MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembukaan rute penerbangan oleh maskapai Garuda dari Jakarta ke Bandara Silangit diyakini bakal meningkatkan kunjungan wisata ke Danau Toba. Apalagi, jika maskapai lain juga ikut membuka rute penerbangan yang sama.
Anggota DPRD Sumut Fraksi Demokrat, Muhri Fauzi Hafiz menilai seharusnya bukan hanya maskapai Garuda yang membuka penerbangan dari Jakarta ke Bandara Silangit.
“Harusnya maskapai lain ikut serta, agar wisatawan punya pilihan dari sisi ekonomis sehingga tidak terganggu hanya karena persoalan tarif yang besar,“ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (20/3).
Untuk tahap awal, diakuinya tarif penerbangan masih disubsidi oleh pemerintah daerah (Pemda) yang ada disekitar Bandara Silangit.
“Kedepan juga harus dipikirkan untuk pengembangan bandara. Apalagi daerah-daerah lain khususnya wilayah Pantai Barat juga sangat membutuhkan bandara tersebut. Posisi bandara silangit sangat strategis untuk mendukung perkembangan didaerah pantai barat dan danau toba,“ imbuh pria berkacamata ini.
Dijelaskan Muhri, Danau Toba merupakan destinasi wisata nasional. Sehingga pengembangannya butuh infrastruktur yang baik. Selain itu, penduduk setempat dan pemerintah daerah juga harus siap menyambut kedatangan wisatawan lokal maupun manca negara.
“Upaya lain seperti memberikan edukasi pendidikan terkait dunia pariwisata kepada masyarakat sekitar juga perlu,“ tukasnya.
Bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), pengembangan wisata Danau Toba juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.
“Retribusi karcis penyebrangan kapal feri milik Pemprovsu yang dikelola PT PPSU selaku BUMD juga akan mengalami peningkatan secara otomatis,“ bilangnya.
Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Sutrisno Pangaribuan juga mengapresiasi langkah maskapai Garuda membuka rute penerbangan Jakarta-Silangit meskipun dengan ketentuan tarif akan disubsidi oleh Pemkab yang ada di kawasan Danau Toba.
Namun, diakuinya hal tersebut bukan solusi tunggal atas upaya pemerintah meningkatkan kedatangan jumlah wisatawan lokal maupun manca negara ke Danau Toba.
“Kalau masih disubsidi (tarif), lebih baik hanya satu maskapai saja. Takutnya malah membebani APBD,“ katanya.