30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Gempa Guncang Nias Barat dan Simeulue

Gempa-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pascagempa 7,1 SR yang melanda Meksiko, gempa juga mengguncang wilayah Nias Barat – Sumut, Rabu, 20 September 2017, pukul 20:17:32 WIB.

“Analisis BMKG menunjukkan, gempabumi tektonik berkekuatan 4.2 SR itu berlokasi dengan posisi episenter pada koordinat 1,00 LU dan 97,18 BT, tepatnya pada jarak 33 km Barat Daya Nias Barat, Sumut, pada kedalaman 10 km,” kata Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan,
Edison Kurniawan, S.Si, M.Si, dalam rilisnya kemarin.

Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan sementara dari Stageof Gunung Sitoli, gempabumi ini dirasakan di Sirombu Nias Barat dengan intensitas gempabumi II SIG-BMKG (II-III MMI). Namun sampai saat ini belum ada laporan kerusakan dari lapangan.

Dari hasil observasi BBMKG Wilayah I Medan, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal, yang diakibatkan oleh aktivitas Zona Subduksi antara Lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia.

“Kepada masyarakat di sekitar wilayah Nias Barat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bertangjungjawab,” katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk mengikuti arahan Pemerintah daerah melalui BPBD dan mengikuti perkembangan informasi gempabumi susulan dari BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya dihimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Kemudian hari ini, Kamis 21 September 2017 pukul 09:09:31 Wib, gempa lebih kuat dengan magnitudo 5.2 SR, melanda Kabupatem Simeuleu Aceh, berlokasi di 0.34 LU,92.24 BT (492 km BaratDaya Simeulue, dengan kedalaman 10 Km. (Rel/mea)

Gempa-ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sehari pascagempa 7,1 SR yang melanda Meksiko, gempa juga mengguncang wilayah Nias Barat – Sumut, Rabu, 20 September 2017, pukul 20:17:32 WIB.

“Analisis BMKG menunjukkan, gempabumi tektonik berkekuatan 4.2 SR itu berlokasi dengan posisi episenter pada koordinat 1,00 LU dan 97,18 BT, tepatnya pada jarak 33 km Barat Daya Nias Barat, Sumut, pada kedalaman 10 km,” kata Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan,
Edison Kurniawan, S.Si, M.Si, dalam rilisnya kemarin.

Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan sementara dari Stageof Gunung Sitoli, gempabumi ini dirasakan di Sirombu Nias Barat dengan intensitas gempabumi II SIG-BMKG (II-III MMI). Namun sampai saat ini belum ada laporan kerusakan dari lapangan.

Dari hasil observasi BBMKG Wilayah I Medan, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal, yang diakibatkan oleh aktivitas Zona Subduksi antara Lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia.

“Kepada masyarakat di sekitar wilayah Nias Barat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bertangjungjawab,” katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk mengikuti arahan Pemerintah daerah melalui BPBD dan mengikuti perkembangan informasi gempabumi susulan dari BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya dihimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Kemudian hari ini, Kamis 21 September 2017 pukul 09:09:31 Wib, gempa lebih kuat dengan magnitudo 5.2 SR, melanda Kabupatem Simeuleu Aceh, berlokasi di 0.34 LU,92.24 BT (492 km BaratDaya Simeulue, dengan kedalaman 10 Km. (Rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/