29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Hukum Polisi yang Main-mainkan Senjata

Kelalaian personel Sabhara Polresta Medan bahagian Ba Sat Pam Objek Vital Briptu Vico Panjaitan dalam menggunakan senjata api laras panjang jenis SSI V2, yang menewaskan seorang cleaning service BRI Cabang Putri Hijau, mengundang perhatian banyak pihak, termasuk kalangan anggota dewan. Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Medan Juliandi Siregar meminta aparat penegak hukum dapat melaksanakan proses hukum sesuai prosedur dan menjatuhkan hukuman seadil-adilnya. Berikut petikan wawancara wartawan koran ini Adlansyah Nasution dengan Juliandi Siregar, kemarin.

Bagaimana Abang menanggapi kasus tertembaknya pegawai cleaning service BRI Cabang Putri Hijau?
Sebagaimana kita ketahui, proses hukumnya sudah berjalan. Jadi, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Seharusnya, personel Polri mengejar prestasi agar bisa dikatakan profesional, bukan bermain-main dengan senjata yang bisa menghilangkan nyawa orang lain. Jadi, sudah tergambar kalau personel tersebut kurang profesional, karena senjata bukan untuk main-main.

Untuk Proses hukumnya bagaimana?

Proses hukum pidananya harus berjalan. Sedangkan untuk saksi kode etik Polri juga harus diberikan kepada personel tersebut. Agar kasus ini jangan terulang lagi, untuk pihak keluarga korban jangan mudah untuk diajak berdamai dengan iming-iming sesuatu atau lainnya. Ini dimaksudkan agar proses hukum dapat berjalan dan dipelaku dijatuhkan hukuman yang setimpal dan seadil-adilnya. Tapi, itupun berpulang kepada keluarga korban. Tapi kalau menurut saya, lebih baik si pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku.

Kasus penembakan ini mungkin menjadi pelajaran bagi aparat kepolisian yang memegang senjata. Bagaimana menurut Anda?

Ya, saya sepakat. Seorang personel Polri bila ingin mendapatkan senjata api harus melalui tes dan sesuai prosedur. Untuk itu, diharapkan pengawasan terhadap personel yang menggunakan senjata api diperketat. Jika ada personel yang suka memamerkan senjata api miliknya, harus diberi teguran keras. Ini dimaksudkan agar jangan main-main dengan senjata api. Jadi, gunakan senjata itu untuk yang bermanfaat, jangan senjata itu hanya untuk dipamerkan kepada warga sipil. Karena ini dapat berdampak negatif. Misalnya, ketika warga melihat seorang penjahat yang membawa senjata api, bisa saja masyarakat beranggapan kalau itu adalah anggota Polri yang sedang dalam penyamaran.

Menurut Anda, sudah seperti apa kinerja aparat kepolisian saat ini?

Saya melihat, sudah ada perkembangan. Sudah mulai baik. Pengungkapan kasus yang ditangani juga sudah cepat. Tapi ada juga kasus-kasus lama yang belum terungkap. Untuk itu, kita berharap aparat kepolisian dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam melindungi dan melayani masyarakat serta mampu memberikan rasa aman dan nyaman. (*)

Kelalaian personel Sabhara Polresta Medan bahagian Ba Sat Pam Objek Vital Briptu Vico Panjaitan dalam menggunakan senjata api laras panjang jenis SSI V2, yang menewaskan seorang cleaning service BRI Cabang Putri Hijau, mengundang perhatian banyak pihak, termasuk kalangan anggota dewan. Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Medan Juliandi Siregar meminta aparat penegak hukum dapat melaksanakan proses hukum sesuai prosedur dan menjatuhkan hukuman seadil-adilnya. Berikut petikan wawancara wartawan koran ini Adlansyah Nasution dengan Juliandi Siregar, kemarin.

Bagaimana Abang menanggapi kasus tertembaknya pegawai cleaning service BRI Cabang Putri Hijau?
Sebagaimana kita ketahui, proses hukumnya sudah berjalan. Jadi, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Seharusnya, personel Polri mengejar prestasi agar bisa dikatakan profesional, bukan bermain-main dengan senjata yang bisa menghilangkan nyawa orang lain. Jadi, sudah tergambar kalau personel tersebut kurang profesional, karena senjata bukan untuk main-main.

Untuk Proses hukumnya bagaimana?

Proses hukum pidananya harus berjalan. Sedangkan untuk saksi kode etik Polri juga harus diberikan kepada personel tersebut. Agar kasus ini jangan terulang lagi, untuk pihak keluarga korban jangan mudah untuk diajak berdamai dengan iming-iming sesuatu atau lainnya. Ini dimaksudkan agar proses hukum dapat berjalan dan dipelaku dijatuhkan hukuman yang setimpal dan seadil-adilnya. Tapi, itupun berpulang kepada keluarga korban. Tapi kalau menurut saya, lebih baik si pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku.

Kasus penembakan ini mungkin menjadi pelajaran bagi aparat kepolisian yang memegang senjata. Bagaimana menurut Anda?

Ya, saya sepakat. Seorang personel Polri bila ingin mendapatkan senjata api harus melalui tes dan sesuai prosedur. Untuk itu, diharapkan pengawasan terhadap personel yang menggunakan senjata api diperketat. Jika ada personel yang suka memamerkan senjata api miliknya, harus diberi teguran keras. Ini dimaksudkan agar jangan main-main dengan senjata api. Jadi, gunakan senjata itu untuk yang bermanfaat, jangan senjata itu hanya untuk dipamerkan kepada warga sipil. Karena ini dapat berdampak negatif. Misalnya, ketika warga melihat seorang penjahat yang membawa senjata api, bisa saja masyarakat beranggapan kalau itu adalah anggota Polri yang sedang dalam penyamaran.

Menurut Anda, sudah seperti apa kinerja aparat kepolisian saat ini?

Saya melihat, sudah ada perkembangan. Sudah mulai baik. Pengungkapan kasus yang ditangani juga sudah cepat. Tapi ada juga kasus-kasus lama yang belum terungkap. Untuk itu, kita berharap aparat kepolisian dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam melindungi dan melayani masyarakat serta mampu memberikan rasa aman dan nyaman. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/