30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Gak Harus Cantik… ‘Kan Bisa Operasi Plastik

Prostitusi online-Ilustrasi
Prostitusi online-Ilustrasi

W mengaku pernah dibawa seorang pejabat untuk menemani liburan ke luar negeri. Saat seperti itu, biasanya dia panen banyak.

————————————
AFIAT ANANDA, Pekanbaru
————————————
“Kalau ke luar negeri beda. Saya minta lebih. Biasanya juga dikasih lebih. Kayak dibelikan handphone, dikasih DP mobil, dibayarin uang kontrakan. Ya gitu-gitulah,” terangnya.

Hal itu menurutnya merupakan sesuatu yang biasa. Bahkan rata-rata teman perempuan W, baik teman satu kampus atau yang dikenalnya diluar juga melakukan hal yang sama. Demi memperoleh banyak uang dan bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup kekinian. “Ya ga harus cantik. Kan bisa perawatan tiap hari. Jadi cantik juga. Temen aku ada yang sampai dibiayai oplas (operasi plastik,Red) biar lebih cantik,”tambahnya.

Prostitusi online yang dilakukan oleh W dan remaja lainnya ternyata memiliki dampak psikologis yang sangat buruk. Karena jika sudah melakukan kegiatan prostitusi selama berulang-ulang maka secara tidak sadar si pelaku akan menikmati pekerjaannya itu. Seperti yang diungkapkan salah seorang Dosen Psikologi Universitas Islam Negri (UIN) Suska Desma Husni.

“Dilihat dari tugas perkembangan, itu belum tugasnya untuk mencari nafkah,” jelas Desma ketika ditanya mengenai hubungan pekerjaan tersebut dengan tuntutan ekonomi.

Menurutnya pelaku biasanya meniru (imitasi) baik dari orangtua ataupun mucikari yang mempekerjakannya. Sehingga dapat menjadikannya seperti orang dewasa. Bahkan, mereka melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang dewasa, contohnya praktik prostitusi.

Dijelaskan Desma lebih jauh, adapun efeknya bagi si anak yaitu traumatik psikologi. Yang berefek ke masa depan si anak. Seperti trauma dalam pernikahan. Karena merasa dirinya tidak bersih lagi. Kemudian terjadinya penyimpangan arah sex (disorientasi sexual) seperti bisexual dan sodomi. Tak hanya itu, efek yang sangat menakutkan jika tidak ditangani dengan cepat dan benar, si anak akan menjadi mata rantai yang akan mencari korban sehingga menjadi pelaku yang sebenarnya.

Praktik prostitusi sebetulnya tidak terjadi melewati dunia maya semata. Pada kenyataannya, praktik secara langsung dan terbuka juga banyak berlangsung. Namun, media cyber yang berkembang pesat membuat praktik esek-esek itu jadi lebih mudah. Bahkan yang sebelumnya tidak berniat, akhirnya terjebak ke dalam dunia prostitusi.

Prostitusi online-Ilustrasi
Prostitusi online-Ilustrasi

W mengaku pernah dibawa seorang pejabat untuk menemani liburan ke luar negeri. Saat seperti itu, biasanya dia panen banyak.

————————————
AFIAT ANANDA, Pekanbaru
————————————
“Kalau ke luar negeri beda. Saya minta lebih. Biasanya juga dikasih lebih. Kayak dibelikan handphone, dikasih DP mobil, dibayarin uang kontrakan. Ya gitu-gitulah,” terangnya.

Hal itu menurutnya merupakan sesuatu yang biasa. Bahkan rata-rata teman perempuan W, baik teman satu kampus atau yang dikenalnya diluar juga melakukan hal yang sama. Demi memperoleh banyak uang dan bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup kekinian. “Ya ga harus cantik. Kan bisa perawatan tiap hari. Jadi cantik juga. Temen aku ada yang sampai dibiayai oplas (operasi plastik,Red) biar lebih cantik,”tambahnya.

Prostitusi online yang dilakukan oleh W dan remaja lainnya ternyata memiliki dampak psikologis yang sangat buruk. Karena jika sudah melakukan kegiatan prostitusi selama berulang-ulang maka secara tidak sadar si pelaku akan menikmati pekerjaannya itu. Seperti yang diungkapkan salah seorang Dosen Psikologi Universitas Islam Negri (UIN) Suska Desma Husni.

“Dilihat dari tugas perkembangan, itu belum tugasnya untuk mencari nafkah,” jelas Desma ketika ditanya mengenai hubungan pekerjaan tersebut dengan tuntutan ekonomi.

Menurutnya pelaku biasanya meniru (imitasi) baik dari orangtua ataupun mucikari yang mempekerjakannya. Sehingga dapat menjadikannya seperti orang dewasa. Bahkan, mereka melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang dewasa, contohnya praktik prostitusi.

Dijelaskan Desma lebih jauh, adapun efeknya bagi si anak yaitu traumatik psikologi. Yang berefek ke masa depan si anak. Seperti trauma dalam pernikahan. Karena merasa dirinya tidak bersih lagi. Kemudian terjadinya penyimpangan arah sex (disorientasi sexual) seperti bisexual dan sodomi. Tak hanya itu, efek yang sangat menakutkan jika tidak ditangani dengan cepat dan benar, si anak akan menjadi mata rantai yang akan mencari korban sehingga menjadi pelaku yang sebenarnya.

Praktik prostitusi sebetulnya tidak terjadi melewati dunia maya semata. Pada kenyataannya, praktik secara langsung dan terbuka juga banyak berlangsung. Namun, media cyber yang berkembang pesat membuat praktik esek-esek itu jadi lebih mudah. Bahkan yang sebelumnya tidak berniat, akhirnya terjebak ke dalam dunia prostitusi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/