JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Segala cara dilakukan untuk mencari lima korban banjir bandang di kawasan wisata air terjun Dua Warna, Desa Durin Sirugun, Sibolangit, Deli Serdang, Sumut, yang hingga kemarin siang belum ditemukan. Selain dua anjing pelacak milik polisi, pencarian juga melibatkan paranormal.
“Pencarian selain dilakukan dengan penyisiran sungai dan rute yang telah ditentukan juga dengan melibatkan paranormal sebagai kearifan lokal daerah setempat,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada Sumut Pos di Jakarta, Kamis (19/5).
Dia menjelaskan, ide pelibatan paranormal ini datang dari lurah dan camat yang punya wilayah lokasi kejadian.
“Pada saat rapat kemarin (Rabu, 18/5), lurah dan camatnya kan ikut rapat. Nah, di situ mereka usul agar dilibatkan juga paranormal. Usul itu diakomodir, sebagai wujud keterlibatan masyarakat dalam upaya pencarian. Ini kan merupakan kearifan lokal,” ujar birokrat bergelar doktor itu.
Sutopo tidak menyebutkan berapa paranormal yang dilibatkan. Hanya dia katakan bahwa pelibatan paranormal sudah biasa dilakukan dalam mencari korban bencana alam.
Dia memberi contoh saat kejadian robohnya jembatan Kutai Kartanegara, Kaltim, November 2011 silam. Saat itu, banyak mobil berpenumpang yang jatuh. “Saat itu juga banyak yang hilang, juga dicari dengan bantuan paranormal, masyarakat Dayak di situ aktif ikut melakukan pencarian,” terang Sutopo.
Sutopo menjelaskan, dalam tragedy Sibolangit itu jumlah korban 78 orang dengan rincian; selamat 57 orang, meninggal dunia 16 orang sudah diidentifikasi, dan yang belum ditemukan atau hilang lima orang masih dalam pencarian.
Enam belas orang meninggal terdiri tujuh pria dan sembilan perempuan sudah ditemukan. Yakni Agam Al Hakim, Ayu, Dara Safitri, Deskan Sihombing, Diah, Dwi, Gusti, Ira, Iqbal, Iki, Zulham Sakti, Melinda, Mirza, Ningsih, dan Rafli.
“Untuk yang belum ditemukan masih dicari dibantu dari Polri unit anjing pelacak dua ekor,” ujarnya.
Operasi dibatasi dengan lima jam pencarian mengingat jarak tempuh lokasi kurang lebih enam jam pulang pergi dengan rute pencarian dari jembatan, Derek dan Sembahe. Pencarian dilakukan dengan penyisiran sungai dan rute yang telah ditentukan.
Sutopo mengatakan, untuk memenuhi dukungan operasi ini BNPB telah mengarahkan Kalak BPBD Provinsi Sumut dan BPBD Kabupaten Deli Serdang untuk aktivasi posko, menetapkan status darurat bencana dan mengusulkan kebutuhan operasional posko.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, telah memerintahkan Direktur Penanganan Pengungsi dan Tim Reaksi Cepat BNPB yang ada di lokasi bencana untuk terus mendampingi BPBD, baik dalam pendampingan manajerial, logistik, pendanaan, akuntabilitas dan tertib administrasi.
“Semua perkembangan selalu dilaporkan ke Posko BNPB,” pungkas Sutopo. (Sam)