga tidak beres. Harusnya, lanjut Rudiawan, anggaran sebesar itu bisa memberikan dampak yang besar bagi penanganan banjir.
Dengan anggaran sebesar itu, harusnya Pemko Medan bisa membuat pemetaan yang jelas tentang kawasan mana yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan terlebih dahulu. “Kawasan-kawasan rawan banjir perlu menjadi perhatian, dengan anggaran besar yang ada, harusnya mampu menyelesaikan persoalan. Saya melihat ada kebijakan-kebijakan yang kurang pas yang dilakukan Dinas terkait di lapangan,” sambungnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPD PKS Kota Medan ini juga menyarankan kepada Bobby Nasution untuk melihat permasalahan ini secara menyeluruh. “Visi dan misi Wali Kota Medan sudah sangat baik, ditopang dengan anggaran yang memadai. Tapi jika implementasi visi misi di lapangan dilakukan oleh orang yang tidak cakap, kita khawatir persoalan ini akan menjadi boomerang kepada Wali Kota Medan sendiri,” pungkasnya.
Bobby Akui Banjir karena Kondisi Drainase
Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang dikonfirmasi wartawan soal banjir yang melanda Kota Medan sejak Kamis (18/8) dinihari, mengakui kalau banjir yang terjadi akibat kondisi drainase yang mengalami sedimentasi atau pendangkalan. “Jadi karena hujan deras kemarin dan aliran drainase serta luapan sungai, sehingga tadi ada dua titik yang jebol dari sungai yang membuat air meluap,” kata Bobby.
Menurutnya, berdasarkan data yang diterima, setidaknya ada tiga titik sungai yang meluap di Kota Medan. “Jadi kita ngitungnya kemarin per titik sungai, ada beberapa titik sungai yang kita datangi hari ini (kemarin), ini aliran dari Sungai Sekambing, di aliran Sei Kambing ini ada tiga titik ya yang sampai masuk ke rumah warga,” ujarnya.
Sementara dua titik lainnya, kata Bobby, berasal dari Sungai Babura dan Sungai Putih yang juga meluap. “Itu yang di Sungai Sekambing, masih ada Sei Putih dan ada juga Sei Babura, Sei Putih ada empat sampai enam titik, Sei Babura juga kurang lebih sama jumlahnya,” katanya.
Untuk itu, terang Bobby, pihaknya akan segera mengambil tindakan penanganan awal, yakni pihaknya akan melakukan pembangunan tanggul darurat terlebih dahulu. “Jadi sehingga ini penanganan pertamanya kita bangun tanggul darurat dulu, bersama-sama dengan BWS sudah menyetujuinya,” terangnya.
Sedangkan untuk tindakan permanennya, Bobby juga mengaku sudah menyiapkan beberapa cara, akan tetapi dirinya tidak menjelaskan secara gamblang. “Untuk tindakan permanennya sudah kita bicarakan tadi, sudah kita rekomendasi lah, biarpun belum rekomendasi secara surat menyurat, namun permanennya sudah kita bicarakan juga,” tuturnya.
Bobby menyatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan terus melakukan pengecekan drainase dan sungai yang ada di Kota Medan. “Ya memang progres kita tetap sama untuk drainase dan sungai, karena dua ini kuncinya, drainase itu untuk banjir yang curah hujan di perkotaan atau di inti kotanya dan di pemukiman. Sedangkan untuk normalisasi sungai untuk banjir karena luapan sungai, jadi dua-duanya harus kita jalankan bersamaan, nggak boleh salah satu,” sebutnya.
Selain itu, Bobby juga berkomentar tentang beberapa sekolah yang terendam banjir di Kota Medan, salah satu diantaranya SDN 060831 Medan yang terletak di Jalan Sei Batang Hari. Akibat direndam banjir, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut terpaksa diliburkan. Bobby menyebutkan, jika banjir yang terjadi merupakan sebuah musibah. “Ini tidak ada hubungannya dengan Kadis Pendidikan, ini suatu musibah yang nggak bisa kita duga,” jelas Bobby.
Untuk itu, Bobby pun meminta pihak sekolah untuk berinisiatif dalam membenahi sekolahnya masing-masing. “Harusnya sekolah itu harus ada tindakan untuk bisa mengantisipasi selain pihak teknis yang akan menyelesaikan banjir tersebut,” pungkasnya. (map/adz)