25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Kontes Ayam Jago di Lanud Soewondo Diklaim Budaya Indonesia, Bukan Judi

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Kontes ayam jago yang digelar oleh Perkumpulan Penghobi Kontes Ayam Nusantara (PPKAN) 2017 di Lanud Suwondo Medan memiliki tujuan baik. Selain mendongrak keparawisataan Sumatera Utara (Sumut), termasuk juga mencegah terjadinya segala bentuk perjudian di dalam kontes ayam jago tersebut. Hal tersebut dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPKAN Sumut, Zul Belmako didampingi Ketua Panitia Pelaksana Agus Suwito di Jalan Brigjen Katamso Kampung Baru, Rabu (18/10).

Kata Zul, tentang adanya kabar bahwa kontes ayam jago yang diperlombakan dalam beberapa kelas ini ada bernuansa judi, ditepis pria berjanggung ini. Menurut dia, kontes ayam ini murni tanpa ada nuansa perjudian, cuma sekadar pelepas hobi. “Makanya kami kaget, dengan adanya pemberitaan ini, bahkan pihak Lanud yang merasa terbawa-bawa sebagai penyedia tempat terusik oleh pemberitaan tersebut,” tandasnya.

Kata Zul, perlu diketahui, bahwa kegiatan kontes ayam yang diselenggarakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (21-22/10) ini, tanpa menyediakan uang bagi pemenang sebagai hadianya. Pihak panitia hanya menyediakan piala, piagam, emas, mobil, dan lainnya. “Itu pun tergantung kelas yang diikuti para kontestan yang mendaftar, jadi di mana unsur judinya?” ujarnya.

Selain itu sambung Zul, ada pun kelas yang dipertandingan dalam kontes ayam jago ini, mulai dari kelas yang terendah kelas; perorangan dengan catatan satu ekor ayam per tim, dengan biaya pendaftaran Rp150 ribu per 1 ekor ayam. “Kalau yang ini hadianya piala atau semacamnya,” jelasnya.

Selanjutnya Kelas Rumble empat tim per kelas dengan biaya pendaftaran Rp600 ribu per ekor, kemudian Kelas Bintang dengan sistem gugur dengan biaya pendaftaran Rp4 juta untuk 3 ekor ayam dan yang paling tinggi Kelas Mega Bintang dengan sistem gugur dengan biaya pendaftaran Rp20 juta untuk 3 ekor ayam. “Untuk pendaftaran Rp20 juta, ini kami sediakan hadiah mobil bagi pemenang,” urainya.

Sebenarnya kegiatan kontes ayam jago ini, merupakan tempat berkumpulnya orang-orang pecinta ayam jago. Dalam pertandingan ayam jago ini, ada penilaian yang dilakukan, seperti bobot ayam, keindahan ayam, dan tarung ayam. “Nah, untuk tarung ayam ini, kami tidak sembarang melakukannya, pada kaki ayam yang bertarung nantinya kami beri pembungkus agar tidak terkesan ekstrem,” sebutnya.

Dan yang lebih menggembirakan lagi para peserta kontes ayam jago ini, peserta yang mendaftar berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, termasuk salah satunya jawa. “Sekarang ini ada delapan tim yang sudah mendaftar ke panitia, bahkan peserta yang mendaftar kami sambil menawarkan keparawisataan di Sumut, termasuk Danau Toba, dan mereka malah tertarik, karena usai mengikuti kontes ini mereka jalan jalan ke sana,” imbuhnya.

Zul juga menyebutkan bahwa kontes ayam jago ini merupakan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, yang pencintanya ada di seluruh Indonesia. (azw)

 

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Kontes ayam jago yang digelar oleh Perkumpulan Penghobi Kontes Ayam Nusantara (PPKAN) 2017 di Lanud Suwondo Medan memiliki tujuan baik. Selain mendongrak keparawisataan Sumatera Utara (Sumut), termasuk juga mencegah terjadinya segala bentuk perjudian di dalam kontes ayam jago tersebut. Hal tersebut dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPKAN Sumut, Zul Belmako didampingi Ketua Panitia Pelaksana Agus Suwito di Jalan Brigjen Katamso Kampung Baru, Rabu (18/10).

Kata Zul, tentang adanya kabar bahwa kontes ayam jago yang diperlombakan dalam beberapa kelas ini ada bernuansa judi, ditepis pria berjanggung ini. Menurut dia, kontes ayam ini murni tanpa ada nuansa perjudian, cuma sekadar pelepas hobi. “Makanya kami kaget, dengan adanya pemberitaan ini, bahkan pihak Lanud yang merasa terbawa-bawa sebagai penyedia tempat terusik oleh pemberitaan tersebut,” tandasnya.

Kata Zul, perlu diketahui, bahwa kegiatan kontes ayam yang diselenggarakan selama dua hari, Sabtu-Minggu (21-22/10) ini, tanpa menyediakan uang bagi pemenang sebagai hadianya. Pihak panitia hanya menyediakan piala, piagam, emas, mobil, dan lainnya. “Itu pun tergantung kelas yang diikuti para kontestan yang mendaftar, jadi di mana unsur judinya?” ujarnya.

Selain itu sambung Zul, ada pun kelas yang dipertandingan dalam kontes ayam jago ini, mulai dari kelas yang terendah kelas; perorangan dengan catatan satu ekor ayam per tim, dengan biaya pendaftaran Rp150 ribu per 1 ekor ayam. “Kalau yang ini hadianya piala atau semacamnya,” jelasnya.

Selanjutnya Kelas Rumble empat tim per kelas dengan biaya pendaftaran Rp600 ribu per ekor, kemudian Kelas Bintang dengan sistem gugur dengan biaya pendaftaran Rp4 juta untuk 3 ekor ayam dan yang paling tinggi Kelas Mega Bintang dengan sistem gugur dengan biaya pendaftaran Rp20 juta untuk 3 ekor ayam. “Untuk pendaftaran Rp20 juta, ini kami sediakan hadiah mobil bagi pemenang,” urainya.

Sebenarnya kegiatan kontes ayam jago ini, merupakan tempat berkumpulnya orang-orang pecinta ayam jago. Dalam pertandingan ayam jago ini, ada penilaian yang dilakukan, seperti bobot ayam, keindahan ayam, dan tarung ayam. “Nah, untuk tarung ayam ini, kami tidak sembarang melakukannya, pada kaki ayam yang bertarung nantinya kami beri pembungkus agar tidak terkesan ekstrem,” sebutnya.

Dan yang lebih menggembirakan lagi para peserta kontes ayam jago ini, peserta yang mendaftar berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, termasuk salah satunya jawa. “Sekarang ini ada delapan tim yang sudah mendaftar ke panitia, bahkan peserta yang mendaftar kami sambil menawarkan keparawisataan di Sumut, termasuk Danau Toba, dan mereka malah tertarik, karena usai mengikuti kontes ini mereka jalan jalan ke sana,” imbuhnya.

Zul juga menyebutkan bahwa kontes ayam jago ini merupakan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, yang pencintanya ada di seluruh Indonesia. (azw)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/