31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Petugas Sipir Lapas Tanjung Gusta ‘Diseser’

AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah pegawai berdiri didepan pintu masuk Rumah Tahanan (Rutan) Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pihak Lapas Kelas IA Tanjung Gusta Medan langsung ‘menyeser’ alias melakukan pemeriksaan secara internal terhadap petugas sipir, terkait kaburnya Risiden alias Jaliden alias Jiden, seorang narapidana (Napi) dari Lapas tersebut.

Kepala Pengamanan Lapas Kelas IA Tanjung Gusta Medan, Muda Husni mengatakan, dari hasil pemeriksaan secara lisan, petugas sipir hendak membanguni wargabinaan yang muslim untuk Salat Subuh berjamaah. Jiden sendiri menghuni ruang kamar M 16, Lantai II Gedung T5 Lapas Tanjung Gusta Medan

“Petugas di lantai dua itu, cuma ada satu untuk mengawasi seluruh wargabinaan itu. Setelah dicek untuk salat subuh, sudah tidak didapati si Jiden. Hal itu diketahui dari tamping (Tahan pendamping). Setelah dikontrol tidak ada,” ungkap Husni, kepada Sumut Pos, Kamis (20/4) siang.

Napi yang kabur tersebut, merupakan warga Medan ini. Diketahui setelah dicek di bagian kamar sel, trali besi ventilasi sudah jebol.”Langsung tamping itu, melapor ke petugas sipir,” jelasnya.

Husni menjelaskan bahwa Jaliden bermain tunggal untuk aksi melarikan dirinya. Kemudian, petugas keamanan Lapas melakukan pemeriksaan seluruh bagian ruang sel yang dihuni Jiden.

“Kita lakukan pemeriksaan, bersangkutan melarikan diri dari ventilasi kamar bagian belakang ruang sel tersebut. Tapi, kita tidak menemukan gergaji besi yang digunakan untuk melarikan diri,” kata Husni.

Husni memperkira Jiden sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk melarikan diri tersebut.”Dia setelah menggerjai ventilasi besi. Kemudian, loncat ketembok tinggi Lapas dan turun menggunakan sambungan kain yang sudah dipersiapkan,” jelas Husni.

Pihak keamanan Lapas sudah melakukan pemeriksaan sejumlah napi atas kaburnya napi yang dihukum 14 tahun penjara, denda Rp 1 Miliar, subsider 2 bulan kurungan penjara.”Jiden terjerat kasus gaja, yang ditangkap Polrestabes Medan pada tahun 2014 lalu. Kini, sudah menjalani hukuman sekitar 3 tahun,”tuturnya.

Husni menambahkan dirinya sudah melakukan kordinasi dan melaporkan kabur napi tersebut, kepada pihak kepolisian di Polsek Helvetia.”Kita dan polisi masih melakukan pengejaran dan memburuh wargabinaan itu,” tuturnya.

Untuk mengamankan TKP, Husni menyebutkan mengkosongkan sementara sel penjara itu ke sel kamar lainnya.”Sudah dipindahkan dan untuk mempermudah polisi melakukan olah TKP,” tandasnya.

Disisi lain, Husni juga mengeluhkan soal petugas sipir yang sangat minim dibandingan jumlah napi yang sudah overkapasitas. Dengan itu, dia meminta tambahan petugas sipir untuk menjaga dan mengawasi napi di Lapas tersebut.

“Saat kejadian itu, petugas sipir ada 15 orang bertugas. 1 petugas menjaga wargabinaan yang sakit di rumah sakit. Jadinya, saat itu petugas 14 orang untuk mengawasi 3 ribu wargabinaan,” jelasnya.

Untuk saat ini, petugas yang ada sebanyak 60 orang yang bertugas di Lapas Tanjung Gusta Medan. Sementara untuk pengamanan ada 34 titik yang harus dijaga. Perharinya, ada 3 regu, untuk setiap regunya ada 15 orang.”Idealnya, 1 petugas mengawas 3 orang wargabinaan. Ini tidak ideal. Makanya, kita maksimalkan petugas yang ada lah,” tuturnya. (gus/ila)

 

 

 

 

AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah pegawai berdiri didepan pintu masuk Rumah Tahanan (Rutan) Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pihak Lapas Kelas IA Tanjung Gusta Medan langsung ‘menyeser’ alias melakukan pemeriksaan secara internal terhadap petugas sipir, terkait kaburnya Risiden alias Jaliden alias Jiden, seorang narapidana (Napi) dari Lapas tersebut.

Kepala Pengamanan Lapas Kelas IA Tanjung Gusta Medan, Muda Husni mengatakan, dari hasil pemeriksaan secara lisan, petugas sipir hendak membanguni wargabinaan yang muslim untuk Salat Subuh berjamaah. Jiden sendiri menghuni ruang kamar M 16, Lantai II Gedung T5 Lapas Tanjung Gusta Medan

“Petugas di lantai dua itu, cuma ada satu untuk mengawasi seluruh wargabinaan itu. Setelah dicek untuk salat subuh, sudah tidak didapati si Jiden. Hal itu diketahui dari tamping (Tahan pendamping). Setelah dikontrol tidak ada,” ungkap Husni, kepada Sumut Pos, Kamis (20/4) siang.

Napi yang kabur tersebut, merupakan warga Medan ini. Diketahui setelah dicek di bagian kamar sel, trali besi ventilasi sudah jebol.”Langsung tamping itu, melapor ke petugas sipir,” jelasnya.

Husni menjelaskan bahwa Jaliden bermain tunggal untuk aksi melarikan dirinya. Kemudian, petugas keamanan Lapas melakukan pemeriksaan seluruh bagian ruang sel yang dihuni Jiden.

“Kita lakukan pemeriksaan, bersangkutan melarikan diri dari ventilasi kamar bagian belakang ruang sel tersebut. Tapi, kita tidak menemukan gergaji besi yang digunakan untuk melarikan diri,” kata Husni.

Husni memperkira Jiden sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk melarikan diri tersebut.”Dia setelah menggerjai ventilasi besi. Kemudian, loncat ketembok tinggi Lapas dan turun menggunakan sambungan kain yang sudah dipersiapkan,” jelas Husni.

Pihak keamanan Lapas sudah melakukan pemeriksaan sejumlah napi atas kaburnya napi yang dihukum 14 tahun penjara, denda Rp 1 Miliar, subsider 2 bulan kurungan penjara.”Jiden terjerat kasus gaja, yang ditangkap Polrestabes Medan pada tahun 2014 lalu. Kini, sudah menjalani hukuman sekitar 3 tahun,”tuturnya.

Husni menambahkan dirinya sudah melakukan kordinasi dan melaporkan kabur napi tersebut, kepada pihak kepolisian di Polsek Helvetia.”Kita dan polisi masih melakukan pengejaran dan memburuh wargabinaan itu,” tuturnya.

Untuk mengamankan TKP, Husni menyebutkan mengkosongkan sementara sel penjara itu ke sel kamar lainnya.”Sudah dipindahkan dan untuk mempermudah polisi melakukan olah TKP,” tandasnya.

Disisi lain, Husni juga mengeluhkan soal petugas sipir yang sangat minim dibandingan jumlah napi yang sudah overkapasitas. Dengan itu, dia meminta tambahan petugas sipir untuk menjaga dan mengawasi napi di Lapas tersebut.

“Saat kejadian itu, petugas sipir ada 15 orang bertugas. 1 petugas menjaga wargabinaan yang sakit di rumah sakit. Jadinya, saat itu petugas 14 orang untuk mengawasi 3 ribu wargabinaan,” jelasnya.

Untuk saat ini, petugas yang ada sebanyak 60 orang yang bertugas di Lapas Tanjung Gusta Medan. Sementara untuk pengamanan ada 34 titik yang harus dijaga. Perharinya, ada 3 regu, untuk setiap regunya ada 15 orang.”Idealnya, 1 petugas mengawas 3 orang wargabinaan. Ini tidak ideal. Makanya, kita maksimalkan petugas yang ada lah,” tuturnya. (gus/ila)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/