30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Awalnya Dingin, Makin Lama Panas dan Pedih

Foto: Johannes/BatamPos Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan menjenguk Kamdani, warga Batam yang tertembak peluru nyasar dalam bentrok antar TNI dan Brimob, di rumah sakit Otorita Batam, Kamis, (20/11/2014).  Peluru menembus paha kanannya.
Foto: Johannes/BatamPos
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan menjenguk Kamdani, warga Batam yang tertembak peluru nyasar dalam bentrok antar TNI dan Brimob, di rumah sakit Otorita Batam, Kamis, (20/11/2014). Peluru menembus paha kanannya.

SUMUTPOS.CO – Kamdani, pekerja bangunan di SDIT Insan Harapan Tembesi lagi bernasib sial malam kemarin saat terjadi baku tembak antara TNI Yonif I34 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri di Mako Brimob Tembesi, Rabu (19/11) malam. Saat lagi asyik ngobrol dan nongkrong dengan rekan kerjanya, Suwito di tempat kerjanya SDIT Insan Harapan lantai III, paha kanan Kamdani tertembus timah panas yang nyasar. Padahal jarak antara gedung sekolah dengan Mako Brimob lebih dari 1,5 kilometer.

“Awalnya waktu lagi asyik ngobrol sama Suwito, lagi posisi duduk tak ada apa-apa. Terus saya coba berdiri, mendadak di paha kanan kaki saya seperti kena ketapel. Saya kaget terus tanya ke Suwito, ‘paha saya kena apa To?,” ujar ayang dua anak ini.

Setelah diperhatikan, Suwitopaha melihat kanan Kamdani bercucuran darah. Kamdani langsung membopong Suwito untuk diajak turun dari lantai III.

“Rasanya pertama kali kena peluru nyasar itu dingin. Tapi makin lama terasa panas dan perih. Makanya saya minta dibopong saja karena sakit tak kuat kalau saya jalan sendiri,” terang Kamdani.

Belum menuruni anak tangga, darah Kamdani mengucur makin deras. Suwito lantas berusaha mencari pengikat untuk mengikat paha kanan Kamdani, sekadar menghentikan cucuran darah. Lambat laun aliran darah berhenti setelah kaki Suwito diikat dengan selang plastik air

Suwito lantas menggendong Kamdani untuk turun. Belum jauh melangkah, satu peluru lagi berdesing dan mengenai spandek di lantai III, persis di sebelah Suwito. Tak mau ada peluru nyasar lagi menembus tubuh mereka, Suwito bergegas turun sembari menggendong Kamdani.

Sampai di lantai dasar, tubuh Kamdani lemah total karena banyaknya darah yang keluar. Suwito lantas menghentikan metrotrans, angkot yang kebetulan tengah melintas, dan membawa Kamdani ke RSUD Embung Fatimah.

Namun di rumah sakit, Kamdani ditolak pihak medis dengan alasan belum ada alat rontgennya. Kamdani pun diarahkan untuk pergi ke RSOB-BP Batam, rumah sakit milik Otorita Batam.

Di RSOB-BP Batam, Kamdani langsung ditangani pihak medis di ruang IGD dan selanjutnya Kamdani di rawat inap diruang Teratai kamar nomor 4 RSOB-BP Batam.

Di ruang perawatan, Kamdani hanya ditunggui oleh kawannya Suwito. Karena Kamdani di Batam tak punya saudara.

Kepada Batam Pos (grup SUMUTPOS.co), Kamdani mengaku belum memberi kabar istrinya yang dikampungnya di Kediri. “Saya takut jadi beban istri saya. Makanya saya pilih diam saja,” kata Kamdani.

Kamdani sendiri baru dua bulan ini masuk ke Batam. Bekerja sebagai buruh bangunan di gedung SDIT Insan Harapan pun baru 15 hari.

Pantauan Batam Pos di ruang perawatan Teratai 4, Kamdani nampak dibesuk mantan anggota DPRD Batam, sekaligus Cagub Kepri, Riki Syolihin serta Walikota Batam, Ahmad Dahlan. Kamdani merasa setelah diberitahu kalau seluruh biaya pengobatan dan operasi pengangkatan peluru ditanggung Pemko Batam.

Sebelum meninggalkan RSOB Riki begitu juga Ahmad Dahlan menyempatkan memberikan bantuan berupa uang tunai untuk keperluan biaya Kamdani.

Sampai berita ini diketik, Kamdani masih belum bisa dioperasi pengangkatan peluru di paha kanannya. Pasalnya saat dicek, tekanan darahnya terlalu tinggi, terlalu berisiko untuk menjalani operasi. Direncanakan operasi pengangkatan proyektil akan dilakukan pagi ini. (gas/rpg/tom)

Foto: Johannes/BatamPos Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan menjenguk Kamdani, warga Batam yang tertembak peluru nyasar dalam bentrok antar TNI dan Brimob, di rumah sakit Otorita Batam, Kamis, (20/11/2014).  Peluru menembus paha kanannya.
Foto: Johannes/BatamPos
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan menjenguk Kamdani, warga Batam yang tertembak peluru nyasar dalam bentrok antar TNI dan Brimob, di rumah sakit Otorita Batam, Kamis, (20/11/2014). Peluru menembus paha kanannya.

SUMUTPOS.CO – Kamdani, pekerja bangunan di SDIT Insan Harapan Tembesi lagi bernasib sial malam kemarin saat terjadi baku tembak antara TNI Yonif I34 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri di Mako Brimob Tembesi, Rabu (19/11) malam. Saat lagi asyik ngobrol dan nongkrong dengan rekan kerjanya, Suwito di tempat kerjanya SDIT Insan Harapan lantai III, paha kanan Kamdani tertembus timah panas yang nyasar. Padahal jarak antara gedung sekolah dengan Mako Brimob lebih dari 1,5 kilometer.

“Awalnya waktu lagi asyik ngobrol sama Suwito, lagi posisi duduk tak ada apa-apa. Terus saya coba berdiri, mendadak di paha kanan kaki saya seperti kena ketapel. Saya kaget terus tanya ke Suwito, ‘paha saya kena apa To?,” ujar ayang dua anak ini.

Setelah diperhatikan, Suwitopaha melihat kanan Kamdani bercucuran darah. Kamdani langsung membopong Suwito untuk diajak turun dari lantai III.

“Rasanya pertama kali kena peluru nyasar itu dingin. Tapi makin lama terasa panas dan perih. Makanya saya minta dibopong saja karena sakit tak kuat kalau saya jalan sendiri,” terang Kamdani.

Belum menuruni anak tangga, darah Kamdani mengucur makin deras. Suwito lantas berusaha mencari pengikat untuk mengikat paha kanan Kamdani, sekadar menghentikan cucuran darah. Lambat laun aliran darah berhenti setelah kaki Suwito diikat dengan selang plastik air

Suwito lantas menggendong Kamdani untuk turun. Belum jauh melangkah, satu peluru lagi berdesing dan mengenai spandek di lantai III, persis di sebelah Suwito. Tak mau ada peluru nyasar lagi menembus tubuh mereka, Suwito bergegas turun sembari menggendong Kamdani.

Sampai di lantai dasar, tubuh Kamdani lemah total karena banyaknya darah yang keluar. Suwito lantas menghentikan metrotrans, angkot yang kebetulan tengah melintas, dan membawa Kamdani ke RSUD Embung Fatimah.

Namun di rumah sakit, Kamdani ditolak pihak medis dengan alasan belum ada alat rontgennya. Kamdani pun diarahkan untuk pergi ke RSOB-BP Batam, rumah sakit milik Otorita Batam.

Di RSOB-BP Batam, Kamdani langsung ditangani pihak medis di ruang IGD dan selanjutnya Kamdani di rawat inap diruang Teratai kamar nomor 4 RSOB-BP Batam.

Di ruang perawatan, Kamdani hanya ditunggui oleh kawannya Suwito. Karena Kamdani di Batam tak punya saudara.

Kepada Batam Pos (grup SUMUTPOS.co), Kamdani mengaku belum memberi kabar istrinya yang dikampungnya di Kediri. “Saya takut jadi beban istri saya. Makanya saya pilih diam saja,” kata Kamdani.

Kamdani sendiri baru dua bulan ini masuk ke Batam. Bekerja sebagai buruh bangunan di gedung SDIT Insan Harapan pun baru 15 hari.

Pantauan Batam Pos di ruang perawatan Teratai 4, Kamdani nampak dibesuk mantan anggota DPRD Batam, sekaligus Cagub Kepri, Riki Syolihin serta Walikota Batam, Ahmad Dahlan. Kamdani merasa setelah diberitahu kalau seluruh biaya pengobatan dan operasi pengangkatan peluru ditanggung Pemko Batam.

Sebelum meninggalkan RSOB Riki begitu juga Ahmad Dahlan menyempatkan memberikan bantuan berupa uang tunai untuk keperluan biaya Kamdani.

Sampai berita ini diketik, Kamdani masih belum bisa dioperasi pengangkatan peluru di paha kanannya. Pasalnya saat dicek, tekanan darahnya terlalu tinggi, terlalu berisiko untuk menjalani operasi. Direncanakan operasi pengangkatan proyektil akan dilakukan pagi ini. (gas/rpg/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/